Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Per Juni 2017, tercatat 92 karyawan tetap XL telah diberhentikan

Per Juni 2017, tercatat 92 karyawan tetap XL telah diberhentikan
Bareksa.com- Isu tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan perusahaan tidak pernah membawa kesan positif, termasuk yang dikabarkan terjadi di dua operator seluler nasional terhadap sejumlah pekerja asing. Namun, bagi perusahaan, pemecatan karyawan juga bisa menjadi salah satu bentuk efisiensi keuangan.
Baru-baru ini beredar kabar PHK massal di penyedia layanan telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) akibat terlalu banyaknya tenaga kerja asing (TKA). Seperti dikutip Kontan, Sekjen Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Sabda Pranawa Jati mengaku, saat ini sebanyak 40 orang pekerja akan di-PHK dan kurang lebih 300 pegawai lainnya sedang dalam proses selanjutnya.
Sabda menambahkan, keberadaan TKA di dalam lingkungan pekerjaan saat ini semakin banyak dan di beberapa fungsi sudah masuk hingga level manajer. Adapun TKA yang banyak dikurangi berasal dari India. "Kecenderungan TKA yang bekerja di Indonesia untuk membawa dan merekomendasi teman sebangsanya," tambahnya.
Lantas bagaimana pengurangan karyawan ini berdampak pada keuangan dua emiten telekomunikasi tersebut?
Berdasarkan laporan keuangan XL Axiata semester I-2017, tercatat 92 karyawan tetap telah diberhentikan. Maka dari itu, jumlah karyawan operator selular tersebut saat ini menjadi 1.886 dari sebelumnya 1.978. Pada saat yang sama, beban gaji XL pun turun hingga 14,5 persen menjadi Rp518 miliar.
Hal ini diperkirakan sebagai langkah efisiensi dalam menekan beban perusahaan yang naik 2 persen pada periode enam bulan tersebut menjadi Rp10,2 triliun dari sebelumnya Rp9,8 triliun. Tercatat, beban interkoneksi dan beban langsung perusahaan membengkak hingga 58,6 persen menajdi Rp1,3 triliun dari sebelumnya hanya Rp822 miliar, ditopang biaya interkoneksi yang naik 49 persen menjadi Rp710 miliar dari sebelumnya Rp478 miliar.
Kini, adanya pengurangan karyawan tersebut membuat porsi beban gaji dibandingkan seluruh beban perusahaan XL menyusut menjadi 5 persen dari sebelumnya 6 persen
Grafik: Beban Gaji ISAT dan EXCL

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Adapun Indosat mencatat ada peningkatan 93 persen pada beban pemutusan kontrak kerja menjadi Rp 18,9 miliar pada Januari-Juni 2017, dibandingkan Rp 9,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain beban pemutusan kontrak kerja, gaji dan insentif juga meningkat 15,6 persen sehingga hal tersebut ikut mendorong beban gaji Indosat meningkat 10,7 persen menjadi Rp1,16 triliun dari sebelumnya Rp1,05 triliun.
Adapun porsi beban gaji karyawan Indosat setara 9 persen dari seluruh beban perusahaan yang mencapai Rp12,8 triliun.
Dari sisi profitabilitas perusahaan, Indosat lebih unggul jika dibandingkan XL. Laba Indosat pada semester I-2017 naik 83 persen menjadi Rp784 miliar dari sebelumnya Rp428 miliar, terdorong naiknya pendapatan sebesar 8 persen menjadi Rp15 triliun dari sebelumnya Rp13,9 triliun.
Laba bersih XL pada semester pertama tahun ini turun 36 persen menjadi Rp143 miliar dari Rp224 miliar pada periode sama tahun lalu. Selain karena beban yang meningkat, keuntungan dari selisih kurs juga anjlok 89,3 persen dan tersisa Rp41 miliar dari sebelumnya berhasil mengantongi keuntungan Rp375 miliar.
Grafik: Laba Indosat dan XL

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Bagi XL, pengurangan karyawan sejalan dengan turunnya beban gaji sedangkan Indosat masih merasakan peningkatan beban. Namun, XL membukukan penurunan laba pada semester pertama tahun ini dibandingkan sebelumnya sedangkan Indosat justru mencatat peningkatan. (hm)
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.197,09 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.147,41 | - | - | ||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.176,34 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.034,34 | - | - | - | - | - |

ST015T2
Syariahsukuk tabungan
Imbal Hasil/Th
5,2%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 20 hari
Jangka Waktu
2 tahun
Terjual 56%

ST015T4
Syariahsukuk tabungan
Imbal Hasil/Th
5,45%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 20 hari
Jangka Waktu
4 tahun
Terjual 19%
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.