Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
SBR014 tak hanya bisa dijadikan tempat untuk mengamankan keuntungan dari invetasi saham, namun juga bisa sebagai diversifikasi

SBR014 tak hanya bisa dijadikan tempat untuk mengamankan keuntungan dari invetasi saham, namun juga bisa sebagai diversifikasi
Bareksa.com - Saham-saham yang dinilai bakal jadi calon kuat penghuni baru indeks MSCI pada Agustus 2025 ramai disorot akhir-akhir ini. Mengutip Kontan (23/7), beberapa perusahaan sekuritas mengungkap saham-saham yang berpeluang masuk indeks yang jadi tolok ukur investor global dalam berinvestasi itu.
Di antaranya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), hingga PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Mengutip riset Samuel Sekuritas Indonesia, MSCI akan melakukan tinjauan indeks berikutnya pada 7 Agustus 2025, dengan perubahan yang berlaku pada 27 Agustus 2025. Tinjauan untuk indeks MSCI Indonesia akan mempertimbangkan likuiditas saham dan kapitalisasi pasar yang disesuaikan dengan free-float (FFMC).
Saham terafiliasi Konglomerat Prajogo Pangestu kini memenuhi syarat untuk masuk MSCI. Saham BREN, PTRO, dan CUAN tidak lagi dikeluarkan karena konsentrasi kepemilikan. Saham-saham ini akan dievaluasi berdasarkan metodologi MSCI Global Investable Market Index (GIMI) dalam tinjauan Agustus 2025. Berdasarkan estimasi, BREN harus diperdagangkan di atas Rp9.000 per saham agar memenuhi kriteria masuk.
Saham potensial jadi penghuni baru MSCI Indonesia Big Cap ialah DSSA berkat tingginya FFMC senilai US$6,6 miliar (minimal US$1,5 miliar), rata-rata nilai transaksi harian 12 bulan (ADTV) US$7,2 juta per hari (minimal US$2,5 juta per hari), serta rasio ATVR (Average Traded Value Ratio) 12 bulan yang telah melebihi batas 15%.
Dalam riset terpisah, Samuel Sekuritas menyebut SSIA berpeluang besar masuk dalam MSCI Small Cap Index, didorong oleh lonjakan harga saham 82% sepanjang bulan ini (MTD) setelah Djarum membeli 5,89% saham perusahaan,” tulis analis Samuel Sekuritas Ahnaf Yassar dan Prasetya Gunadi dalam risetnya (22/7).
Kenaikan harga saham ini mendorong kapitalisasi pasar free-float SSIA menjadi US$618 juta, jauh di atas ambang batas US$250 juta. Nilai rata-rata transaksi harian (ADTV) 12 bulan mencapai US$1,8 juta per hari, juga melebihi syarat minimal US$1 juta per hari, sementara rasio nilai rata-rata yang diperdagangkan (average traded value ratio/ATVR) 12 bulannya di atas batas minimal 10%.
Indeks MSCI adalah indeks yang diluncurkan oleh sebuah lembaga riset, MSCI – Morgan Stanley Capital Indonesia untuk mencerminkan pergerakan harga saham pada berbagai kategori yang dibentuk. Indeks MSCI, misalnya MSCI AC World indeks, indeks yang mencerminkan pergerakan harga saham untuk emiten yang ada di negara maju dan negara berkembang. Kemudian, terdapat MSCI Emerging Market Index, indeks yang mencerminkan pergerakan harga saham untuk emiten yang berada di negara-negara berkembang.
Baca juga: SSIA Dinilai Bisa Masuk Indeks MSCI, Catat Transaksi Jumbo di Pasar Nego, Apa Rekomendasinya?
Sumber: riset Samuel Sekuritas
Para pakar perencana keuangan menyarankan agar investor untuk mendiversifikasi investasinya guna meminimalisir risiko dan mengoptimalkan potensi cuan. Ada istilah populer don't put your eggs in one basket, atau jangan meletakkan telur-telur dalam satu keranjang. Ada beberapa instrumen investasi yang bisa kamu pilih sesuai profil risiko dan tujuan keuanganmu.
Saham merupakan instrumen investasi berisiko, karena berpotensi memberikan imbal hasil tinggi, sehingga risikonya juga tinggi. Untuk mengimbangi risiko itu, kamu perlu mempertimbangkan investasi di instrumen yang aman karena 100% dijamin negara dan cuan yakni Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR014.
SBR014 tak hanya bisa dijadikan tempat untuk mengamankan keuntungan dari invetasi di saham-saham calon penghuni MSCI, namun juga secara beriringan berinvestasi di dua instrumen sebagai diversifikasi. Dengan begitu, ketika pasar saham bergejolak dan mengalami kerugian, namun masih ada SBR014 yang jadi penyeimbang.
Baca juga: Mau Investasi Tapi Takut Risiko? Tangkis dengan 10 Tips Diversifikasi Ini
Kementerian Keuangan menetapkan imbal hasil SBR014 tenor 2 tahun atau SBR014T2 minimal 6,25% dan tenor 4 tahun atau SBR014T4 minimal 6,35%. Masa penawaran SBR014 berlangsung pada 14 Juli hingga 7 Agustus 2025. Kupon ini sangat menarik di tengah tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dan bunga deposito.
Daya tarik SBR014 karena kuponnya lebih menarik dari bunga deposito dan bahkan lebih tinggi dari imbal hasil (yield) SBN tenor yang sama di pasar sekunder. Mengutip data PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) (22/7), yield SBN di pasar sekunder untuk tenor 2 tahun hanya 5,87% dan tenor 4 tahun 6,08%, lebih rendah dari kupon yang ditawarkan SBR014.
Tabel: Yield SBN di Pasar Sekunder
Sumber: PHEI, data dikutip per 22/7/2025
Adapun saat ini bank-bank besar Tanah Air menawarkan bunga deposito rupiah tenor 12 bulan di kisaran 2,5-3%. Kemudian, Tingkat Bunga Penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk simpanan rupiah di level 4% berlaku periode 1 Juni-30 September 2025.
Baca juga: Cara Cerdas Kalahkan Inflasi, Siapkan Biaya Pendidikan S1 Anak di SBR014
Pajak kupon SBR014 juga lebih rendah hanya 10%, dibandingkan bunga deposito yang terkena pajak 20%. Setelah dipotong pajak, maka kupon bersih SBR014T2 jadi 5,63% dan imbal hasil bersih SBR014T4 jadi 5,72%. Nilai imbalan itu lebih besar 2 kali lipat dari bunga bersih deposito bank-bank besar di kisaran 2-2,4%.

Sumber: LPS, Bank BUMN, diolah Bareksa
Ditambah dengan fitur kupon floating with floor, investor tetap mendapatkan proteksi dari risiko penurunan suku bunga, sambil tetap berpeluang mendapatkan imbal hasil yang meningkat jika suku bunga acuan naik.
Apalagi usai Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan jadi 5,25% (16/7), bank sentral dalam pernyataannya juga membuka ruang penurunan BI Rate lagi di masa mendatang. Hal ini menyiratkan kupon SBN Ritel seri berikutnya berpeluang lebih rendah dari SBR014. Selain itu, tren penurunan suku bunga BI biasanya juga akan disusul penurunan bunga deposito perbankan. Sehingga, SBR014 akan jadi semakin menarik dibandingkan deposito.
Baca juga: BI Rate Turun Jadi 5,25%, Investasi SBR014 Semakin Menarik dari Deposito
Nilai investasi SBR014 minimal Rp1 juta dan kelipatannya. Maksimal investasi Rp5 miliar untuk SBR014T2 dan Rp10 miliar untuk SBR014T4. Sehingga kuota maksimal per investor senilai Rp15 miliar.
Keterangan | SBR014T2 | SBR014T4 |
|---|---|---|
Target | Rp15.000.000.000.000 (Rp15 triliun) | |
Penerbit | Pemerintah Republik Indonesia | |
Bentuk | Tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan | |
Masa Penawaran | Senin, 14 Juli s.d. Kamis, 7 Agustus 2025 | |
Tanggal Penetapan | Senin, 11 Agustus 2025 | |
Setelmen | Rabu, 13 Agustus 2025 | |
Pencatatan di Bursa | Kamis, 14 Agustus 2025 | |
Jatuh Tempo | 10 Agustus 2027 (Tenor 2 tahun) | 10 Agustus 2029 (Tenor 4 tahun) |
Nilai Nominal per Unit, Minimum Pemesanan & Kelipatan | Rp1.000.000, | |
Maksimum Pemesanan | Rp5.000.000.000 | Rp10.000.000.000 |
Jenis Kupon | Mengambang dengan kupon minimal (floating with floor) | |
Tingkat kupon | - 6,25% untuk tenor 2 tahun atau SBR014T2 dan 6,35% untuk tenor 4 tahun atau SBR014T4 (untuk periode 3 bulan pertama 13 Agustus - 10 November 2025) Berasal dari suku bunga acuan saat penetapan kupon ditambah fix spread yang ditetapkan. - Tingkat kupon untuk periode tiga bulan pertama tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor). - Tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo. | |
Sumber: Kemenkeu
Baca juga: Beli SBR014 di Bareksa, Ini Cara Bayar SBN Pakai Virtual Account Tokopedia hingga Rp10 Miliar
Imbal hasil bersih dari hasil investasi di SBR014 baik T2 dan T4 sebagaimana tertera dalam tabel berikut:
Investasi | Kupon per Bulan | Pajak 10% | Kupon Neto per Bulan |
|---|---|---|---|
1 Juta | 5.208 | 521 | 4.687 |
10 Juta | 52.080 | 5.208 | 46.872 |
100 Juta | 520.800 | 52.080 | 468.720 |
500 Juta | 2.604.000 | 260.400 | 2.343.600 |
1 Miliar | 5.208.000 | 520.800 | 4.687.200 |
5 Miliar | 26.040.000 | 2.604.000 | 23.436.000 |
Pembelian | Kupon per Bulan | Pajak 10% | Kupon Neto per Bulan |
|---|---|---|---|
1 Juta | 5.292 | 529 | 4.763 |
10 Juta | 52.920 | 5.292 | 47.628 |
100 Juta | 529.200 | 52.920 | 476.280 |
500 Juta | 2.646.000 | 264.600 | 2.381.400 |
1 Miliar | 5.292.000 | 529.200 | 4.762.800 |
5 Miliar | 26.460.000 | 2.646.000 | 23.814.000 |
10 Miliar | 52.920.000 | 5.292.000 | 47.628.000 |
Sumber: Kemenkeu
Baca juga: Cara Hitung Kupon Bersih SBR014 Bulanan, Passive Income hingga Rp71 Juta
Dengan investasi SBR014 di Super App Investasi Bareksa, berpeluang meraih triple cuan, yakni imbal hasil dari Kemenkeu dan hadiah cashback uang tunai dan Grand Prize dari Bareksa. Hadiah tersebut di antaranya:
- Investasi di SBR014 lebih dari Rp1 miliar hingga Rp15 miliar, akumulasi dua seri SBR014, dapat cashback reksadana hingga Rp50 juta. Hadiah tanpa kuota alias pasti dapat. Gunakan kode promo PLATSBR14
- Cashback tunai hingga Rp100.000 untuk investor baru (kode promo NEWSBR14)
- Cashback tunai hingga Rp50 juta untuk semua investor (kode promo BARSBR14)
- Grand Prize total Rp200 juta untuk investor setia Bareksa yang mengoleksi SBN 2025
- Plus cashback ekstra Rp10.000 untuk pembayaran via Tokopedia pakai kode: TKPDBAREKSA
Sebagai informasi, Super App Investasi Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
(Rahmat Hidayat/AM)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.197,09 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.147,41 | - | - | ||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.176,34 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.034,34 | - | - | - | - | - |

ST015T2
Syariahsukuk tabungan
Imbal Hasil/Th
5,2%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 20 hari
Jangka Waktu
2 tahun
Terjual 56%

ST015T4
Syariahsukuk tabungan
Imbal Hasil/Th
5,45%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 20 hari
Jangka Waktu
4 tahun
Terjual 19%
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.