BeritaArrow iconBareksa NavigatorArrow iconArtikel

Tingginya Minat Investor di Lelang SBN Topang Kenaikan Reksadana Ini

Abdul Malik19 Januari 2022
Tags:
Tingginya Minat Investor di Lelang SBN Topang Kenaikan Reksadana Ini
Ilustrasi investor menghitung keuntungan investasi di surat utang negara dan reksadana berbasis SBN. (Shutterstock)

Lelang SUN kemarin menunjukkan tingginya minat investor untuk berinvestasi di SBN terus meningkat

Bareksa.com - Pergerakan pasar obligasi pada perdagangan kemarin cukup bervariasi, di mana sebagian harga obligasi naik dan sejumlah lainnya turun tipis.

Menurut analisis Bareksa, kinerja pasar obligasi yang bervariasi disebabkan menurunnya kasus harian Covid-19 di Amerika Serikat (AS). Kondisi itu semakin memperbesar potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral The Fed (Fed Fund Rate) dan imbal hasil obligasi acuan Pemerintah Negara Paman Sam.

Namun sisi lain, lelang Surat Berharga Negara (SBN) RI pada Selasa (18/1/2022) masih mampu menopang kenaikan sejumlah reksadana pendapatan tetap. Sebab pada lelang SUN kemarin menunjukkan tingginya minat investor untuk berinvestasi di SBN terus meningkat.

Promo Terbaru di Bareksa

Bahkan nilai penawaran yang masuk (incoming bids) naik jadi Rp84,8 triliun dari total yang dimenangkan Rp25 triliun. Pada lelang sebelumnya yang digelar 4 Januari 2022 incoming bids mencapai Rp77,6 triliun.

Berdasarkan data id.investing.com (diakses 18/01/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 6,4 persen pada 18 Januari 2022.

Sementara itu, dari pasar saham yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan fluktuasi cukup tinggi. Meski kemarin (18/1/2022) IHSG sempat turun hingga 1,6 persen, namun ditutup dengan penurunan yang lebih sedikit, yakni 0.46 persen di level 6.614,06.

Menurut analisis Bareksa, beberapa hal yang memengaruhi fluktuasi IHSG di antaranya kenaikan kasus harian Covid-19 hingga pengesahan Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) di tengah masih berjalannya pandemi, yang dikhawatirkan investor akan semakin membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hal tersebut turut menekan kinerja mayoritas reksadana saham dan reksadana indeks.

Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO

Di tengah kinerja pasar obligasi yang bervariasi dan tekanan di pasar saham, investor dengan profil risiko moderat dan agresif bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks dengan kinerja cemerlang berikut ini :

Imbal Hasil 3 Tahun (per 18 Januari 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Sucorinvest Bond Fund : 40,99 persen
TRAM Strategic Plus : 29,15 persen

Imbal Hasil 6 Bulan (per 18 Januari 2022)

Reksadana Saham

BNI-AM Inspiring Equity Fund : 9,66 persen
Mandiri Investa Cerdas Bangsa : 9,27 persen

Reksadana Indeks

Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund : 17,87 persen
BNP Paribas Sri Kehati : 15,83 persen

Baca : SBN Ritel Pertama 2022, Ini Jadwal Penetapan Kupon hingga Masa Penawaran ORI021

Bareksa's Investor Navigator

Reksadana

Menurut analisis Bareksa, pada perdagangan hari ini reksadana berbasis saham dan pendapatan tetap akan bergerak melemah seiring dengan pergerakan bursa global yang melemah pada pagi ini dan pada sesi perdagangan kemarin. Hal tersebut karena investor khawatir pemulihan ekonomi bisa terganggu akibat kasus Covid-19 varian Omicron di dunia.

Investor juga khawatir kenaikan suku bunga acuan bank sentral negara-negara di dunia juga akan menekan tingkat pemulihan ekonomi, walaupun di satu sisi mereka perlu menjaga inflasi di negara mereka masing-masing.

Harga minyak dunia naik 1,6 persen pada perdagangan kemarin menyusul aksi serangan pemberontak di Uni Emirat Arab, sebagai salah satu produsen minyak terbesar dunia. Harga minyak kemarin menyentuh rekor tertinggi dalam 7 tahun terakhir, akibat adanya konflik baru di Timur Tengah tersebut.

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik US$1,03 atau 1,2 persen menjadi US$87,51 per barel. Seiring kenaikan harga minyak dunia, juga memunculkan kekhawatiran adanya stagflasi bisa terjadi di negara dengan perekonomian besar. Hal tersebut dikarenakan 2/3 konsumsi bahan bakar dunia masih berasal dari minyak dan gas bumi.

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi

Investasi Sekarang

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua