Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana
Kenaikan bunga acuan BI diperlukan untuk meredam inflasi, serta menjaga nilai tukar rupiah agar tidak melemah signifikan
Kenaikan bunga acuan BI diperlukan untuk meredam inflasi, serta menjaga nilai tukar rupiah agar tidak melemah signifikan
Bareksa,com - Smart Investor dapat mencermati pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia yang diproyeksikan naik 0,25% dari sebelumnya 4,25% ke level 4,5% pada hari ini (20/10/2022).
Menurut Tim Analis Bareksa, proyeksi penaikkan bunga acuan BI dilakukan untuk meredam inflasi, serta menjaga nilai tukar rupiah agar tidak melemah signifikan. Kinerja pasar saham Tanah Air sepanjang pekan ini bergerak mendatar, menanti rilis bunga acuan BI, serta mencermati efeknya terhadap perekonomian dan kinerja keuangan emiten.
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Cermati Potensi Pelemahan Ekonomi China, Ini Strategi Investasi di Reksadana
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara itu, imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS), kemarin melemah ke level 4,1% karena pasar memperkirakan bunga acuan AS masih akan naik cukup agresif hingga 1,25% hingga akhir tahun 2022. Saat ini suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) berada di level 3 - 3,25%.
Kebijakan The Fed tersebut diproyeksikan akan mempengaruhi pelemahan pasar obligasi global, termasuk Indonesia serta mayoritas reksadana pendapatan tetap di dalam negeri.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Rabu (19/10) naik 0,38% ke level 6.860,42. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 19/10/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7,4%.
Lihat juga : Bareksa Insight : Investor Cari Peluang dari Penurunan IHSG, Ini Strategi Investasi Reksadana
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan potensi kenaikan bunga acuan BI dan masih agresifnya kebijakan moneter The Fed, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan 2 jurus ini agar investasinya di reksadana tetap cuan optimal :
1. Pekan ini, IHSG cenderung mendatar setelah melemah signifikan pekan lalu. Investor masih perlu mencermati pergerakan IHSG pasca rilis suku bunga BI, apakah tekanan jual memang sudah mereda atau belum. Jika memang lebih stabil, investor dapat melakukan akumulasi investasi bertahap di reksadana berbasis saham kapitalisasi besar (big caps) seperti di indeks LQ45 dan IDX30.
2. Tim Analis Bareksa menilai prediksi kenaikan suku bunga acuan BI pada hari ini dapat menjaga nilai tukar rupiah agar lebih stabil, sehingga pelemahan yield Surat Berharga Negara (SBN) akan sedikit teredam dalam jangka pendek. Smart Investor dapat wait and see (menanti) hasil rapat dewan gubernur BI hari ini sebelum kembali masuk ke reksadana pendapatan tetap.
Simak juga : Bareksa Insight : Neraca Dagang Bisa Tetap Surplus, ORI022 dan Reksadana Ini Bisa Dipilih
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 19 Oktober 2022)
Reksadana Pasar Uang
Syailendra Dana Kas : 14,89%
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 12,74%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 19 Oktober 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 5,4%
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 6,4%
Imbal Hasil 1 Tahun (per 19 Oktober 2022)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 8,78%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 8,59%
Reksadana Saham
TRIM Kapital : 9,82%
Batavia Dana Saham Syariah : 6,85%
Baca juga : Bareksa Insight : Inflasi AS Tertinggi dalam 40 Tahun, Investasi Cuan di ORI022 dan Reksadana
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Kupon Tinggi, ORI022 Investasi Tepat Saat Era Kenaikan Suku Bunga
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.383,98 | 0,27% | 4,10% | 7,65% | 8,38% | 19,56% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,17 | 0,35% | 4,25% | 7,06% | 7,42% | 3,33% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.081,97 | 0,58% | 3,99% | 7,31% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.848,33 | 0,52% | 3,87% | 6,88% | 7,37% | 17,88% | 40,95% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.277,74 | 0,82% | 3,98% | 6,89% | 7,33% | 20,30% | 35,72% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.