BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Joe Biden Resmi Jadi Presiden AS, IHSG Berpotensi Lanjutkan Reli

Abdul Malik15 Desember 2020
Tags:
Berita Hari Ini : Joe Biden Resmi Jadi Presiden AS, IHSG Berpotensi Lanjutkan Reli
Joe Biden dan Kamala Harris, Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat ke-46. (akun Twitter Joe Biden)

Singapura gratiskan vaksin Covid-19 sedang RI 50 persen, yield SBN terendah sejak 2018, harga emas dan rupiah terus koreksi, harga minyak tertinggi 9 bulan

Bareksa.com - Berikut adalah perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 15 Desember 2020 :

Presiden AS

Politisi Partai Demokrat Joe Biden pada Senin (14/12/2020) waktu Amerika Serikat, resmi ditunjuk sebagai presiden ke-46 AS oleh Dewan Elektoral atau Electoral College. Diresmikannya Biden sebagai presiden ini sekaligus mengakhiri upaya Donald Trump untuk membalikkan hasil pilpres AS, yang digelar pada 3 November lalu.

Dilansir Kompas.com (15/12) Resminya Biden menjadi pemenang pemilu AS 2020 terjadi setelah California, negara bagian terpadat, menyerahkan 55 suara elektoral untuk Biden pada Senin sore.Dengan begitu, mantan wakil presiden Barack Obama tersebut melampaui minimal 270 suara elektoral untuk memenangi pemilu Amerika Serikat dan melenggang ke Gedung Putih.

Promo Terbaru di Bareksa

Secara total pria berusia 78 tahun itu meraih 306 suara elektoral, berbanding 232 suara yang diraup Trump. Sebelumnya di hari itu juga negara-negara bagian kunci pilpres AS yang hendak dibatalkan hasilnya oleh Trump seperti Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin, resmi menyerahkan suaranya untuk Biden.

Setelah peresmian ini Joe Biden akan dilantik pada 20 Januari bersama wakilnya, Kamala Harris. Dilansir dari Reuters, peresmian Dewan Elektoral biasanya hanya formalitas, tetapi di pilpres Amerika Serikat 2020 menjadi lebih krusial untuk mematahkan klaim tak berdasar Trump yang menuding adanya kecurangan.

IHSG

Mengawali pekan ketiga Desember, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 1,25 persen ke level 6.012,52. Ini merupakan level terkuat IHSG sejak Februari 2020 atau di masa sebelum pandemi.Dilansir Kontan, analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery mengatakan, pelaku pasar optimistis seiring keluarnya izin penggunaan vaksin Pfizer di Amerika Serikat. Pengiriman vaksin akan tiba pada Senin waktu setempat. Selain itu, penguatan IHSG juga didukung oleh kenaikan harga komoditas minyak dunia.

Samuel Sekuritas memperkirakan, peluang rally ini bisa berlanjut. "Target resistance berikut bisa perhatikan kisaran level 6.300," kata Analis Teknikal Samuel Sekuritas William Mamudi dalam riset, Selasa (15/12). IHSG kemarin berhasil menembus level psikologis 6.000, atau tepatnya 6.012, naik 1,2 persen atau 74,18 poin, dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Level ini merupakan pertama kalinya dicapai IHSG sejak tertekan cukup dalam akibat pandemi Covid-19 dan berada di level terendah pada 24 Maret lalu di 3.938. Nilai kapitalisasi pasar IHSG juga naik dari sebelumnya Rp6.910 triliun akhir pekan lalu, menjadi Rp6.997 triliun hari ini. Kenaikan IHSG kemarin justru terjadi di saat investor asing mencatatkan jual bersih Rp136,03 miliar. Data Bursa Efek Indonesia mencatat net sell asing YtD per 14 Desember senilai Rp46,33 triliun.

Vaksin Covid-19

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, menyatakan akan menggratiskan vaksin virus corona (Covid-19) bagi seluruh warga negaranya dan warga asing yang tinggal dalam jangka waktu yang lama (long-term residents). Seperti dilansir Associated Press, Senin (14/12), Lee menyatakan pemerintah Singapura sudah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech.

"Setelah dipelajari melalui penelitian ilmiah dan uji klinis, Badan Penelitian Kesehatan Singapura menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech di masa pandemi," kata Lee dalam pidato yang disiarkan melalui televisi setempat dilansir CNN Indonesia.

Lee menyatakan mereka juga tengah menantikan kedatangan vaksin dari produsen lain pada Januari 2021 mendatang. "Jika sesuai rencana, kita akan memiliki vaksin yang cukup bagi seluruh penduduk Singapura pada paruh ketiga 2021," lanjut Lee.

Lee menyatakan proses vaksinasi Covid-19 akan dilakukan tanpa paksaan. Dia menyatakan dirinya dan sejumlah anggota kabinet yang sudah berusia lanjut akan lebih dulu disuntik vaksin, untuk memperlihatkan vaksin itu aman. Lee mengatakan Singapura menganggarkan lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp10.6 triliun) untuk mendapatkan vaksin dari berbagai produsen farmasi. Antara lain Pfizer-BioNTech, Moderna Inc, dan Sinovac asal China.

Adapun di Indonesia, pemerintah menyatakan akan merevisi alokasi vaksinasi bagi masyarakat. Sehingga alokasinya akan 50 persen untuk masyarakat secara gratis, dan 50 persen untuk masyarakat secara mandiri. Hal ini diungkapkan oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (14/12/2020) dilansir Kompas.com.

"Terakhir (yang akan ditanggung pemerintah) ada 182 juta dari semula 107 juta (jiwa). Kemungkinan nanti tentatif, 50:50. Sekarang Presiden (Jokowi) minta detail," kata Muhadjir.

Perubahan skema tersebut terjadi ketika rapat dengan Presiden Joko Widodo. Namun begitu, skema alokasi tersebut masih belum final. Meski akan terdapat perubahan skema alokasi vaksin, Presiden Jokowi meminta prioritas utama tetap tenaga medis, dan tenaga nonmedis yang terlibat dalam penanganan Covid-19. Kemudian, ujung tombak pemulihan ekonomi. Seperti, pedagang di pasar, pelayan toko, karyawan, dan petani.

SBN

Banjirnya likuiditas global berdampak pada masuknya aliran dana ke pasar keuangan dalam negeri, termasuk pasar surat utang. Hal ini membuat naiknya harga Surat Berharga Negara (SBN) dan berdampak pada turunnya imbal hasil (yield). Pengamat Pasar Modal Siswa Rizali mengungkapkan likuiditas secara global dalam masa krisis akibat pandemi Covid-19 kali ini jauh lebih tinggi ketimbang dengan krisis 2008.

Bank sentral di seluruh negara maju berlomba-lomba mencairkan likuiditas dan menginvestasikannya di instrumen yang dinilai lebih aman. "Tren surat utang ini yield-nya rendah terjadi karena likuiditas global luar biasa. Jadi bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed ekspansi likuiditas, dulu balance sheet-nya hanya di bawah US$ 3 triliun, sekarang jadi US$ 7 triliun," kata Siswa dilansir CNBC Indonesia (14/12/2020).

Tak hanya dilakukan oleh AS, Bank Sentral Eropa (ECB), Jepang, Kanada dan beberapa negara lainnya juga melakukan hal yang sama, tak terkecuali Bank Indonesia (BI). Hal ini berdampak pada masuknya aliran dana pada pembelian SUN yang sebelumnya pandemi banyak diborong oleh investor asing, namun saat ini justri BI dan bank komersial dalam negeri yang justru aktif membeli surat utang pemerintah ini.

Dia mengungkapkan, investor masih cenderung memilih pasar surat utang dalam negeri lantaran yield yang diberikan masih lebih tinggi ketimbang dengan negara di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand di angka 1,5 persen dan Malaysia 3 persen, meski secara rating memang Indonesia lebih rendah dari dua negara tersebut.

Sedangkan, jika dibanding dengan negara berkembang dengan rating yang sama, seperti India dan Mexico, Indonesia dinilai memiliki yield yang lebih baik. Hal ini dinilai lebih baik meski beban utang pemerintah yang hampir mencapai 40 persen dari PDB, namun masih banyak negara lain dengan beban utang mencapai 50-70 persen dari PDB.

"Investor global masih cari yang relatif. Indonesia masih tinggi meski historis rendah, fundamental lebih baik jadi wajar tertarik ke kita, meski issue kita CAD dan gejolak nilai tukar yang masih lebih tinggi dari negara lain," tandasnya.

Seperti diketahui, hari ini yield SBN tenor 10 tahun turun 6,5 basis poin (bps) menjadi 6,117 persen dan berada di level terendah sejak Januari 2018. Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat yield turun artinya harga sedang naik, begitu juga sebaliknya. Saat harga naik, berarti sedang ada aksi beli.

Rupiah

Nilai tukar rupiah masih berpotensi melanjutkan koreksinya pada perdagangan hari ini, Selasa (15/12/2020). Kemarin, Senin (14/12), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup terkoreksi 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.095 per dolar AS. Kurs rupiah juga melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor.

Data Bank Indonesia menunjukkan, kurs Jisdor dipantau di level Rp14.158, melemah 56 poin dibandingkan dengan posisi perdagangan terakhir pada Jumat pekan lalu. Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet mengatakan, pergerakan rupiah hari ini salah satunya dipengaruhi oleh isu pengadaan vaksin virus corona.

Dari luar negeri, beberapa negara telah melakukan tahap penyuntikan vaksin seperti Inggris, China dan juga Amerika Serikat. Sementara itu, dari dalam negeri, Indonesia telah menyiapkan penyediaan vaksin untuk masyarakatnya. Sementara itu, negosiasi Inggris dan Uni Eropa terkait perjanjian perpisahan kedua pihak juga ikut mempengaruhi pelemahan nilai rupiah.

Yusuf memprediksi, sentimen ini akan berdampak cukup besar terhadap pergerakan nilai rupiah pada pekan ini.Sementara, saat ini tidak terlalu banyak sentimen positif dari dalam negeri yang mempengaruhi pergerakan rupiah.“Hal tersebut kemudian yang berdampak pada konsolidasi rupiah pada hari ini,”katanya saat dihubungi pada Senin (14/12/2020) dilansir Bisnis.com.

Harga Emas

Harga emas dunia melemah pada perdagangan Senin (14/12/2020) tertekan oleh vaksinasi yang akan dilakukan Amerika Serikat (AS) mulai pekan ini. Dilansir CNBC Indonesia, pada pukul 17:47 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$1.819,81 per troy ons, ambrol 1,04 persen di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Jumat (11/12/2020) malam waktu AS, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Durg Administration/FDA) menyetujui penggunaan darurat vaksin Pfizer dan BionTech. "Otorisasi FDA untuk penggunaan darurat vaksin Covid-19 pertama merupakan tonggak penting dalam memerangi pandemi dahsyat yang telah mempengaruhi begitu banyak keluarga di AS dan di seluruh dunia," kata komisaris FDA Stephen Hahn dikutip Guardian pada Jumat (11/12/2020).

AS mengikuti negara lain, termasuk Inggris, Kanada, dan Meksiko, yang juga telah mengesahkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan publik yang lebih luas. Pemerintah AS berencana untuk mendistribusikan 2,9 juta dosis dalam tempo 24 jam, dan 2,9 juta dosis 21 hari kemudian untuk suntikan kedua.

Vaksinansi besar-besaran pertama akan dilakukan pada Senin pagi (14/12/2020) waktu setempat. Sentimen pelaku pasar membaik merespon hal tersebut, aset-aset berisiko kembali diburu, dan emas yang merupakan aset aman (safe haven) dan tanpa imbal hasil menjadi kurang menarik.

Harga Minyak

​Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak ini karena harapan akan peluncuran vaksin Covid-19 akan mengangkat permintaan akan bahan bakar di dunia.

Mengutip CNBC, Selasa (15/12/2020), harga minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman Februari naik 32 sen atau 0,6 persen menjadi US$50,29 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Januari naik 42 sen atau 0,9 persen menjadi US$46,99 per barel. Ini adalah level tertinggi dalam sembilan bulan.

Harga minyak Brent dan WTI telah menguat selama enam minggu berturut-turut, yang merupakan kenaikan mingguan terpanjang sejak Juni. "Beberapa berita baru mengenai kondisi pandemi Covid-19 memberikan harapan baru kepada harga minyak. Beberapa berita baru lagi sepertinya masih diperlukan untuk mendorong harga minyak mencetak kenaikan lagi," jelas President Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch dilanisr Liputan6.com.

Selama ini sebenarnya berita-berita mengenai tambahan pasokan minyak mentah di pasar membebani harga. Produksi minyak Libya mencapai 1,28 juta barel per hari pada Senin. Menurut data National Oil Corporation (NOC), angka tersebut naik dari 1,25 juta barel per hari pada akhir November.

Di Amerika Serikat, perusahaan energi minggu lalu menambahkan sebagian besar rig minyak dan gas alam yang beroperasi karena produsen terus mengirim pekerja mereka ke sumur minyak dan gas.Amerika Serikat memulai kampanye vaksinasi melawan Covid-19, mengangkat harapan bahwa pembatasan pandemi dapat segera berakhir dan mengangkat permintaan di konsumen minyak terbesar dunia.

“Minyak mentah Brent didukung oleh aliran finansial dan fisik. Dolar AS menurun, kurva minyak mentah Brent mundur dan vaksin sedang diluncurkan, ”kata kepala analis komoditas SEB Bjarne Schieldrop.

(*)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Empty Illustration

Produk Belum Tersedia

Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua