BeritaArrow iconBareksa NavigatorArrow iconArtikel

Bareksa Insight : Risiko Global Bayangi Pasar, Ini Reksadana yang Tahan Banting

Abdul Malik08 April 2022
Tags:
Bareksa Insight : Risiko Global Bayangi Pasar, Ini Reksadana yang Tahan Banting
Ilustrasi meningkatnya risiko global membuat pasar modal bergejolak, sehingga investor bisa mempertimbangkan investasi di instrumen yang tahan dari gejolak pasar. (Shutterstock)

Sektor keuangan dan barang baku menjadi penopang utama kenaikan pasar saham

Bareksa.com - Meski masih dibayangi risiko global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik terbatas sekitar 0,33 persen ke level 7.127,37 pada perdagangan kemarin (7/4/2022).

Menurut analisis Bareka, sektor keuangan dan barang baku menjadi penopang utama kenaikan pasar saham. Kondisi itu turut mendorong penguatan kinerja reksadana saham dan reksadana indeks yang berbasis di dua sektor tersebut. Melihat minimnya sentimen pada akhir pekan ini, pasar saham diproyeksikan masih akan bergerak terbatas.

Sementara itu, data cadangan devisa Indonesia turun US$2.3 miliar menjadi US$139,1 miliar pada Maret 2022. Penurunan tersebut karena kebutuhan pemerintah untuk membayar utang luar negeri.

Promo Terbaru di Bareksa

Namun nilai cadangan devisa per Maret dianggap masih cukup tinggi untuk menopang stabilitas ekonomi dalam negeri. Hal ini turut mendorong kenaikan tipis pasar obligasi serta kinerja mayoritas reksadana pendapatan tetap.

Berdasarkan data id.investing.com (diakses 07/04/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 6,8 persen pada 07 April 2022.

Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO

Apa yang bisa dilakukan Investor?

Cadangan devisa Indonesia per Maret 2022 setara dengan 7,2 kali pembiayaan impor nasional dan 7 kali pembiayaan impor dan utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut diatas standar kecukupan nasional sekitar 3 kali impor.

Menurut analisis Bareksa, sentimen yang cukup positif bagi pasar tersebut diproyeksikan dapat menopang kinerja pasar keuangan Indonesia hari ini, baik di pasar saham maupun obligasi.

Untuk pasar obligasi, imbal hasil (yield) acuan Surat Berharga Negara (SBN) diproyeksikan bergerak di rentang 6,7 - 6,8 persen menanti kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) bulan ini terkait kenaikan suku bunga acuan.

Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa

Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang dinilai tahan banting dan bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko moderat adalah sebagai berikut :

Imbal Hasil 3 Bulan (per 7 April 2022)

Reksadana Indeks

RHB SRI KEHATI Index Fund : 8,62 persen
BNP Paribas Sri Kehati : 8,46 persen

Reksadana Saham

Manulife Saham Andalan : 5,79 persen
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A : 4,67 persen

Imbal Hasil 3 Tahun (per 7 April 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A : 24,59 persen
TRAM Strategic Plus : 22,3 persen

Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua