Bareksa.com - Harga batubara diperkirakan akan meningkat didorong oleh berkurangnya supply batubara dari Amerika ke China, iklim di Eropa yang memasuki musim dingin, serta regulasi baru yang diterapkan pemerintah China terkait pembatasan impor batubara kalori rendah. Dalam laporan PT J.P. Morgan Securities Indonesia. Persediaan batubara dari sejumlah perusahaan tambang di Amerika turun hingga berada di bawah level rata-rata dalam empat tahun tahun terakhir. Hal tersebut akan membuat ekspor dari Amerika ke China turun sehingga supply batubara juga turun dan akan memicu kenaikan harga batubara.

Analis Philip Futures, Juni Sutikno, dalam Kontan.com, juga memperkirakan harga batubara dapat mengalami peningkatan karena kenaikan permintaan batubara dari Benua Eropa untuk kebutuhan musim dingin. Data terbaru Bea Cukai China menyebutkan, pada bulan Oktober, impor batubara dari China meningkat 14% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu dengan nilai impor batubara mencapai 24,37 juta ton.

Sementara itu, dalam laporannya, PT CIMB Securities Indonesia menyebutkan, China membuat aturan mengenai pembatasan impor batubara berkalori rendah dengan tujuan untuk mengurangi polusi di Negara tersebut serta menjaga produksi perusahaan tambang lokal. Peraturan tersebut menyetujui pajak batubara berkalori rendah akan dikenakan pajak sebesar 3 persen. Batubara yang termasuk kalori rendah adalah yang mengandung 3.800-4.200 kilokalori/kilogram (kkal/kg). Hal tersebut tentu juga akan mengurangi supply batubara ke China, sehingga akan mendorong permintaan harga. Tetapi, hal ini juga menjadi resiko bagi produsen-produsen batubara nasional yang memiliki kalori rendah.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Yualdo Yudoprawiro, dalam Kontan.com, menilai salah satu contoh emiten yang terkena dampak dari hal tersebut adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Ini karena, kualitas batubara Adaro berkalori rendah, di bawah 3.000 kkal/kg. Menurut catatan analis AAA Sekuritas, Carrel Mulyana, emiten yang akan diuntungkan atas kebijakan tersebut adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang memiliki batubara dengan kalori 5.500-7.000 kkal/kg. Dengan adanya kenaikan harga batubara juga akan meningkatkan pendapatan ITMG.

Guntur Tri Hariyanto, analis Pefindo Sekuritas turut mengatakan, selain masih ditopang oleh permintaan China, batubara juga akan mendapatkan katalis positif dari ekspektasi permintaan impor batubara dari beberapa produsen baja terbesar di India. Tetapi, menurutnya, kenaikan harga batubara tidak akan besar. Permintaan dan persediaan batubara sudah seimbang, sehingga penguatannya cenderung terbatas.

Saat ini, ITMG diperdagangkan dengan PER 2014 sebesar 10,07 kali serta PBV sekitar 2,75 kali. Berdasarkan data Bareksa (klik disini), pendapatan ITMG pada kuartal III 2013 mencapai USD 1,6 miliar dengan operating margin sebesar 15,53 persen. (np)