Bareksa Insight : Pasar Menanti Putusan The Fed dan BI, Investor Bisa Terapkan Strategi Ini
The Fed menggelar rapat pada 20-21 September dan BI pada 21-22 September 2022
The Fed menggelar rapat pada 20-21 September dan BI pada 21-22 September 2022
Bareksa.com - Tekanan beli dan jual di pasar saham cukup seimbang dan mendorong kenaikan terbatas IHSG sekitar 0,37% ke level 7.195,49 pada perdagangan kemarin (20/9/2022), setelah sepanjang pekan lalu melemah signifikan.
Menurut Tim Analis Bareksa, para pelaku pasar terlihat wait and see (menanti) menjelang rapat Bank Indonesia dan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) yang dilaksanakan hampir bersamaan pada pekan ini.
The Fed akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada Selasa-Rabu, 20-21 September 2022 waktu AS. Adapun BI melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu-Kamis, 21-22 September 2022.
Promo Terbaru di Bareksa
Tim Analis Bareksa menilai, meski suku bunga acuan dinaikkan dan pasar saham berpotensi melemah dalam jangka pendek, namun pemulihan ekonomi serta aktivitas masyarakat yang terus meningkat diproyeksikan dapat mendorong kinerja keuangan emiten, serta reksadana berbasis saham.
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Saham Turun Dalam, Reksadana Ini Masih Potensi Cuan
Sementara itu, imbal hasil (yield) acuan Obligasi AS sempat menyentuh level tertinggi di kisaran 3,5% karena potensi kenaikan agresif suku bunga acuan Negara Paman Sam sekitar 75-100 basis poin untuk bulan ini.
Hal ini seiring dengan kenaikan yield acuan Obligasi Pemerintah Indonesia yang kemarin ditutup melemah di level 7,2%. Pelaku pasar akan lebih berhati-hati untuk kembali berinvestasi di pasar obligasi hingga rilis kebijakan bank sentral berikutnya.
Reksadana pendapatan tetap cenderung bergerak variatif dengan penguatan terbatas di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 19/09/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7,2% pada 19 September 2022.
Lihat juga : Bareksa Insight : Surplus Neraca Dagang Rekor All Time High, Cuan Reksadana Ini Terbang
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Di tengah pelaku pasar yang sedang menanti rilis kebijakan bunga acuan The Fed dan BI, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan dua strategi ini agar kinerja investasinya tetap optimal :
1. Fluktuasi di pasar saham masih cukup tinggi menjelang rapat BI dan The Fed. Smart Investor bisa wait and see di pasar saham, serta bisa melakukan akumulasi secara bertahap di reksadana berbasis saham, jika IHSG dapat kembali bergerak ke level di bawah 7.100.
2. Yield acuan Obligasi Indonesia diproyeksikan masih cenderung melemah pekan ini, sehingga Smart Investor dapat tetap mencermati reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, serta diversifikasi investasi di reksadana pasar uang.
Simak juga : Bareksa Insight : Neraca Dagang Agustus Bisa Surplus Lagi, Topang Kinerja Reksadana Ini
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan oleh Smart Investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 19 September 2022)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 30,71%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 30,82%
Reksadana Saham
Schroder Dana Prestasi : 13,89%
Sucorinvest Sharia Equity Fund : 14,39%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 19 September 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 6,19%
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 4,9%
Imbal Hasil 3 Tahun (per 19 September 2022)
Reksadana Pasar Uang
Capital Money Market Fund : 17,28%
Syailendra Sharia Money Market Fund : 4,07%
Lihat juga : Bareksa Insight : Harga BBM Naik, Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Asing Masuk ke Obligasi Rp8 Triliun, Cuan Reksadana Ini Meroket
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.370,84 | 0,99% | 4,23% | 6,57% | 7,91% | 18,91% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.087,6 | 1,00% | 4,70% | 6,40% | 6,85% | 2,86% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.832,42 | 1,05% | 4,08% | 5,94% | 7,48% | 17,33% | 41,64% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.071,1 | 0,78% | 3,95% | 6,20% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.248,29 | 0,71% | 3,66% | 5,48% | 6,91% | 19,67% | 35,46% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.