Purbaya Prediksi IHSG Tembus 9.000, Apakah Realistis? Ini Analisis Valuasi & Saham Favoritnya
IHSG punya peluang 80% naik di Desember. Purbaya prediksi IHSG 9.000 di 2025. Cek saham blue chip & konglo yang biasanya naik!

IHSG punya peluang 80% naik di Desember. Purbaya prediksi IHSG 9.000 di 2025. Cek saham blue chip & konglo yang biasanya naik!
Bareksa - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menembus 9.000 di akhir 2025.
Optimisme ini menurut Purbaya, karena fondasi ekonomi Indonesia semakin kuat berkat program pemerintah yang berjalan efektif, efisiensi belanja negara, hingga kebijakan pajak yang makin ramah investor.
Selain itu, pemindahan Rp200 triliun dana pemerintah dari Bank Indonsia ke bank Himbara diproyeksikan akan mendorong penyaluran kredit dan aktivitas ekonomi.
Promo Terbaru di Bareksa
Secara historis, IHSG juga menunjukkan pola pertumbuhan dalam siklus 7–10 tahun, biasanya naik 4–5 kali lipat dari titik rendah ke titik puncak.
Dengan asumsi IHSG bisa menyentuh level 9.000 pada 2025, Purbaya memperkirakan tren jangka panjang bisa membawa IHSG menuju level 32.000 dalam 10 tahun mendatang.
Valuasi IHSG
Per November 2025, IHSG berada di level 8.508, tumbuh 20,1% sejak awal tahun (YtD). Meski investor asing masih mencatatkan net sell Rp29,58 triliun di periode yang sama, valuasi IHSG relatif menarik dengan PE ratio 12,83x, lebih rendah dari rata-rata 10 tahun di 14,25x.
Dibanding negara tetangga, valuasi Indonesia juga masih lebih murah daripada Thailand, Malaysia, dan Singapura, meski sedikit di atas Filipina. Untuk menutup tahun di level 9.000, IHSG membutuhkan kenaikan tambahan sekitar 5,7%.
Menariknya, secara historis peluang IHSG naik di bulan Desember mencapai 80% dalam 10 tahun terakhir, didorong oleh window dressing dan Santa Claus Rally. Namun kenaikan lebih dari 6% hanya terjadi sekali, yaitu pada Desember 2017.
Saham Konglo atau Blue Chip jadi Jagoan?
Saham-saham yang biasanya cenderung naik di Desember bisa berasal dari kategori blue chip atau saham konglomerasi.
Dalam kategori blue chip, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sering mencatatkan performa positif.
Sementara dari kelompok konglomerasi, saham seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) terafiliasi Happy Hapsoro, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk atau BSDE (Sinar Mas Group) juga menjadi favorit musim akhir tahun.
Dengan kombinasi fundamental yang membaik, valuasi menarik, serta faktor musiman Desember, pasar saham Indonesia memasuki periode yang menarik untuk dipantau.
Meski begitu, investor tetap perlu mencermati dinamika global, aliran dana asing, dan perkembangan kebijakan pemerintah.
Bagaimana menurut kamu? Apakah prediksi IHSG 9.000 realistis? Dan kamu lebih pilih saham blue chip atau saham konglo untuk tutup tahun ini?
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/AM)
* Sigma Kinasih adalah Investment Strategist di PT Bareksa Marketplace Indonesia dengan pengalaman lebih dari 12 tahun di industri pasar modal. Memegang lisensi WMI, WPPE, CTA, dan CFP, ia berfokus pada riset makroekonomi, strategi portofolio, serta analisis reksadana, saham, emas dan SBN. Sigma meraih gelar Magister Ekonomi dari Universitas Trisakti.
*Abdul Malik adalah Managing Editor Bareksa dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di jurnalisme pasar modal. Memegang lisensi WPPE, ia fokus pada analisis makro, riset investasi, dan edukasi keuangan, serta merupakan peraih beberapa fellowship internasional.
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.199,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,11 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,79 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,05 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.