BeritaArrow iconBareksa InsightArrow iconArtikel

Bareksa Insight : China Cabut Larangan Impor Batu Bara Australia, Ini Prospek Cuan Reksadana

Abdul Malik06 Januari 2023
Tags:
Bareksa Insight : China Cabut Larangan Impor Batu Bara Australia, Ini Prospek Cuan Reksadana
Ilustrasi pelonggaran larangan impor batu bara China dari Australia bisa berdampak pada kinerja industri Tanah Air dan pasar modal yakni IHSG dan reksadana. (Shutterstock)

Setelah selama 2 tahun terakhir China - Australia bersitegang, namun kini hubungan kedua negara mulai membaik

Bareksa.com - China dikabarkan akan melonggarkan larangan impor batu bara dari Australia, setelah selama 2 tahun terakhir kedua negara bersitegang, namun kini mulai membaik.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDCR) mengadakan pembicaraan pada Selasa (3/1/2023) tentang proposal untuk memungkinkan empat importir utama yakni China Baowu Steel Group Corp, China Datang Corp, China Huaneng Group Co dan China Energy Investment Corp guna melakukan pembelian baru tahun ini.

China merupakan konsumen utama batu bara dari Australia. Namun Negara Panda menerapkan larangan tidak resmi pada akhir 2020 akibat ketegangan kedua negara meningkat, karena berbagai masalah seperti seruan penyelidikan independen tentang asal-usul Virus Corona. Hal itu berimbas pada ekspor-impor batu bara kedua negara.

Promo Terbaru di Bareksa

Baca juga : Bareksa Insight : Risalah The Fed Ungkap Suku Bunga Tinggi di 2023, Ini Jurus Investasi Reksadana

Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini

Menyusul kabar ini, pada perdagangan Kamis (5/1/2023), harga batu bara kontrak Februari di pasar ICE Newcastle ditutup di US$372 per ton atau menguat 2,28% dari hari sebelumnya. Dalam 2 hari terakhir, harga batu bara naik 3,15%. Namun dalam sepekan dan sebulan terakhir, harga batu bara anjlok 2,2% dan 5,2%, sementara dalam setahun terakhir melesat 130,2%.

Menurut Tim Analis Bareksa, indonesia sebagai salah satu negara eksportir batu bara berpotensi mengalami penurunan pasar, akibat adanya pasokan batu bara dari Australia. Sehingga prediksi pelemahan harga batu bara bisa terjadi, dan berpotensi membuat pendapatan perusahaan pasir hitam Tanah Air tahun ini tertekan, meskipun masih tetap di level cukup tinggi.

Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (5/1/2023) turun 2,34% ke level 6.653,84. Berdasarkan data CNBC Indonesia, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia 10 tahun tercatat turun di level 6,996% pada Jum'at (06/01/2023) pukul 07.41 WIB, atau -0,029 poin.

Lihat juga : Bareksa Insight : Defisit APBN 2022 Terjaga di Bawah 3%, Cuan Reksadana Ini Bisa Melambung

Ingin Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini

Apa yang bisa dicermati dan dilakukan Smart Investor?

Mempertimbangkan pelonggaran impor batu bara China dari Australia yang bisa berdampak ke industri Tanah Air, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor mencermati dan menerapkan langkah berikut agar kinerja cuan investasinya tetap maksimal :

1. Tim Analis Bareksa menilai penurunan IHSG kemarin, merupakan koreksi yang terjadi akibat selama ini IHSG cukup tertopang oleh sektor energi, salah satunya saham perusahaan batu bara

2. Tim Analis Bareksa memprediksi ke depannya nilai surplus neraca perdagangan Indonesia akan sedikit lebih rendah dari 2022, akibat potensi melemahnya harga dan penurunan volume penjualan batu bara

3. Smart Investor direkomendasikan untuk fokus berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara di tengah fluktuasi pasar saham Indonesia saat ini.

4. Smart Investor juga disarankan untuk berinvestasi secara bertahap di reksadana saham dan reksadana indeks di tengah penurunan cukup dalam IHSG saat ini. Tim Analis Bareksa menilai level IHSG di 6.500-6.700 merupakan level cukup menarik untuk masuk dan berinvestasi di reksadana berbasis saham, dengan target akhir tahun di level 7.700-7.900.

Simak juga : Bareksa Insight : Inflasi RI di 2022 Capai 5,51%, Cuan Reksadana Ini Bisa Kalahkan Inflasi

Siapkan Dana Darurat dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini

Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko agresif dan moderat ialah sebagai berikut :

Imbal Hasil 1 Tahun (per 5 Januari 2023)

Reksadana Indeks

BNP Paribas Sri Kehati : 9,91%

Reksadana Saham

Schroder Dana Prestasi Plus : 9,21%

Reksadana Pendapatan Tetap

Trimegah Fixed Income Plan (termasuk dividen) : 6,68%

Baca juga : Bareksa Insight: Potensi January Effect 2023 dan Kinerja Reksadana Paling Cuan 2022

Raih Financial Freedom dengan Investasi Reksadana, Klik di Sini

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini

(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

​​

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua