BeritaArrow iconBareksa NavigatorArrow iconArtikel

Bareksa Insight : OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Apa Dampaknya ke Reksadana?

Abdul Malik06 Oktober 2022
Tags:
Bareksa Insight : OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Apa Dampaknya ke Reksadana?
Keputusan OPEC+ yang akan memangkas produksi 2 juta barel per hari mulai November 2022 berpotensi membuat harga minyak kembali meningkat, sehingga bisa mendorong lonjakan inflasi. Hal itu akan berdampak ke kinerja pasar modal, termasuk IHSG, reksadana dan SBN. (Shutterstock)

Keputusan OPEC+ berpotensi membuat harga minyak dunia kembali meningkat dan inflasi bisa melonjak lagi

Bareksa.com - Di saat dunia masih khawatir tentang tingginya proyeksi inflasi global yang dapat mengakibatkan resesi, negara kelompok produsen minyak mentah dunia (OPEC+) memutuskan akan memangkas produksi 2 juta barrel per hari mulai November 2022.

Tim Analis Bareksa memperkirakan keputusan OPEC+ otomatis akan membuat harga minyak dunia kembali meningkat. Saat ini salah satu pemicu terbesar tingginya inflasi global akibat kenaikan harga komoditas energi, seperti minyak.

Kondisi yang kurang kondusif ini dapat menyebabkan fluktuasi tinggi di pasar modal, sehingga berdampak terjadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kinerja reksadana berbasis saham. IHSG pada perdagangan kemarin (5/10/2022) ditutup menguat 0,04% di level 7.075.

Promo Terbaru di Bareksa

Baca juga : Bareksa Insight : Kenaikan Agresif Bunga Acuan Berpotensi Mereda, Cuan Reksadana Ini Bisa Meroket

Sementara itu, melandainya nilai indeks dolar Amerika Serikat (AS) karena sebelumnya ada potensi kenaikan agresif suku bunga acuan AS akan mereda, mendorong penguatan mayoritas nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Hal ini turut mempengaruhi penguatan imbal hasil (yield) obligasi acuan dalam negeri yang kemarin sempat bergerak ke level 7,19%. Selain itu, yield acuan Surat Berharga Negara (SBN) dinilai masih stabil karena kebijakan intervensi Bank Indonesia di pasar obligasi (operation twist).

Simak juga : Bareksa Insight : Kinerja Manufaktur RI Tetap Kuat, Cuan Reksadana Ini Bisa Melesat

Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?

Di tengah sentimen potensi kenaikan harga minyak menyusul rencana pemangkasan produksi OPEC+ yang bisa kembali memicu lonjakan inflasi, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan 3 jurus ini agar kinerja investasinya tetap maksimal :

1. Meskipun saat ini pasar obligasi terlihat cenderung stabil, risiko tingginya inflasi, serta berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter global membuat pelaku pasar masih mewaspadai potensi kenaikan yield acuan SBN dalam jangka pendek. Hal ini berpotensi mendorong pergerakan harga obligasi cenderung mendatar, hingga terdapat rilis data ekonomi terbaru, baik dari dalam maupun luar negeri.

2. Sementara itu, Smart Investor disarankan tetap dapat mencermati pergerakan pasar saham, serta manfaatkan momentum jika terjadi penurunan di IHSG di bawah level 7.000, untuk melakukan akumulasi investasi bertahap di reksadana berbasis saham kapitalisasi besar dan reksadana indeks.

3. Smart Investor juga dapat mempertimbangkan instrumen investasi yang aman dan stabil seperti di Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI022 yang saat ini masih ditawarkan oleh pemerintah dengan imbal hasil menarik yakni 5,95% per tahun. Masa penawaran ORI022 berlangsung selama 25 hari yakni sejak 26 September hingga 20 Oktober 2022. Nilai investasi di ORI022 minimal mulai dari Rp1 juta dan kelipatannya hingga maksimal Rp5 miliar, dengan tenor 3 tahun dan memiliki fitur bisa diperdagangkan (tradable),

ORI022 bisa dipertimbangkan jadi salah satu instrumen investasi untuk melawan dampak lonjakan inflasi yang saat ini sedang terjadi. Selain cocok bagi Smart Investor dengan profil risiko konservatif karena aman, cuan dan stabil, ORI022 juga bisa dipilih Smart Investor dengan profil risiko moderat dan agresif sebagai bagian dari diversifikasi investasi.

Lihat juga : Bareksa Insight : Harga BBM Turun dan Rilis Inflasi, Ini Dampaknya ke Reksadana

Beberapa produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan oleh Smart Investor dengan profil risiko konservatif, moderat dan agresif ialah sebagai berikut :

Imbal Hasil 3 Tahun (per 5 Oktober 2022)

Reksadana Pasar Uang

Syailendra Dana Kas : 15,06%
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 12,83%

Reksadana Pendapatan Tetap

TRIM Dana Tetap 2 : 17,45%
Kehati Lestari Kelas G : 13,66%

Imbal Hasil 1 Tahun (per 5 Oktober 2022)

Reksadana Indeks

Avrist IDX30 : 13,19%
BNI AM Indeks IDX30
: 11,45%

Reksadana Saham

Sucorinvest Equity Fund : 20,41%
Batavia Dana Saham Syariah : 13,6%

Simak juga : Bareksa Insight : Ancaman Resesi Global Menghantui, Ini Instrumen Investasi yang Aman dan Cuan

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Baca juga : Bareksa Insight : Kupon Tinggi, ORI022 Investasi Tepat Saat Era Kenaikan Suku Bunga

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).

Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa.Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua