BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG Pekan Pertama Februari 2020 Bangkit, Reksadana Berbasis Saham Melesat

10 Februari 2020
Tags:
IHSG Pekan Pertama Februari 2020 Bangkit, Reksadana Berbasis Saham Melesat
Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/2/2020)). IHSG ditutup menguat 0,70 persen atau 41,01 poin ke level 5.925,18 menjelang penutupan perdagangan kemarin. (ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp)

Dalam periode 3 -7 Februari 2020, IHSG mengakumulasi kenaikan 1 persen ke level 5.999

Bareksa.com - Mengakhiri pekan pertama di bulan Februari 2020, bursa saham domestik berhasil mengalami pergerakan yang cukup positif. Dalam periode 3 -7 Februari 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi kenaikan 1 persen ke level 5.999,61.

Kinerja sepekan tersebut menempatkan IHSG di urutan ke-10 dari 13 bursa utama yang ada di kawasan Asia Pasifik. Kinerja IHSG hanya lebih baik dari bursa Australia yang naik 0,01 persen, bursa Vietnam dengan kenaikan 0,44 persen, dan bursa Singapura yang bertambah 0,88 persen.

Apa yang dialami IHSG dan bursa-bursa utama kawasan Asia Pasifik merupakan pembalikan arah (technical rebound) dari penurunan pada pekan sebelumnya ketika diguncang sentimen dampak virus corona.

Promo Terbaru di Bareksa

Sekadar mengingatkan, pada pekan terakhir di Januari 2020 lalu IHSG mengalami penurunan hingga 4,87 persen, yang merupakan penurunan terdalam sejak pertengahan bulan Mei 2019 lalu.

Kini pasar saham masih dibayangi sentimen yang sama yakni wabah virus corona yang semakin memakan korban. Dilansir dari CNBC International, virus corona secara global telah menyebabkan 813 total kematian di dunia hingga kini, dari China 811 orang tewas. Sedangkan jumlah korban yang terjangkit mencapai 37.525 orang, mengacu data Gisanddata per Ahad (9/2/2020) pukul 10.43 WIB.

Riset dari Standard & Poor's (S&P) menyebutkan virus Corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi China sekitar 1,2 persentase poin. Jadi, kalau pertumbuhan ekonomi China pada tahun ini diperkirakan berada di level 6 persen, maka virus Corona akan memangkasnya menjadi 4,8 persen saja.

Untuk diketahui, pada tahun 2019 perekonomian Negeri Panda tercatat tumbuh 6,1 persen, melambat signifikan dari yang sebelumnya 6,6 persen pada tahun 2018. Mengutip Reuters, pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2019 merupakan yang terlemah sejak tahun 1990.

Sementara dari dalam negeri, sentimen positif bagi bursa saham Tanah Air datang dari rilis angka cadangan devisa. Per akhir Januari 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa cadangan devisa berada di level US$131,7 miliar, meningkat hingga US$2,5 miliar jika dibandingkan dengan posisi per akhir Desember 2019 yang senilai US$129,18 miliar.

Cadangan devisa per akhir Januari 2020 nyaris menyamai rekor tertinggi yang dibukukan pada Januari 2018 yakni senilai US$131,98 miliar.

"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2020 tercatat US$131,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2019 sebesar US$ 129,2 miliar," papar BI dalam keterangan resminya, Jumat (7/2/2020).

Kinerja Reksadana Berbasis Saham Melesat

Kondisi bursa saham yang bangkit sepanjang pekan lalu, turut memberikan sentimen positif bagi kinerja reksadana yang berbasiskan saham dalam portofolionya, yakni reksadana saham dan reksadana campuran.

Illustration
Sumber: Bareksa

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham memimpin kinerja terbaik sepanjang pekan lalu dengan kenaikan 0,63 persen, disusul oleh indeks reksadana campuran yang menguat 0,59 persen di periode yang sama.

Berikutnya indeks reksadana pendapatan tetap terapresiasi 0,46 persen, dan terakhir indeks reksadana pasar uang naik tipis 0,04 persen.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,46

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua