BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Suku Bunga BI Kembali Ditahan di 3,75 Persen, Ini Dampak ke Reksadana

Abdul Malik21 Januari 2021
Tags:
Suku Bunga BI Kembali Ditahan di 3,75 Persen, Ini Dampak ke Reksadana
Seorang warga memotret gedung bertingkat menggunakan gawainya di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Senin (27/1/2020). Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan 3,75 persen pada 21 Januuari 2021 seiring perkiraan inflasi yang tetap rendah. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww)

Suku bunga acuan BI 3,75 persen sudah dipertahankan sejak November 2020

Bareksa.com - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Januari 2021 memutuskan untuk kemnbali mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 3,75 persen, suku bunga deposit facility 3 persen, dan suku bunga lending facility 4,5 persen.

Suku bunga BI 3,75 persen sudah dipertahankan sejak November 2020. BI menyatakan keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Bank Indonesia menyatakan akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait lainnya dan mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional, melalui pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dan aman, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, melanjutkan stimulus moneter dan makroprudensial, serta mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Promo Terbaru di Bareksa

Dampak Terhadap Reksadana

Naik/turun/ditahannya suku bunga, bisa berdampak pada harga saham, obligasi, hingga deposito yang merupakan bagian dari komposisi aset yang membentuk reksadana.

Obligasi, sebagai salah satu aset dalam reksadana, sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga. Sederhananya, apabila tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Adapun jika tingkat suku bunga turun, maka harga obligasi akan naik.

Ketika suku bunga bank sentral diturunkan, reksadana yang berinvestasi pada obligasi seperti reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, dan reksadana campuran akan diuntungkan karena harga obligasi di pasar naik.

Sementara itu, dampak suku bunga pada saham tidak dirasakan secara langsung. Secara teori, penurunan tingkat suku bunga akan menyebabkan bunga tabungan dan deposito di perbankan ikut turun sehingga jadi tidak menarik. Dengan demikian, investor akan mencari alternatif investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi yaitu dengan membeli saham.

Jika banyak investor yang masuk ke pasar saham, tentu akan membuat harga saham mengalami kenaikan karena meningkatnya permintaan, begitu pun sebaliknya. Ketika suku bunga bank sentral diturunkan, reksadana yang berinvestasi pada aset saham seperti reksadana campuran dan reksadana saham akan diuntungkan dan sebaliknya.

Adapun jika suku bunga bank sentral tetap alias tidak berubah, maka dampaknya minor namun cenderung lebih positif, terlebih posisinya saat ini sudah termasuk rendah karena sepanjang tahun 2020 telah diturunkan 125 bps (1,25 persen).

Illustration

Sumber : Bareksa

Karena itu, era suku bunga yang rendah seperti saat ini menjadikan kinerja reksadana secara umum memiliki prospek positif, terutama reksadana saham. Hal tersebut dikarenakan pasar saham yang didatangi oleh beberapa sentimen positif mulai dari dimulainya program vaksinasi Covid-19, prospek pemulihan ekonomi, hingga melimpahnya likuiditas global.

Potensi cemerlangnya kinerja reksadana saham tersebut pun secara umum sudah mulai terlihat sejak awal tahun ini di mana reksadana saham menjadi yang terdepan dengan kenaikan 5,75 persen YtD, disusul dengan reksadana campuran yang juga punya alokasi terhadap saham dengan kenaikan 3,16 persen YtD.

Sementara itu reksadana pasar uang di peringkat ketiga dengan kenaikan 0,18 persen, sedangkan reksadana pendapatan tetap yang tahun lalu jadi primadona justru saat ini kondisinya terkoreksi 1,05 persen.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.309,15

Up0,85%
Up2,70%
Up0,02%
Up6,42%
Up19,48%
-

Capital Fixed Income Fund

1.754,65

Up0,57%
Up3,43%
Up0,01%
Up7,80%
Up18,45%
Up43,30%

STAR Stable Income Fund

1.905,42

Up0,51%
Up2,82%
Up0,01%
Up6,43%
Up31,33%
Up61,09%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.760,02

Up0,54%
Up2,57%
Up0,01%
Up5,49%
Up20,00%
Up49,59%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.037,27

Up0,50%
Up1,92%
Up0,01%
Up2,47%
Down- 2,21%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua