BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Taksi Online Wajib Gandeng Taksi Reguler, BBRI Stock Split 1:5

Bareksa18 Oktober 2017
Tags:
Berita Hari Ini : Taksi Online Wajib Gandeng Taksi Reguler, BBRI Stock Split 1:5
Ratusan mobil taksi terparkir di area Monas saat Demo Tolak Taksi Online di kawasan Monas, Jakarta, 22 Maret 2016. Para peserta demo menuntut pemblokiran penyedia transportasi berbasis aplikasi online (Antara Foto/Rivan Awal Lingga)

Pemerintah bakal mewajibkan perusahaan transportasi online untuk bekerjasama dengan perusahaan transportasi berizin

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan berita media hari ini, Rabu, 17 Oktober 2017;

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5. Perseroan menilai rasio tersebut merupakan yang paling optimal bagi investor ritel.

Promo Terbaru di Bareksa

Manajemen BRI dalam keterbukaan informasi menyatakan harga saham setelah stock split akan berada di kisaran Rp 3.000 dengan harga nominal menjadi Rp50 per saham. Dengan fraksi harga Rp10, maka perseroan berharap mampu menarik investor ritel domestik secara lebih luas.

Dengan harga saham yang terjangkau, perseroan mengharapkan likuiditas perdagangan akan semakin meningkat. Pelaksanaan pemecahan nominal saham (stock split) juga mencerminkan optimisme perseroan terhadap pertumbuhan bisnis ke depan.

Setelah RUPSLB pada 18 Oktober 2017 menyetujui pelaksanaan stock split, rencana perdagangan dengan nilai nominal setelah pemecahan akan dilaksanakan pada 10 November 2017.

Taksi Online Wajib Gandeng Taksi Reguler

Kementerian Perhubungan bakal mewajibkan perusahaan penyedia jasa transportasi online untuk bekerjasama dengan perusahaan transportasi berizin. Peraturan tersebut telah tertuang dalam draf revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 mengenai transportasi online.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, menuturkan apabila perusahaan transportasi online tersebut tidak bekerjasama, maka operasionalnya masuk dalam kategori ilegal.

"Tentu ada hukuman yang diatur bagi transportasi ilegal," katanya seperti dikutip Kumparan, Selasa, 17 Oktober 2017.

Dia menambahkan jika enggan mematuhi aturan tersebut, perusahaan penyedia jasa transportasi online bisa beralih menjadi perusahaan penyedia angkutan resmi. Baik menjadi penyedia angkutan reguler, maupun angkutan sewa biasa.

"Aturan ini sudah didiskusikan dan roadshow ke beberapa kota. Seperti Makassar, Balikpapan, Batam," imbuhnya.

Permenhub Nomor 26 Tahun 2017 beberapa waktu lalu salah satu pasalnya dicabut oleh Mahkamah Agung (MA) masih berlaku 1 November 2017. Diharapkan, perusahaan penyedia jasa transportasi segera mematuhi aturan.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menjual lahannya seluas 8 hektare (ha) kepada pengembang asal Cina. Setelah penjualan lahan, perseroan telah mengakumulasi penjualan marketing (marketing sales) Rp 4,8 triliun, atau 67 persen dari target tahun ini Rp 7,2 triliun.

"Dengan begitu, kami melihat BSDE akan dengan mudah merealisasikan target marketing sales tahun ini," ujar Edward Lowis, analis UOB Kay Hian dalam risetnya.

Dia melanjutkan, dengan seluruh portofolio lahan yang dimiliki perseroan saat ini, BSD diperkirakan mampu membukukan margin kotor 83-85 persen. Dia merekomendasikan buy saham BSDE dengan target harga Rp2.150 per saham.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bakal menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK) III sebanyak-banyaknya senilai Rp15 triliun. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 23 November tahun ini.

Dalam prospektus ringkasnya, manajemen perseroan menjelaskan bahwa OWK III Smartfren akan terdiri atas empat seri. Dalam skema tersebut, OWK Seri 1 memiliki nilai nominal Rp 500 miliar. Dalam OWK III Seri 1 itu juga mengandung beberapa seri OWK yang nantinya bisa dikonversi ke saham.

Dalam perinciannya, satu opsi OWK III Seri 2 yang dapat dilaksanakan menjadi OWK Seri 2. Kemudian, enam opsi OWK III Seri 3 yang dapat dilaksanakan menjadi OWK III Seri 3. Terakhir, dua opsi OWK III Seri 4 yang dapat dilaksanakan menjadi OWK III Seri 4.

Seluruh OWK III selanjutnya akan dikonversi menjadi saham seri C baru yang akan dikeluarkan dari protopel FREN.

OWK III FREN memiliki bunga 0% setiap tahun. Adapun jangka waktu konversi OWK menjadi saham akan dilakukan selama lima tahun. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.770,88

Up0,60%
Up3,37%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,21%
Up44,78%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.317,39

Up0,21%
Up3,42%
Up0,02%
Up5,59%
Up18,30%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.749,76

Down- 0,87%
Up2,76%
Up0,01%
Up3,87%
Up18,27%
Up46,70%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,68

Up0,01%
Up2,06%
Up0,02%
Up3,07%
Down- 2,20%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.035,51

Up0,52%
Up3,55%
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua