BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Masih Bingung Pilih Reksadana? Simak Tips Investasi Agar Untung Maksimal Ini

20 Februari 2019
Tags:
Masih Bingung Pilih Reksadana? Simak Tips Investasi Agar Untung Maksimal Ini
Ilustrasi investor wanita cantik di depan komputer laptop sambil tersenyum happy gembira bahagia senang membayangkan hasil investasi

Memilih reksadana bukan hal yang sulit, cukup perhatikan tujuan dan risiko yang bisa ditoleransi

Bareksa.com - Kita sudah tahu berinvestasi banyak untungnya, dan reksadana bisa menjadi pilihan untuk investor pemula. Akan tetapi, kita sering belum yakin bagaimana memulainya atau memilih jenis reksadana yang cocok.

Tenang, sebagai pemula, bingung itu wajar. Akan tetapi jangan lantas terus menunda-nunda investasi karena memilih reksadana sebenarnya jauh lebih mudah daripada yang dipikirkan.

Berikut adalah beberapa strategi berinvestasi di reksadana dan pedoman untuk memilih jenis apa yang cocok buat kita, sebagian dikutip dari Investopedia.com.

Promo Terbaru di Bareksa

1. Identifikasi Tujuan dan Risiko

Sebelum berinvestasi dalam instrumen apa pun, kita harus tahu tujuan dari investasi ini. Apakah tujuannya jangka panjang ataukah untuk kebutuhan mendesak saat ini? Lalu, apakah uang itu akan digunakan untuk membayar biaya kuliah, atau untuk membiayai pensiun yang masih puluhan tahun lagi?

Mengidentifikasi tujuan adalah langkah penting dalam mengurangi risiko dari beragam pilihan jenis reksadana yang tersedia.

Selain itu, kita juga harus mempertimbangkan risiko sesuai dengan profil risiko kita sebagai investor. Bisakah kita menerima perubahan dramatis dalam nilai portofolio? Atau, apakah investasi konservatif lebih cocok buat kita?

Risiko dan pengembalian harus berbanding lurus dan kita harus menyeimbangkan keinginan dalam memeroleh return terhadap kemampuan kita untuk menolerir risiko.

Kemudian, kita juga harus mempertimbangkan masalah waktu investasi. Berapa lama kita ingin berinvestasi? Apakah kita berinvestasi untuk mengantisipasi masalah likuiditas dalam waktu dekat? Idealnya, kita berinvestasi di reksadana minimal lima tahun untuk mendapatkan hasil maksimal.

2. Memilih Jenis Reksadana yang Sesuai

Tujuan utama dari investasi di reksadana adalah untuk mendapatkan imbal hasil (return) yang maksimal. Jadi, jika kita berencana berinvestasi untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dan bisa menangani risiko dan volatilitas pasar modal, reksadana saham mungkin merupakan pilihan yang baik.

Reksadana saham biasanya memiliki portofolio aset yang lebih tinggi di saham biasa, sehingga biasanya lebih volatil. Mengingat tingkat risiko yang lebih tinggi, jenis reksadana ini menawarkan potensi pengembalian yang lebih besar dari waktu ke waktu. Jangka waktu untuk berinvestasi di jenis reksadana ini setidaknya lima sampai 10 tahun.

Berinvestasi di reksadana tidak ada pembayaran dividen seperti halnya investasi langsung di saham. Jadi, jika kita menginginkan penghasilan tetap dari portofolio, reksadana pendapatan tetap mungkin merupakan pilihan yang paling baik.

Reksadana pendapatan tetap biasanya membeli obligasi dan instrumen utang lain yang membayar bunga secara teratur. Obligasi pemerintah dan obligasi korporasi adalah contoh dari portofolio reksadana pendapatan tetap.

Jenis reksadana ini memiliki volatilitas yang jauh lebih kecil, tergantung pada jenis obligasi dalam portofolio. Obligasi sering memiliki korelasi rendah atau negatif dengan pasar saham. Oleh karena itu, kita dapat menggunakannya untuk mendiversifikasi kepemilikan dalam portofolio investasi kita.

Meskipun volatilitasnya rendah, tetap saja ada risiko dari portofolio di obligasi ini, yakni:
♦ Risiko tingkat bunga karena kupon obligasi sensitif terhadap perubahan suku bunga. Ketika suku bunga acuan naik, kupon obligasi turun.
♦ Risiko kredit karena ada kemungkinan penerbit diturunkan peringkat kreditnya. Ini berdampak buruk pada harga obligasi.
♦ Risiko wanprestasi karena ada kemungkinan penerbit obligasi wanprestasi atas kewajiban utangnya.
♦ Risiko prabayar adalah risiko pemegang obligasi melunasi pokok obligasi lebih awal untuk mengambil keuntungan dari penerbitan kembali utangnya pada tingkat bunga yang lebih rendah. Investor cenderung tidak dapat menginvestasikan kembali dan menerima tingkat bunga yang sama.

Namun, tetap saja investasi di obligasi ini penting untuk mendiversifikasi tujuan investasi kita.

Selanjutnya, ada kalanya seorang investor memiliki kebutuhan jangka panjang tetapi tidak mau atau tidak dapat mengambil risiko yang besar. Dalam hal ini, reksadana campuran, yang berinvestasi di saham dan obligasi, bisa menjadi alternatif terbaik.

3. Biaya Reksadana

Manajer investasi biasanya menghasilkan uang dengan membebankan biaya kepada investor. Penting untuk memahami berbagai jenis biaya yang terkait dengan investasi sebelum kita melakukan pembelian (subscription).

Beberapa reksadana membebankan biaya penjualan pada saat pembelian (front end) atau ketika penjualan reksadana (back end). Beban back-end biasanya berlaku jika saham dijual sebelum periode waktu yang ditentukan, biasanya 5 sampai 10 tahun sejak pembelian. Ini dimaksudkan untuk mencegah investor dari membeli dan menjual terlalu sering.

Baik reksadana yang mengenakan front end atau back end biasanya mengenakan 3 hingga 6 persen dari total jumlah yang diinvestasikan atau didistribusikan, tetapi angka ini bisa bertambah menjadi 8,5 persen.

Namun, biaya ini bisa tergantung pada manajer investasi yang menjual reksadana. dan bisa dilihat dalam prospektus reksadana. Tujuannya adalah untuk mencegah turnover (yang dapat merugikan investor) dan menutup biaya administrasi yang terkait dengan investasi. Mayoritas reksadana di Bareksa tidak mengenakan biaya lagi saat pembelian atau penjualan.

Sementara itu, ada juga reksadana yang tidak memungut back end ataupun front end, tetapi mengenakan biaya lain seperti rasio pengeluaran manajemen dan biaya administrasi lainnya.

Reksadana saham biasanya juga membebankan biaya promosi, penjualan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan distribusi reksadana saham. Biaya ini berasal dari harga saham yang dilaporkan pada titik waktu yang telah ditentukan dan sebagai akibatnya, investor mungkin tidak mengetahui biaya sama sekali.

Untuk mempermudah pemahaman mengenai biaya ini, selalu perhatikan rasio pengeluaran manajemen investasi. Angka itu dapat membantu menjernihkan segala kebingungan yang berkaitan dengan biaya penjualan. Rasio ini hanyalah persentase total aset reksadana yang dibebankan untuk menutup biaya reksadana. Semakin tinggi rasionya, semakin rendah pengembalian investor di akhir tahun.

4. Mengevaluasi Portofolio dan Return Tahun Lalu

Seperti halnya semua investasi, penting untuk meneliti hasil dari investasi sebelumnya. Untuk itu, berikut adalah daftar pertanyaan yang harus ditanyakan oleh calon investor saat meninjau rekam jejak reksadana:

♦ Apakah manajemen investasi memberikan hasil yang konsisten dengan pengembalian pasar secara umum?
♦ Apakah reksadana lebih fluktuatif daripada indeks utama (artinya pengembaliannya bervariasi secara dramatis sepanjang tahun)?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan memberi kita wawasan tentang bagaimana kinerja manajemen investasi dalam kondisi tertentu, dan menggambarkan tren historis reksadana.

Sebelum membeli reksadana, masuk akal untuk meninjau literatur manajer investasi. Manajer investasi harus memberi kita gambaran tentang prospek dana dan / atau kepemilikannya di tahun mendatang dan membahas industri umum dan tren pasar yang dapat memengaruhi kinerja reksadana.

5. Sejarah Tidak Selalu Berulang

Kita semua sering mendengar ungkapkan, "Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Hasil historis kadang juga bukan merupakan indikator hasil yang baik."

Sebuah studi menunjukkan, dalam 16 tahun terakhir, hanya 7,8 persen dari 100 manajer investasi yang bisa mempertahankan posisinya di deretan teratas pada tahun berikutnya.

Tentu saja, ada beberapa reksadana yang bisa bertahan dalam periode yang cukup panjang. Namun adanya ketidakpastian pasar bisa membuat orang-orang terbaik sekalipun dalam bisnis akan mengalami tahun-tahun yang buruk.

6. Peringkat Reksadana

Daripada melihat apa yang terjadi di masa lalu, investor lebih baik mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi hasil di masa depan.

Penilaian atas kinerja reksadana juga dapat dilihat dari rating (peringkat) yang diberikan lembaga independen. Bareksa, misalnya, memiliki Barometer Bareksa yang membantu nasabah menilai kinerja berbagai reksadana berdasarkan risiko, keuntungan, dan dana kelolaannya (Asset Under Management, AUM).

Bareksa juga menggunakan sharpe ratio, yang mengukur seberapa besar satu reksadana bisa menghasilkan keuntungan berbanding dengan risikonya.

Sejumlah indikator tersebut tercermin dalam Barometer Bareksa yang terlihat dari bulatan di samping reksadanan. Semakin besar jumlah bulatan yang dimiliki dalam barometer, semakin baik kualitas reksadana tersebut.

Memilih reksa dana mungkin tampak seperti tugas yang menakutkan, tetapi melakukan sedikit riset dan memahami tujuan dan risiko adalah setengah dari perjuangan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. (hm)

* * *

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,46

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua