Pasar Batu Bara Melemah, Ini Rekomendasi Terbaru Saham AADI, ITMG, PTBA & ADMR
Proyeksi harga acuan batu bara direvisi menjadi US$100 per ton untuk 2025 dan US$95 per ton untuk 2026

Proyeksi harga acuan batu bara direvisi menjadi US$100 per ton untuk 2025 dan US$95 per ton untuk 2026
Bareksa.com - Permintaan global terhadap batu bara termal diperkirakan akan menurun secara bertahap selama periode proyeksi 2025-2026, menurut Badan Energi Internasional (IEA).
Riset Ciptadana Sekuritas Asia (19/6) mengungkapkan pergeseran ini terutama disebabkan oleh penurunan impor dari Tiongkok, yang didukung oleh produksi domestik yang kuat, komitmen terhadap iklim, dan meningkatnya penggunaan energi terbarukan.
Meskipun permintaan dari India dan Asia Tenggara terus meningkat, hal ini diperkirakan tidak akan cukup untuk mengimbangi penurunan permintaan global, sehingga perdagangan batu bara dunia mengalami kontraksi.
Promo Terbaru di Bareksa
Akibatnya, harga batu bara termal telah turun sekitar 13,8% menjadi US$106,4 per ton, dan diperkirakan akan melemah lebih lanjut pada paruh kedua 2025 karena tingginya persediaan dan melemahnya permintaan di pasar negara maju.
Meski begitu, pembangkit listrik tenaga batubara tetap menjadi bagian penting dalam bauran energi di beberapa wilayah. Tiongkok, India, dan Asia Tenggara secara kolektif menyumbang sekitar 79% konsumsi batu bara termal global, memberikan dukungan terhadap harga dan membantu mengurangi volatilitas.
Harga batubara termal diperkirakan akan tetap berada di atas level pra-2020, mencerminkan inflasi biaya yang persisten dalam penambangan, tantangan logistik, serta ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan. Ciptadana Sekuritas merevisi proyeksi harga acuan batu bara menjadi US$100 per ton untuk 2025 dan US$95 per ton untuk 2026.
Prospek batu bara metalurgi
Pasar batu bara metalurgi (met coal) diperkirakan akan tetap relatif ketat dan tangguh pada 2025-2026, didukung oleh produksi baja yang kuat di pasar negara berkembang seperti India, Asia Tenggara dan sebagian Afrika. Urbanisasi dan pembangunan infrastruktur di wilayah ini terus mendorong permintaan.
Meskipun produksi baja di negara maju cenderung stagnan atau menurun, pertumbuhan di negara berkembang mampu mengimbangi pelemahan ini, sehingga permintaan global terhadap batu bara kokas tetap terjaga.
Di China sebagai produsen baja terbesar dunia, permintaan sedikit melemah karena kebijakan pengurangan emisi dan upaya mengatasi kelebihan kapasitas. Akibatnya, harga telah turun 15% sejak awal tahun (YTD) menjadi US$175 per ton.
Meski begitu, volatilitas harga diprediksi akan mereda ke depan, didukung oleh pasokan yang tetap terbatas, tingginya biaya penambangan dan energi, serta kendala logistik yang terus berlanjut. Penurunan harga musiman diperkirakan terjadi pada paruh kedua 2025 karena penurunan musiman produksi baja dan tingginya persediaan di beberapa pasar.
Ke depan, transisi global menuju dekarbonisasi dalam industri baja, terutama melalui penggunaan teknologi direct reduced iron (DRI) berbasis hidrogen, menjadi risiko jangka panjang bagi permintaan batu bara metalurgi.
Namun, adopsi teknologi ini secara luas diperkirakan masih membutuhkan waktu beberapa tahun. Dalam jangka menengah, pasar met coal diperkirakan tetap terdukung dengan baik, dengan permintaan dari negara berkembang dan tantangan pasokan yang berkelanjutan membantu menjaga harga tetap tinggi.
Karena itu, proyeksi harga acuan batubara metalurgi di US$180 per ton untuk 2025 dan US$170 per ton untuk 2026.
Rekomendasi Saham-saham Batu Bara
Seiring dengan revisi proyeksi harga acuan batu bara termal, Ciptadana Sekuritas memperbarui proyeksi laba dan target harga saham untuk PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)). Namun estimasi dan target harga saham untuk PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dipertahankan.
Meski volatilitas harga batu bara diperkirakan akan tetap tinggi dibandingkan periode sebelum 2020 (US$69 per ton), tren jangka panjang diperkirakan akan menurun secara bertahap. Dengan mempertimbangkan prospek ini, rekomendasi sektor batu bara diturunkan menjadi Netral, dengan AADI sebagai saham pilihan utama dengan rekomendasi Buy dan target harga saham Rp8.250.
Meski begitu, dividen tetap menjadi daya tarik utama, dengan sebagian besar emiten tambang batu bara diperkirakan membagikan dividen menarik di 2025-2026. Secara khusus, ITMG dan AADI menawarkan profil paling menarik, dengan perkiraan imbal hasil (yield) dividen 19,0% / 10,2% untuk ITMG dan 14,5% / 8,6% untuk AADI di 2025-2026 secara berurutan.
Tabel: Rekomendasi Saham Batu Bara
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.148,47 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.106,73 | - | - | ||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.134,59 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.936,18 | ||||||
Capital Regular Income Fund Dividen | 1.049,75 | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.