PTBA, ITMG, ASII dan BBRI Masuk Top 14 Saham Dividen Terbesar, Bagaimana Prospeknya pada 2025?
Data historis menunjukkan dividend yield dari emiten-emiten ini mencapai hingga 15%

Data historis menunjukkan dividend yield dari emiten-emiten ini mencapai hingga 15%
Bareksa.com - Bagi investor, dividen adalah salah satu indikator penting dalam memilih saham, terutama untuk mereka yang mencari penghasilan pasif. Para pemburu dividen biasanya membandingkan harga saham dengan dividen yang diberikan, atau yang biasa disebut dividend yield, untuk memperhitungkan keuntungan optimal dari dana investasi. Saham mana saja yang secara historis memberikan dividend yield menarik, dan bagaimana potensinya pada 2025?
Menilik data historis, Tim Analis Bareksa menilai pembagian dividen dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk kinerja keuangan emiten, kebijakan dividen (payout ratio), serta kondisi ekonomi makro yang berpengaruh pada sektor-sektor tertentu.
Di Indonesia, sektor-sektor seperti perbankan, pertambangan, dan sawit merupakan sektor yang cenderung memberikan dividend yield yang lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya. Namun, perubahan kondisi pasar dan kebijakan ekonomi dapat memengaruhi besar kecilnya dividen yang dibagikan.
Promo Terbaru di Bareksa
Saham apa saja yang memberikan dividend yield tertinggi?
Menurut data yang dikompilasi Tim Analis Bareksa, berikut daftar emiten yang rajin memberikan dividen dengan yield cukup tinggi:
Kode Saham | Dividend Yield |
---|---|
PTBA | 15,60% |
ITMG | 12,60% |
ASII | 10,50% |
UNVR | 9,80% |
PGAS | 9,80% |
BBRI | 9,70% |
AKRA | 9,60% |
UNTR | 9,30% |
TAPG | 8,80% |
ANTM | 7,90% |
TLKM | 7,40% |
BMRI | 7,30% |
INDY | 6,80% |
BBNI | 6,20% |
Data historis dividen 2024, dan harga saham per 10 Mar 2025. Sumber: Investing
Seperti terlihat dalam tabel, saham produsen batu bara termasuk PTBA dan ITMG secara historis memberikan dividen yang tinggi, dengan dividend yield hingga 15%. Pada 2024, emiten berbasis batu bara memang masih menikmati harga komoditas tinggi, sehingga berdampak positif pada kinerja keuangannya. Hasilnya, mereka bisa memberikan dividen yang besar bagi para investornya.
Di samping itu, emiten sawit seperti TAPG juga diuntungkan karena industrinya sedang bagus seiring dengan peningkatan harga minyak sawit (CPO) global. Kinerja keuangan emiten konglomerasi TP Rachmat tersebut sangat cemerlang, dengan laba bersih pada 2024 mencapai Rp3,12 triliun, naik hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Adapun emiten perbankan termasuk BBRI, BMRI dan BBNI menunjukkan yield yang cukup tinggi karena harga sahamnya saat ini sedang tertekan akibat kinerja keuangan emiten-emiten tersebut pada 2024 terbilang kurang baik. Alasannya, sektor perbankan berhadapan dengan tantangan biaya dana yang lebih tinggi, pengetatan likuiditas yang tercermin dari kenaikan LDR dan pemburukan kualitas kredit sehingga menekan pertumbuhan laba.
Potensi 2025 Berdasarkan Sektor
Menurut Tim Analis Bareksa, prospek dividen untuk tahun ini berdasarkan sektor mungkin tidak sebaik tahun sebelumnya. Sebab, kondisi makro ekonomi yang kurang mendukung sehingga pertumbuhan kinerja mungkin tidak sebaik tahun lalu.
Sektor Pertambangan
Saham sektor pertambangan seperti PTBA dan ITMG menunjukkan yield yang sangat tinggi pada tahun 2024, didorong oleh harga komoditas yang tinggi. Namun, di tahun 2025, ada kemungkinan pembagian dividen yang lebih kecil seiring dengan prediksi penurunan harga komoditas akibat pengaruh perang tarif dagang dan potensi perdamaian antara Ukraina dan Rusia. Meskipun demikian, bagi investor yang siap dengan volatilitas harga komoditas, saham-saham di sektor ini masih menawarkan dividend yield yang menarik.
Sektor Perbankan
Saham-saham perbankan seperti BBRI, BMRI, dan BBNI memberikan yield tinggi karena penurunan harga saham yang signifikan. Namun, proyeksi untuk tahun 2025 menunjukkan perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit akibat likuiditas ketat, yang bisa berpotensi menurunkan kinerja saham di sektor ini. Meskipun demikian, perbankan tetap menjadi sektor yang menarik untuk dividen jangka panjang dengan mempertimbangkan kestabilan operasional yang lebih terjaga.
Sektor Sawit
Selanjutnya, sektor perkebunan sawit, yang digawangi oleh TAPG, memiliki prospek cerah karena harga CPO di atas 4000 Ringgit per ton masih menguntungkan pemain di sektor ini. Dividen dari sektor ini berpotensi tetap menarik berkat stabilitas harga komoditas yang cukup menguntungkan.
Sektor Konsumen dan Infrastruktur
Emiten dari sektor barang konsumsi seperti UNVR dan sektor infrastruktur seperti PGAS dan AKRA menunjukkan dividend yield yang tinggi. Apalagi harga saham emiten-emiten ini sedang murah, sehingga bila mereka memiliki kebijakan untuk membagikan dividen seperti tahun-tahun sebelumnya, potensi yield yang didapat investor juga masih menarik.
Rekomendasi Saham Dividen
Secara keseluruhan, sektor-sektor seperti pertambangan, perbankan, sawit, dan konsumsi secara historis memberikan dividen yang cukup besar sehingga memiliki prospek menarik ke depan. Namun, ada risiko yang perlu diperhatikan, seperti kondisi makro ekonomi, pertumbuhan kredit dan fluktuasi harga komoditas yang berpengaruh pada potensi penurunan dividen di tahun depan.
Menimbang saat ini harga saham sedang terbilang murah, investor agresif jangka panjang dapat mulai mengakumulasi saham-saham dengan dividend yield tinggi. Harapannya, bisa menikmati passive income dari dividen serta pertumbuhan yang optimal dalam jangka panjang.
Jangan lupa juga untuk melakukan penilaian menyeluruh terhadap kinerja keuangan emiten dan sektor yang dipilih agar bisa memaksimalkan hasil dividen di tahun 2025.
(Christian Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.116,53 | - | |||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.105,85 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.886,41 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.080,4 | - | - | ||||
Capital Regular Income Fund Dividen | 1.024,87 | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.