BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

8 Peristiwa Paling Mempengaruhi Pasar Pekan Ketiga November

Abdul Malik16 November 2020
Tags:
8 Peristiwa Paling Mempengaruhi Pasar Pekan Ketiga November
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Minggu (15/11/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww

Pelaku pasar berhati-hati kerena lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara

Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia menyatakan pasar modal Indonesia sepekan kemarin, periode 9-13 November 2020 masih mencatatkan pergerakan di zona positif. Rata-rata nilai transaksi harian bursa mencatatkan peningkatan 35,3 persen menjadi Rp12,319 triliun dari Rp9,105 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Peningkatan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi 28,82 persen menjadi 16,044 miliar saham dari 12,455 miliar saham pada pekan sebelumnya, dan rata-rata frekuensi harian selama sepekan mengalami peningkatan 19,23 persen menjadi 916,063 ribu kali transaksi dibandingkan 768,340 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Pada Rabu (11/11) Bursa Efek mencatatkan rekor frekuensi transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah yaitu 1.135.495 kali transaksi saham selama satu hari perdagangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 2,35 persen di level 5.461 pada akhie pekan lalu, dari posisi 5.335,529 pada penutupan pekan sebelumnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Nilai kapitalisasi pasar bursa turut menunjukkan peningkatan 2,39 persen menjadi Rp6.347,94 triliun dari sebelumnya Rp6.199,566 triliun. Investor asing pada Jumat lalu mencatatkan nilai jual bersih Rp237,85 miliar, sedangkan sepanjang 2020 mencatatkan jual bersih Rp42,053 triliun.

Direktur Anugerah Mega Investama yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Hans Kwee menyatakan pada pekan ketiga November 2020 yakni 16-20 November ini, setidaknya ada 8 peristiwa yang diprediksi bakal mempengaruhi pasar. 8 sentimen tersebut ialah :

1. Pelaku pasar berhati-hati kerena lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara

Dari penghitungan Reuters menunjukkan kasus virus Covid-19 telah naik lebih dari 100 persen di 13 negara bagian Amerika dalam dua pekan terakhir. Beberapa negara bagian AS mulai melakukan pembatasan aktivitas. Negara bagian Chicago mengeluarkan peringatan untuk warganya tetap tinggal di rumah dan New York menerapkan jam malam bagi restoran, bar dan pusat kebugaran sebagai upaya untuk menurunkan penyebaran covid19.

"Pembatasan kegiatan sosial dapat menurunkan pemulihan ekonomi sehingga berpotensi mendorong stimulus fiskal dan moneter lebih besar," ujar Hans dalam keterangannya (15/11).

2. Peningkatan kasus Covid-19 diikuti pembatasan sosial, serta kemenangan Joe Biden di Pilpres AS mendorong optimisme stimulus fiskal US$2,2 triliun.

Stimulus dianggap sangat penting untuk membangkitkan kembali perekonomian AS di tengah tekanan pandemi virus corona baru. Di sisi lain petinggi Partai Demokrat di Kongres AS mendorong dilakukan negosiasi kembali atas proposal bantuan Covid-19 yang bernilai triliunan dolar. Tetapi dikabarkan petinggi Partai Republik masih menolak pendekatan itu karena dinilai terlalu mahal. Kelancaran negosiasi stimulus fiskal ini akan sangat tergantung hasil Pemilu apakah Demokarat atau Republik yang mendominasi di senat.

3. Pemenang di kursi Senat AS kemungkinan baru dapat ditentukan pada Januari 2021

Pada Pemilu 2020 hanya memperbutkan 35 kursi dari 100 kursi yang diperebutkan. Pemilihan Senat AS dengan sistem lebih langsung dengan aturan yang memenangkan suara populer akan mendapatkan kursi. Per negara bagian ada dua kursi Senat dengan 50 negara bagian yang membentuk AS. Dari 35 kursi saat ini Partai Demokrat mendapatkan 23 kursi sedangkan Republik mendapatkan 12 kursi.

Penghitungan akhir memang belum ditentukan dengan masing-masing partai memiliki 47 kursi. Demokrat hanya perlu memenangkan 3 kursi untuk menjadi mayoritas di Senat (atau 4 kursi jika Donald Trump kembali terpilih menjadi Presiden). Bila 50:50 suara maka Wakil Presiden akan menjadi penentu.

Saat ini Demokrat terlihat berat untuk mendapatkan 3 kursi karena kursi yang solid hanya di dapatkan pada Arizona dan Georgia. Satu kursi lainya di Georgia akan diperbutkan pada pemilihan khusus pada 5 Januari. Diperkirakan Demokrat akan mendapatkan lebih banyak kursi pada senat pada pemilu paruh waktu di 2022.

"Kami perkirakan stimulus fiskal belum optimal sampai Demokrat menguasai kursi senat di tahun 2022." ungkap Hans.

4. Pasar saham sangat optimistis menyusul penelitian vaksin Covid-19

Perusahaan farmasi AS Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech menyatakan efektivitas vaksin virus korona baru lebih dari 90 persen dalam mencegah Covid-19. Padahal menurut direktur Institut Nasional Penyakit Menular dan Alergi vaksin Dr. Anthony Fauci Vaksin yang bisa ditermia mempunyai tingkat keefektifan di angka 50-60 persen. Anggka ini juga di atas harapan pasar bahwa efektifitas vaksin hanya 60 – 70 persen dan juga lebih tinggi dari vaksin flu musiman yang hanya sekitar 40 – 60 persen.

Masalah yang dihadapi adalah Vaksin Pfizer dan BioNTech merupakan vaksin mRNA yang dikenal tidak stabil dan ketika didistribusikan perlu diangkut dalam wadah pengiriman khusus pada suhu di bawah -70 derajat celcius, sebelum disimpan di lemari es hingga lima hari. Hal ini akan mempersulit distribusi dan mempertahankan keefektifitasan vaksin jenis ini. Masih perlu waktu untuk mendapatkan hasil akhir vaksin tersebut. Kedua hal ini membuat optimisme vaksin Pfizer dan BioNTech mulai memudar dari pasar.

5. Joe Biden sudah pasti memenangkan kursi Presiden AS karena dari 270 suara electoral college

Biden sudah mengumpulkan 290 dibandingkan 232 suara untuk Trump. Memang masih ada upaya hukum yang dilakukan Trump dan Partai Republik di beberapa Negara bagian, tetapi diperkirakan tidak akan mengubah hasil akhir. Dalam pemungutan suara popular Biden mendapat 76,3 juta suara atau 50,7 persen dan Trump hanya 47,6 persen. Survei opini nasional Reuters/Ipsos, menghasilkan 79 persen dari orang dewasa AS percaya Biden menang, 13 persen mengatakan pemilihan belum diputuskan, dan hanya 3 persen mengatakan Trump menang, serta 5 persen mengatakan mereka tidak tahu.

Sekitar 6 dari 10 pendukung Partai Republik mengatakan Biden menang dan hampir semua pendukung Partai Demokrat mengatakan Biden menang. Jajak pendapat juga menghasilkan 70 persen orang Amerika, termasuk 83 persen dari Demokrat dan 59 persen dari Republik, mempercayai pejabat pemilihan lokal mereka telah melakukan pekerjaan mereka dengan jujur. Hal ini membuat transisi kekusaan lebih berpeluang berlangsung dengan damai.

6. Berdasarkan data Refinitiv sudah 90 persen emiten dalam indeks S&P 500 melaporkan kinerja kuartal III

Laba emiten diperkirakan hanya turun 7,8 persen (YoY) dibandingkan dengan perkiraan pada Oktober di mana sebagian analis memperkirakan laba perusahaan pada kuartal ke tiga akan turun 21,4 persen. Hal ini membuat Indeks S&P 500 Bursa Saham Wall Street naik didorong optimisme kinerja laba emiten tersebut dan juga optimisme terhadap perekonomian serta di ikuti harapan keberhasilan uji coba vaksin Covid-19.

7. Peningkatan kasus Covid-19 terjadi di sebagian Negara Eropa di tengah musim dingin beberapa bulan ke depan

Jumlah total kasus di Prancis naik menjadi 1,95 juta, Spanyol 1,49 juta kasus, Italia melampaui angka 1,1 juta infeksi dan Inggris menjadi negara pertama di Eropa yang mencatatkan lebih dari 51.000 kematian. Sebagian Negara di Zona Eropa menerapkan pembatasan substansial pada kehidupan sehari-hari yang diperkirakan akan berdampak pada aktivitas ekonomi. Hal ini mendorong kemungkinan zona Eropa kembali mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal IV tahun ini. Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan memberikan lebih banyak stimulus pada Desember 2020.

8. Rupiah di akhir pekan terlihat sedikit melemah setelah Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan ke depan BI masih ada ruang penurunan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada Rapat Kerja Komisi XI DPR RI

Menurut Perry penurunan suku bunga ini tentu dengan memantau perkembangan ekonomi global dan domestik. Saat ini BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali atau 100 basis poin menjadi 4 persen. Keputusan ini sejalan dengan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, serta untuk mempertimbangkan rendahnya tekanan inflasi dan relatif stabilnya nilai tukar rupiah.

"Rapat dewan Gubenur BI yang terdekat pada 19 November 2020, tetapi kami perkirakan BI akan mempertahankan suku bunga tidak berubah di angka 4 persen. Memudarnya optimisme vaksin Covid-19 dan mulai turunnya Biden efek, serta meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa negara AS yang dikuti penguncian sosial membuat kami memperkirakan IHSG berpelung konsolidasi melemah di pekan ini. Support IHSG ada di level 5,395 sampai 5,246 dan resistance di level 5,520 sampai 5,550," Hans menjelaskan.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,93

Up0,21%
Up3,89%
Up0,02%
Up5,88%
Up18,64%
-

Capital Fixed Income Fund

1.765,78

Up0,56%
Up3,45%
Up0,02%
Up7,28%
Up17,13%
Up42,93%

STAR Stable Income Fund

1.916,73

Up0,53%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,30%
Up30,61%
Up60,34%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.754,19

Down- 0,39%
Up3,83%
Up0,01%
Up4,45%
Up18,86%
Up47,37%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.036,49

Down- 0,15%
Up1,85%
Up0,01%
Up2,75%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua