BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG Indeks Terlemah di Asia, Reksadana Pendapatan Tetap Ini Untung 1,4 Persen

02 Desember 2019
Tags:
IHSG Indeks Terlemah di Asia, Reksadana Pendapatan Tetap Ini Untung 1,4 Persen
CEO Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro, bersama karyawannya memantau pergerakan pasar saham dan IHSG di kantor Manulife Aset Manajemen Indonesia. (Bareksa/AM)

Sepanjang pekan lalu, IHSG mengakumulasi pelemahan 1,45 persen

Bareksa.com - Bursa saham Tanah Air harus rela melemah tajam sepanjang pekan lalu. Dalam lima hari perdagangan,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mampu menguat pada perdagangan hari Jumat (29/11/2019).

Bahkan IHSG jadi salah satu indeks saham terlemah di Asia. Sepanjang pekan lalu, IHSG mengakumulasi pelemahan 1,45 persen. Bahkan, IHSG sempat berada di bawah level 6.000, yang merupakan level terendah sejak Mei lalu.

Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China yang memburuk menjadi penyebab minimnya hasrat investor untuk masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia.

Promo Terbaru di Bareksa

Usai Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-undang (UU) penegakan demokrasi dan hak asasi manusia di Hong Kong, hubungan dua negara dengan perekonomian terbesar di planet bumi tersebut merenggang.

"Saya meneken UU ini sebagai bentuk respek kepada Presiden Xi (Jinping), China, dan rakyat Hong Kong. UU ini disahkan dengan harapan pemimpin dan perwakilan China di Hong Kong dapat mengatasi perbedaan serta menciptakan perdamaian dan kemakmuran bagi semua," kata Trump melalui keterangan tertulis, dilansir dari CNBC Indonesia.

Seperti diduga, China pun murka. Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing pasti akan melakukan “serangan balasan”.

"Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.

Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap

Di tengah kinerja bursa saham yang kurang kondusif, reksadana pendapatan tetap bisa menjadi alternatif pilihan bagi para investor.

Illustration
Sumber: Bareksa

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana pendapatan tetap hanya terkoreksi 0,02 persen sepanjang pekan lalu. Jauh lebih baik dari indeks reksadana saham yang anjlok 2,68 persen, dan indeks reksadana campuran yang turun 1,2 persen.

Kinerja reksadana pendapatan tetap hanya kalah dari indeks reksadana pasar uang yang naik 0,05 persen sepanjang pekan lalu.

Satu hal yang cukup menarik, berdasarkan reksadana pendapatan tetap yang dijual Bareksa, terdapat satu produk yang mampu mencatatkan kinerja paling kinclong sepanjang pekan lalu dengan kenaikan satu persen.

Illustration
Sumber: Bareksa

Reksadana tersebut ialah Manulife Obligasi Unggulan Kelas A dengan kenaikan 1,41 persen sepanjang pekan lalu. Reksadana yang dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp1,2 triliun per Oktober 2019.

Manulife Obligasi Unggulan Kelas A bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan melakukan investasi pada efek bersifat utang yang diterbitkan oleh badan hukum Indonesia dan/atau Negara Republik Indonesia termasuk instrumen pasar uang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 tahun dan diterbitkan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan dalam mata uang rupiah.

Arah kebijakan investasinya yaitu :

• Minimum 0 persen dan maksimum 60 persen pada efek bersifat utang yang diterbitkan oleh badan hukum Indonesia
• Minimum 40 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat utang yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia
• Minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang

Sebagai informasi, Manulife Obligasi Unggulan Kelas A dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp10.000. Reksadana pendapatan tetap yang diluncurkan sejak 16 Oktober 2003 ini, bekerja sama dengan bank kustodian Standard Chartered Bank.

Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Selain itu, reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sementara reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang minimal 80 persen dana kelolaannya diinvestasikan ke instrumen obligasi dan pasar uang. Reksadana jenis ini cocok untuk Anda yang memiliki profil risiko rendah-moderat serta cocok untuk tujuan jangka waktu menengah antara 1 hingga 3 tahun.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,52%
Up2,95%
Up0,02%
Up6,35%
Up30,73%
Up60,39%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua