BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Inflasi Terkendali, Mungkinkah BI Rate Turun Lagi?

02 Februari 2016
Tags:
Inflasi Terkendali, Mungkinkah BI Rate Turun Lagi?
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (19/5). BI memutuskan mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 7,50 persen sejalan dengan kebijakan moneter guna menjaga inflasi. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bank BCA sudah menurunkan suku bunga kredit UKM per 1 Febuari 2016

Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Februari 2016 mengumumkan angka inflasi sebesar 4,14 persen (year-on-year/YoY). Angka tersebut memang lebih tinggi dibanding inflasi Desember 2015 (YoY) sebesar 3,35 persen, meski masih berada di bawah perkiraan pasar sebesar 4,2 persen. Terkendalinya level inflasi pada Januari menunjukkan semakin terbukanya ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan.

Terbukanya kesempatan bagi BI ini diungkapkan oleh ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta dalam riset ekonomi harian yang terbit pagi ini, 2 Februari 2016. "Inflasi Januari 2016 memang jauh lebih tinggi dibanding angka Desember 2015 tetapi masih lebih rendah dari perkiraan pasar serta BI, sehingga hal itu menjaga ekspektasi pemangkasan BI rate lanjutan tetap besar," kata Rangga.

Inflasi juga akan tetap terjaga dalam beberapa waktu ke depan lantaran harga minyak dunia masih berada di level terendah sejak 2003. Menurut Rangga, rendahnya harga minyak dunia berpeluang menurunkan harga barang yang diatur oleh pemerintah, seperti tarif listrik dan harga BBM.

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik: Inflasi Indonesia (Year-on-Year)

Illustration
sumber: Bank Indonesia

Sejalan dengan pemikiran tersebut, Mandiri Sekuritas dalam riset ekonomi yang telah dikirm kepada nasabah pada 1 Februari 2016 menyebutkan penurunan suku bunga acuan berpeluang terjadi dalam beberapa bulan mendatang. "Kami memperkirakan penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen akan terjadi pada Maret atau April 2016," ujar analis Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy dan Wisnu Trihatmojo dalam laporan risetnya.

Namun, prediksi tersebut dibuat dengan catatatan pemerintah menurunkan kembali harga bahan bakar dan volatilitas rupiah tetap terjaga. Sebagai informasi, pergerakan rupiah pada Januari 2015 cenderung menguat ke level Rp13.631 per dolar dari sebelumnya di kisaran Rp13.900. (Baca juga: Dana Asing Masuk Pasar Modal, Rupiah Catat Penguatan Terbesar di Regional)

Ekspektasi penurunan BI Rate diprediksi akan memberi impak positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satu bank umum berskala besar per 1 Februari sudah menurunkan tingkat suku bunga kredit usaha kecil menengah (UKM) sebagai tindak lanjut dari penurunan BI Rate pada Januari lalu. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mulai 1 Februari telah menurunkan bunga kredit UKM sebesar 0,25 persen ke 12,75 persen dari sebelumnya 13 persen. Selain respons atas kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan, penurunan bunga kredit Bank BCA juga didorong kondisi likuiditas yang relatif melonggar.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua