SSIA Dinilai Bisa Masuk Indeks MSCI, Catat Transaksi Jumbo di Pasar Nego, Apa Rekomendasinya?
Harga saham SSIA melonjak 82% sepanjang Juli (MTD) setelah Djarum membeli sahamnya

Harga saham SSIA melonjak 82% sepanjang Juli (MTD) setelah Djarum membeli sahamnya
Bareksa.com - Saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dinilai berpeluang masuk indeks MSCI. Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia (22/7), potensi itu setelah Djarum mengakuisisi saham SSIA. MSCI akan mengumumkan hasil tinjauan indeks berikutnya pada 7 Agustus 2025, dan perubahan berlaku mulai 27 Agustus 2025.
“Berdasarkan penilaian kami, SSIA berpeluang besar masuk dalam MSCI Small Cap Index, didorong oleh lonjakan harga saham 82% sepanjang bulan ini (MTD) setelah Djarum membeli 5,89% saham perusahaan,” tulis analis Samuel Sekuritas Ahnaf Yassar dan Prasetya Gunadi dalam riset tersebut.
Kenaikan harga saham ini mendorong kapitalisasi pasar free-float SSIA menjadi US$618 juta, jauh di atas ambang batas US$250 juta. Nilai rata-rata transaksi harian (ADTV) 12 bulan mencapai US$1,8 juta per hari, juga melebihi syarat minimal US$1 juta per hari, sementara rasio nilai rata-rata yang diperdagangkan (average traded value ratio/ATVR) 12 bulannya di atas batas minimal 10%. Masuknya saham SSIA ke dalam indeks MSCI akan meningkatkan visibilitas di mata investor global dan menarik arus masuk dari dana indeks, yang dapat membalikkan tren jual asing menjadi beli bersih.
Promo Terbaru di Bareksa
Transaksi Jumbo di Pasar Nego
Pada perdagangan Rabu (23/7) saham SSIA ditutup melemah 1,92% jadi Rp2.560. Sebulan terakhir SSIA meroket 63% dan sejak awal tahun (YTD) melambung 128%. Meskipun melemah secara harian, namun sejatinya pada Selasa (22/7), terjadi transaksi jumbo di pasar nego atas saham SSIA. Menurut data anggota bursa, nilai transaksi negosiasi jumbo itu senilai Rp169,9 miliar di harga saham rata-rata Rp2.700, oleh Mandiri Sekuritas (CC) dari Ciptadana Sekuritas (KI).
Hal itu menunjukkan di pasar nego, SSIA justru diharga lebih tinggi dibandingkan di pasar reguler pada penutupan 22 Juli di harga Rp2.610.
Untuk diketahui, perusahaan Grup Djarum yakni Dwimuria Investama Andalan memborong 11,56 juta saham SSIA pada 18 dan 21 Juli 2025. Pada 18 Juli 2025, Dwimuria memborong 4,5 juta saham SSIA, di mana 3 juta lembar difasilitasi Verdhana Sekuritas Indonesia dan 1,5 juta saham difasilitasi BCA Sekuritas.
Transaksi berikutnya dilakukan pada 21 Juli, di mana Dwimuria kembali memborong 4,06 juta saham SSIA melalui via Verdhana Sekuritas 2,47 juta saham dan BCA sekuritas 1,59 juta saham. Secara akumulasi, total saham SSIA yang diakumulasi Dwimuria mencapai 317,3 juta saham atau 6,74%.
Tol Patimban Bisa Dongkrak Harga Tanah
Menurut Samuel Sekuritas, proyek Subang Smartpolitan milik SSIA akan mendapat keuntungan dari peningkatan konektivitas menuju Pelabuhan Patimban yang terletak sekitar 40 kilometer di utara. Jalan tol penghubung ini ditargetkan rampung pada 2026. Setelah selesai, waktu tempuh antara kawasan industri dan pelabuhan diperkirakan akan turun lebih dari 70%, dari 2 jam menjadi jauh lebih singkat. Hal ini diproyeksikan menarik lebih banyak investor ke Subang.
Menurut SSIA, harga jual rata-rata (ASP) tanah di kawasan industri sudah mencapai US$120 per meter persegi (m²), naik 50% secara tahunan (YoY). Sebagai pembanding, saat proyek tol Trans Jawa dimulai pada 2015 dan selesai pada 2018, harga tanah di Bekasi dan Karawang naik masing-masing 37% (menjadi Rp3 juta per m²) dan 39,8% (menjadi Rp2,5 juta per m²). Dengan rampungnya tol Patimban, diperkirakan ASP tanah di Subang Smartpolitan bisa naik sekitar 30%.
Selain itu, penyelesaian Tahap I-2 Pelabuhan Patimban yang dijadwalkan pada kuartal IV 2025 juga akan meningkatkan kapasitas pelabuhan menjadi 3,75 juta TEUs (+1.400%) dan 600 ribu CBU (+114%), memperkuat daya saing logistik kawasan tersebut.
Rekomendasi Saham SSIA
Selain potensi masuk MSCI Small Cap Index, Samuel Sekuritas memandang positif prospek SSIA didorong oleh proyeksi penjualan lahan yang kuat, yakni 60–70 hektare per tahun dalam beberapa tahun ke depan, didukung oleh 3 faktor utama:
- Infrastruktur tol dan pelabuhan Patimban
- Cadangan lahan terbesar di kawasan
- Biaya tenaga kerja termurah
Dari sisi valuasi, Samuel Sekuritas menggeser proyeksi ke 2026 untuk menangkap potensi kenaikan harga tanah secara lebih optimal. Hal ini menghasilkan target harga baru saham SSIA Rp4.000, dengan potensi kenaikan 38,4% dan rekomendasi BUY.
Meski begitu, Samuel Sekuritas memberikan catatan SSIA juga memiliki risiko yakni tantangan eksekusi proyek, keterlambatan pengembangan tol dan pelabuhan Patimban, serta potensi perubahan regulasi.
Tabel: Proyeksi dan Valuasi (pada harga penutupan Rp2.890 per saham)
Tahun Berakhir Desember | 2023A | 2024A | 2025F | 2026F | 2027F |
|---|---|---|---|---|---|
Pendapatan (Rp miliar) | 4.538 | 6.252 | 6.525 | 7.839 | 8.788 |
Laba Bersih (Rp miliar) | 177 | 234 | 303 | 535 | 617 |
EPS (Rp) | 37,5 | 49,8 | 64,4 | 113,8 | 131,1 |
Pertumbuhan EPS (%) | 0,4 | 32,6 | 29,3 | 76,8 | 15,2 |
Rasio P/E (kali) | 77,0 | 58,1 | 44,9 | 25,4 | 22,0 |
Rasio P/BV (kali) | 3,4 | 2,4 | 2,3 | 2,2 | 2,0 |
ROAE (%) | 4,1 | 3,8 | 3,7 | 6,3 | 6,9 |
ROAA (%) | 2,1 | 2,5 | 2,9 | 4,8 | 5,2 |
Rasio Gearing Bersih | 34,7 | Tidak tersedia | Tidak tersedia | Tidak tersedia | Tidak tersedia |
Sumber: Riset Samuel Sekuritas Indonesia
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.200,15 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,3 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,95 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,2 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.