BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Dana Repatriasi Berpotensi ke Luar Negeri, BBRI Menuju Rp700 T

Bareksa15 Oktober 2019
Tags:
Berita Hari Ini : Dana Repatriasi Berpotensi ke Luar Negeri, BBRI Menuju Rp700 T
Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan yang baru Robert Pakpahan (kiri) berjabat tangan dengan pejabat lama Ken Dwijugiasteadi saat serah terima jabatan di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Pintar Sejahtera terbitkan MTN US$40 juta, SRIL rilis obligasi US$225 juta, Avrist Assurance pertahankan rating AA-

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 15 Oktober 2019 :

Dana Repratiasi

Dana repatriasi dari pajak pemutihan atau tax amnesty berpotensi menguap ke luar negeri. Sebab ada dana repatriasi Rp12,6 triliun yang masa holding periodnya berakhir saat ini. Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan mengatakan Rp12,6 triliun telah selesai massa holding period. Namun dia tidak memastikan apakah aliran dana tersebut masih berada di Indonesia atau tidak.

Promo Terbaru di Bareksa

"Berdasarkan data masuk repatriasi Juli-September 2016 total Rp12,6 triliun. Dengan demikian yang sudah free di September 2019 adalah hanya Rp12,6 triliun," kata Robert dikutip Kontan.

Adapun holding period pertama jatuh pada Juli-September 2019, periode kedua Oktober-Desember 2019, dan periode ketiga pada Januari-Maret 2020. Sementara total dari dana repatriasi sebesar Rp146 triliun.

Robert menjelaskan, dari total dana repatriasi Rp146 triliun itu mayoritas setara Rp130 triliun masuk melalui bank persepsi yang ditunjuk oleh pemerintah dalam rangka tax amnesty untuk menampung repatriasi. Sisanya Rp16 triliun masuk dalam instrumen obligasi yakni Surat Berharga Negara (SBN).

“Kami meyakini bahwa berakhirnya holding period repatriasi dalam rangka tax amnesty tidak ada pengaruh atau trigger dana keluar. Kami lihat pergerakannya sementara tidak ada yang mengkhawatirkan,” kata dia.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Perseroan optimistis harga saham perseroan bakal terus meningkat, karena manajemen memiliki strategi untuk menggenjot kinerja agar lebih baik ke depan. Corporate Secretary BRI Hari Purnomo, mengatakan perseroan memiliki target kapitalisasi hingga Rp700 triliun hingga 2022 mendatang. Target tersebut diyakini bisa tercapai karena saat ini nilai kapitalisasi BRI telah mencapai Rp500 triliun.

“Pada 2022, BBRI memiliki target kapitalisasi Rp700 triliun. Dengan nilai kapitalisasi saat ini Rp500 triliun tentunya kami optimistis harga saham BBRI dapat terus meningkat ke depan," ujar Hari dikutip Bisnis Indonesia.

Sebagai catatan, sepanjang 5 tahun terakhir harga saham BRI telah tumbuh 93 persen. Pertumbuhan ini bisa dikatakan yang terbesar dibandingkan dengan kenaikan harga saham bank pelat merah lain. Sepanjang 2019 harga saham BRI juga telah tumbuh 26,86 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Pada pembukaan pasar awal pekan ini, nilai saham BBRI ada di angka Rp3.950 per lembar.

“Saham BBRI masih menjadi pilihan banyak investor internasional dan domestik yang terlihat pertumbuhan tahunannya masih dapat mencapai sekitar 26,86 persen (yoy),” ujarnya.

PT Pintar Nusantara Sejahtera

Perusahaan investasi yang memiliki spesialisasi di industri satelit telekomunikasi, PT Pintar Nusantara Sejahtera menerbitkan surat utang jangka menengah senilai US$40 juta. Dalam pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia yang dikutip Bisnis Indonesia, PT Pintar Nusantara Sejahtera mencatatkan penerbitan medium term notes (MTN) Pintar Nusantara Sejahtera II Tahun 2019.

MTN tersebut memiliki tingkat bunga tetap 12 persen per tahun dan dibayarkan per 3 bulan. Surat utang itu akan jatuh tempo pada 14 Oktober 2022.

Berdasarkan data KSEI, PT Pintar Nusantara Sejahtera tercatat telah menerbitkan MTN senilai US$35 juta pada 2017. Surat utang berkupon 12 persen itu akan jatuh tempo pada 20 Oktober 2019. Mengacu laman resminya, PT Pintar Nusantara Sejahtera merupakan perusahaan investasi di bidang satelit telekomunikasi yang didirikan sejak 2014.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

Emiten tekstil ini menerbitkan obligasi dalam mata uang dolar AS dengan nilai pokok US$225 juta. Obligasi dengan bunga 7,25 persen ini akan jatuh tempo pada 2025. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip Kontan, President Director SRIL Iwan Setiawan menjelaskan, rencana penerbitan surat utang baru ini dijamin oleh PT Sinar Pantja Dijaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya selaku entitas perusahaan.

"SRIL telah menetapkan harga atas suatu penawaran surat utang senior," jelas Iwan.

Menurut Iwan, penerimaan global yang luar biasa atas obligasi ini menjadi bukti kisah terpadu Sritex dan rekam jejak yang kuat di industri tekstil manufaktur. Buktinya, obligasi baru ini mendapat pesanan lebih dari US$430 juta dari 63 akun, dengan rincian alokasinya 71 persen Asia, 27 persen di Eropa, Timur Tengah, & Afrika (EMEA) dan 2 persen di Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan jenis investor, surat utang SRIL ini dibeli oleh fund manager alias pengelola dana 89 persen, bank 5 persen dan sisanya 6 persen oleh private bank dan investor lainnya.

Avrist Assurance

Perseroan mempertahankan Peringkat National Insurer Indonesia Strength Rating di ‘AA-(idn).’ Selain menyematkan peringkat itu, Fitch Ratings juga memberikan prospek peringkat stabil bagi Avrist. Penilaian peringkat AA- tersebut dinilai berdasarkan data keuangan perusahaan sehat serta kinerja operasional stabil.

Selama tahun 2018, Avrist Assurance membukukan Laba setelah pajak Rp265 miliar, atau naik 36 persen bila dibandingkan dengan 2017 yang sebesar Rp194 miliar.

Rasio Solvabilitas Avrist Assurance hingga akhir Juni 2019 berada pada 453 persen. Rasio tersebut menunjukkan bahwa modal Avrist Assurance jauh di atas batas minimum persyaratan OJK sebesar 120 persen.

Anna Leonita, Presiden Direktur, Indonesia Avrist Assurance, mengatakan penilaian ini merupakan bentuk keseriusan perusahaan dalam menjalankan strategi memantapkan kinerja perusahaan.

“Avrist memberikan proporsi 70 persen dari total seluruh portofolio bisnis untuk produk asuransi tradisional, ” kata Anna dikutip Kontan.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,21

Down- 0,04%
Up3,59%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,25%
-

Capital Fixed Income Fund

1.767,05

Up0,56%
Up3,40%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,17%
Up43,56%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,46

Down- 0,79%
Up3,43%
Up0,01%
Up3,97%
Up18,39%
Up46,82%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,61

Down- 0,45%
Up1,56%
Up0,01%
Up2,14%
Down- 2,42%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,61

Up0,53%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua