Pembobotan Ulang IDX30, IDX80 dan LQ45, Begini Prospek Reksadana Indeks
Perubahan anggota indeks dari BEI juga harus diikuti manajer investasi (MI) terhadap produk reksadana indeks
Perubahan anggota indeks dari BEI juga harus diikuti manajer investasi (MI) terhadap produk reksadana indeks
Bareksa.com - Kinerja reksadana indeks dinilai akan terpengaruh langkah Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan pembobotan ulang atau rebalancing terhadap sejumlah indeks termasuk LQ45, IDX30, dan IDX80. Makanya, para manajer investasi (MI) bersiap mengatur ulang portofolio reksadana saham mereka yang mengacu pada indeks tersebut.
Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto mengatakan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan reksadana indeks hanya bisa memiliki aset saham yang menjadi anggota indeks. Makanya, perubahan anggota indeks dari BEI juga harus diikuti manajer investasi (MI) terhadap produk reksadana indeks.
"Para manajer investasi bisa mengeluarkan saham yang menurut kami tidak sesuai dengan strategi atau bisa digantikan dengan memperbesar bobot konstituen saham. Jadi kalau 1 saham bobot di suatu indeksnya 10 persen, aturannya MI bisa memasang bobot saham 80-120 persen yang berarti bisa sekitar 8-12 persen," kata dia dilansir Kontan (28/7/2021).
Promo Terbaru di Bareksa
Reksadana indeks diatur minimal harus memiliki konstituen saham anggota indeks sebesar 80 persen. Lebih lanjut Rudiyanto menjelaskan dalam melakukan rebalancing, tergantung pada jumlah kepemilikan saham tersebut. Makanya bisa membutuhkan waktu lebih dari satu hari.
Dia mencontohkan, bila harus menjual saham yang ikut keluar dari indeks dengan nilai Rp5 miliar hingga Rp10 miliar, bisa dalam sehari dilakukan karena termasuk nilai yang kecil. Sementara itu bila harus menjual saham senilai Rp50 miliar hingga Rp 70 miliar, maka harus dicicil.
"Likuiditas saham turut berpengaruh dalam proses rebalancing, harga saham bisa jadi menurun jika dijual langsung, jadi harus dicicil," jelas Rudiyanto.
Head of Investment Avrist Asset Management, Ika Pratiwi Rahayu mengatakan reksadana saham konvensional yang dikelola aktif juga bisa terpengaruh rebalancing indeks. Hanya saja, khusus reksadana tersebut manajer investasi masih dapat mempertahankan komposisi anggota indeks yang lama. Alasannya karena masing-masing manajer investasi memiliki kebijakan dan strategi pengelolaannya masing-masing.
Potensi Tumbuh
Di sisi lain Ika mengatakan saham-saham baru yang masuk dalam tiga indeks yang mengalami rebalancing, memiliki likuiditas yang baik dan memberi sentimen positif pada prospek reksadana indeks. Secara sektor, anggota saham baru di IDX30 dan LQ45 banyak datang dari sektor komoditas dan ada dari sektor kesehatan.
Menurut Ika harga komoditas masih dalam tren naik dan memberi sentimen positif pada sektor ini. Sementara, sektor kesehatan juga masih menarik di tengah pandemi yang belum mereda.
"Reksadana indeks lagging vs IHSG potensi rebound, cukup tinggi terutama ketika investor asing terlihat mulai masuk ke saham-saham big cap," kata Ika.
Rudiyanto juga melihat ada potensi kenaikan harga saham di sektor komoditas yang kini memiliki valuasi murah tetapi harga komoditas sudah dalam tren naik.
"Kinerja reksadana indeks berpotensi tumbuh signifikan bila pasar beralih pada valuasi yang rendah di sektor komoditas, tetapi jika IHSG masih rally karena saham teknologi maka kinerja reksadana indeks bisa tertinggal dari IHSG," ujar dia.
Menurut Rudiyanto BEI tidak hanya fokus memasukkan saham teknologi yang sedang digandrungi, tapi juga memperhatikan fundamental serta laporan keuangan emiten.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,27 | 0,16% | 4,01% | 7,67% | 8,39% | 19,37% | 38,49% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,38 | 0,14% | 4,08% | 7,08% | 7,50% | 2,87% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.083,3 | 0,57% | 4,00% | 7,45% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.850,63 | 0,53% | 3,87% | 7,01% | 7,37% | 17,62% | 40,80% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.282,09 | 0,82% | 4,04% | 7,09% | 7,41% | 20,36% | 35,77% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.