BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Suku Bunga BI Turun Bisa Pulihkan Investasi, Begini Prospek Pasar Obligasi

23 Juli 2019
Tags:
Suku Bunga BI Turun Bisa Pulihkan Investasi, Begini Prospek Pasar Obligasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pidatonya saat menjadi pembicara utama pada sesi panel eksekutif, rangkaian Pertemuan Tahunan IMF- World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Diskusi tersebut membahas penyertaan kaum wanita dalam sistem keuangan dan perekonomian untuk kesetaraan gender serta pengentasan kemiskinan. ANTARA FOTO

Sri Mulyani berharap Bank Sentral terus memberikan respons yang terukur terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global

Bareksa.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 0,25 persen menjadi 5,75 persen pada Juli ini, mampu mendatangkan kembali investasi yang sempat mandek di kuartal I 2019,

"Jika dilihat investasi agak melemah dibandingkan akhir tahun 2018 yang waktu itu mendekati tujuh persen. Dengan penurunan suku bunga dan transmisi yang akan terjadi perbaikan dan dari sisi investasi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Senin (22/7).

Jika merujuk pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), selama kuartal I 2019, total realisasi investasi tercatat hanya Rp195,1 triliun, atau tumbuh 5,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Namun angka pertumbuhan investasi itu lebih rendah jika dibandingkan kuartal I 2018 yang melonjak 11,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Promo Terbaru di Bareksa

Sri Mulyani berharap Bank Sentral terus memberikan respons yang terukur terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global agar dampaknya tidak mendera kegiatan ekonomi di Tanah Air.

"Kita berharap respons dari BI terhadap lingkungan ekonomi global maupun dalam negeri dengan adanya penurunan suku bunga, dan kemungkinan masih akan ada langkah selanjutnya," ujar dia.

Selain dari Bank Sentral, menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, pemerintah juga terus melakukan berbagai langkah untuk mendorong masuknya investasi. Mulai dari insentif perpajakan hingga kemudahan izin berinvestasi melalui Online Single Submission (OSS).

"Pemerintah lakukan kebijakan yang dukung investasi dan insentif yang kita berikan, seperti double deduction untuk riset dan inovasi, vokasi. Kita juga berikan tax holiday dan tax allowance, diharapkan akan dapatkan momentum semester II. Di saat yang sama pandangan terhadap situasi politik dalam negeri semakin baik," katanya.

Perkiraannya, pertumbuhan investasi bisa meningkat hingga 6 persen pada semester II 2019. Proyeksi ini meningkat cukup tinggi dari realisasi semester I 2019 sekitar 5 persen.

Dari sisi eksternal, khususnya investasi pada instrumen surat utang, investor akan mendapat imbal hasil (yield) sedikit lebih rendah dari sebelumnya. Hal ini bisa membuat keinginan investor untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) menurun. Apalagi bila yield yang ditawarkan lebih rendah dari negara-negara lain. Meski begitu, minat pembelian surat utang sebenarnya masih bisa meningkat bila ada dukungan dari beberapa indikator ekonomi lain, seperti nilai tukar rupiah dan laju inflasi stabil.

Kepala Riset Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memprediksi supply SUN yang lebih rendah di semester II, akan berpotensi mendorong harga obligasi masih bisa naik atau yield turun.

Dari faktor global, kata Handy, jika ternyata the Fed tidak melakukan penurunan suku bunga seperti yang diduga oleh pasar, yang mungkin akan bisa memicu kenaikan US Treasury yield, penguatan US dollar dan keduanya tentu berdampak negatif ke pasar obligasi.

“Dari domestik tentunya masih faktor bagaimana pemerintah dan BI bisa melakukan balancing antara stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, dan supaya tidak terjadi capital outflow yang signifikan,” kata Handy.

Sementara mengenai obligasi korporasi, menurut Handy dengan penurunan suku bunga BI 7DRRR, ada potensi penerbitan obligasi korporasi lebih marak.

“Perlu diingat bahwa transmisi perubahan suku bunga BI di pasar obligasi lebih cepat dibandingkan bunga kredit perbankan,” ujar dia.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menambahkan penurunan suku bunga acuan Bank Sentral dapat memantik investasi ke dalam negeri karena biaya peminjaman dana (cost of borrowing) bagi swasta dan pemerintah akan menurun. Dia berharap investasi dapat bertumbuh hingga 5,2 persen pada tahun ini.

"Dan akan berlanjut di tahun depan, investasi bisa bertumbuh 5,3 persen," ujar dia.

(KA02/AM)

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pembelian produk investasi yang dijamin pemerintah ini hanya bisa dilakukan pada periode penawaran SBR007, yakni 11-26 Juli 2019.

Meski masa penawaran belum dibuka, kita sudah bisa mendaftar terlebih dahulu untuk memesan SBR007 di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBR007? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBR007.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBR007? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,44

Down- 0,03%
Up3,58%
Up0,02%
Up5,41%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,01

Up0,58%
Up3,44%
Up0,02%
Up6,85%
Up17,33%
Up43,60%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,85

Down- 0,85%
Up3,36%
Up0,01%
Up3,90%
Up18,29%
Up46,71%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,77

Down- 0,44%
Up1,58%
Up0,01%
Up2,66%
Down- 2,22%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,97

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua