BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Lion Air Bidik Dana IPO US$1 M, Global Bond SRIL US$225 Juta

Bareksa10 Oktober 2019
Tags:
Berita Hari Ini : Lion Air Bidik Dana IPO US$1 M, Global Bond SRIL US$225 Juta
Airbus 330-300 yang dioperasikan Lion Air untuk penerbangan umroh. (dok. perusahaan)

Pertamina bantah bentuk Petral baru, harga batu bara tentukan tarif listrik, Grab, OVO dan Tokopedia terus berkolaborasi

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 10 Oktober 2019 :

PT Lion Mentari Airlines

PT Lion Mentari Airlines masuk dalam daftar pipeline calon emiten di Bursa Efek Indonesia. Rencana penawaran umum perdana saham (IPO) saham maskapai low cost carrier ini diprediksi akan menjadi salah satu yang terbesar sepanjang sejarah BEI. Lion Air dikabarkan mengincar dana IPO hingga US$1 miliar atau setara Rp14 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan Lion Air menggunakan valuasi IPO dengan laporan dengan laporan keuangan Juni 2019. Perseroan masuk kategori sektor infrastruktur, utilisasi dan transportasi ini memiliki tenggat waktu mengeksekusi rencananya Desember 2019 ini.

"Detail rencana mereka belum bisa disampaikan. Pekan depan akan ada mini expose," ujarnya dikutip Investor Daily (10/10/2019). Corporrate Communication Strategic Lion Air Group, Danang Mandala juga enggan berkomentar lebih jauh.

PT Pertamina

PT Pertamina membantah keras tudingan trading arm yang baru saja dibentuk seperti Pertamina Energy Trading Arm Limited (Petral). Vice Corporrate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan Pertamina International Marketing and Distribution Pte Ltd (PIMD), yang baru dibentuk merupakan trading arm untuk menangkap pasar bungker di Asia Tenggara, terutama di Singapura.

"PIMD juga ditugaskan untuk masuk ke pasar regional dengan membangun bisnis ritel memperkenalkan produk Pertamina secara global," ujarnya dilansir Bisnis Indonesia (10/10/2019).

Fajriyah mengaku PIMD telah beroperasi sejak September 2019. Anak usaha Pertamina itu akan fokus menambah pendapatan melalui penjualan produk BBM di luar Indonesia. Dia menampik dugaan PIMD dijadikan wadah mencari produk untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Saat ini fungsi pemenuhan kebutuhan minyak mentah dalam negeri yang diolah di kilang-kilang Pertamina tetap dilakukan oleh Divisi Pertamina, yaitu Integrated Supply Chain (ISC).

"PIMD adalah perusahaan, bukan direktorat. Tugasnya jualan, bukan ekspor. Saya tegaskan PIMD berbeda dengan Petral," ungkapnya.

Harga Batu Bara

Mulai 2020, pergerakan harga batu bara menentukan tarif listrik, karena saat ini 48 persen pembangkit listrik bertenaga batu bara. Sebanyak 70 persen pembangkit langsung dimiliki PT PLN dan 30 persen independent power producer (IPP).

Selama ini tarif listrik nonsubsidi hanya ditentukan oleh harga minyak Indonesia (ICP), kurs rupiah dan inflasi. Penyesuaian tarif biasanya dilakukan per 3 bulan, merujuk pada tiga indikator tersebut dalam 3 bulan terakhir. "Namun pada awal 2020, harga batu bara akan dimasukkan ke dalam formula tarif adjustment (tarif penyesuaian). Formula tarif ini berlaku bagi pelanggan listrik non subsidi," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana dilansir Investor Daily (10/10/2019).

Rida mengatakan penerapan formula tarif penyesuaian teranyar bakal dituangkan dalam peraturan Menteri ESDM, yakni revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 41 Tahun 2017 tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan PT PLN. Dia menegaskan penyesuaian tarif tidak berlaku bagi golongan pelanggan subsidi dengan daya 450 dan 900 volt ampere.

PT Sri Rejeki Isman Tbk

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex berencana menerbitkan surat utang berdenominasi mata uang dolar Amerika Serikat atau global bond senilai US$225 juta. Obligasi ini akan ditawarkan kepada investor di luar wilayah Indonesia.

Wakil Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, menyatakan surat utang ini dijamin oleh PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, PT Primayudha Mandirijaya yang merupakan anak usaha Sritex. "Surat utang akan didaftarkan dan dikutip dalam daftar SGX-ST," ujarnya dalam keterangan tertulisnya (9/10).

Perusahaan tekstil di antaranya memproduksi seragam militer ini telah memasarkan produknya ke 30 negara. Tahun ini perseroan berencana ekspansi ke Amerika Latin.

Grav, OVO dan Tokopedia

Grab, OVO dan Tokopedia terus kolaborasi dan membuka ekosistem digitalnya untuk ekspansi layanan guna mengakselerasi pencapaian skala pasar yang lebih besar dan mempertahankan bisnis. Executive Director Grab Indonesia, Ongki Kurniawan, mengatakan langkah kolaborasi dengan para mitra baru merupakan prasyarat penting karena saat ini dibutuhkan kecepatan dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Hal ini ditopang oleh ekosistem digital yang sudah yang sudah berkembang sangat pesat.

"Meskipun kita punya resources cukup banyak, itu enggak cukup bantu kita untuk merealisasikan visi kita menjadi superapp. Karena itu kita telah melakukan kolaborasi bersama tiga perusahaan yang kredibel di bidangnya yakni Grab, OVO, dan Tokopedia," ungkap Ongki dikutip Investor Daily (10/10/2019).

Langkah kolaborasi tersebut dengan tujuan untuk terus mengembangkan layanan, sehingga bisa terinegrasi satu dengan lainnya. Misalnya Grab berkolaborasi dengan OVO, sebagai platform pembayaran pada aplikasi Grab. Tokopedia juga menggunakan OVO sebagai platform pembayarannya.

(*)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,52

Up0,64%
Up3,07%
Up0,02%
Up6,27%
Up19,97%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,52

Up0,53%
Up3,42%
Up0,02%
Up7,36%
Up18,23%
Up42,99%

STAR Stable Income Fund

1.908,5

Up0,50%
Up2,85%
Up0,01%
Up6,31%
Up31,62%
Up59,94%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,62

Up0,49%
Up2,79%
Up0,01%
Up5,45%
Up20,04%
Up48,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,05

Up0,36%
Up2,00%
Up0,02%
Up2,08%
Down- 2,75%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua