Top 5 Reksadana Ini Untung Hingga 29 Persen Saat IHSG Anjlok 10,04 Persen
Apa isi portolio lima reksadana tersebut hingga masih untung saat semua indeks acuan anjlok?
Apa isi portolio lima reksadana tersebut hingga masih untung saat semua indeks acuan anjlok?
Bareksa.com - Tahun 2018 ini bisa dibilang sebagai masa turbulensi bagi pasar modal Indonesia. Sebab setelah mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 6.689 pada 19 Februari 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemudian bergejolak dan terus anjlok.
Sejak awal tahun hingga 11 Oktober 2018, IHSG sudah terperosok 10,04 persen ke level 5.703. atau merupakan level terendah sejak Juni 2017.
Kombinasi faktor eksternal dan internal mewarnai sentimen penggerak pasar. Mulai soal tensi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Promo Terbaru di Bareksa
Gejolak harga minyak seiring memanasnya kondisi geopolitik Timur Tengah, hingga ancaman sanksi ekonomi baru AS atas Iran. Hingga pengetatan kebijakan moneter Bank Sentral AS dengan menaikkan Fed Funds Rate secara bertahap.
Tren penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mayoritas mata uang negara-negara di dunia, utamanya negara berkembang, termasuk rupiah, juga menjadi sentimen negatif. Rupiah telah melampaui batas level psikologis Rp15.000 per dolar AS.
Dari dalam negeri, sentimen potensi melebarnya defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan juga turut berkontribusi.
Seiring anjloknya IHSG, indeks LQ45 juga tercatat ikut terperosok 16,9 persen YtD 2018. Indeks LQ45 merupakan indeks yang berisi saham 45 emiten dengan likuiditas (liquid) tinggi.
Nasib serupa dialami indeks reksadana yang dalam portofolionya berisikan saham, yakni indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah masing-masing ambrol 9,49 persen dan 10,6 persen.
Perbandingan IHSG, Indeks LQ45, Indeks Reksadana Saham & Indeks Reksadana Saham Syariah
Sumber : Bareksa
Jika dikalkulasi dari level tertingginya 6.689 pada 19 Februari 2018, maka IHSG sudah jebol 14,7 persen pada 11 Oktober.
Tidak berbeda indeks LQ45 juga ambrol 20,79 persen, serta indeks reksadana saham dan reksadana saham syariah masing-masing anjlok 14,6 persen dan 12,9 persen.
Sumber : Bareksa
Meskipun kinerja pasar modal bergejolak sepanjang tahun ini, namun beberapa produk reksadana masih tetap membukukan keuntungan tinggi.
Pada marketplace reksadana Bareksa, ada 49 produk reksadana yang masih berhasil membukukan kinerja positif sejak awal 2018 hingga 11 Oktober.
Dalam 49 produk reksadana tersebut berisi merata dari empat jenis produk, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap, maupun pasar uang.
Tercatat ada lima produk reksadana yang berhasil mencetak return tertinggi YtD 2108 hingga 11 Oktober. Dari lima produk tersebut, empat di antaranya merupakan reksadana saham dan 1 reksadana campuran.
Lima produk tersebut berhasil mencetak keuntungan 12 persen hingga 30,5 persen YtD 2018. Return tersebut sangat signifiikan karena mempertimbangkan semua indeks acuan, yakni IHSG, indeks LQ45, indeks reksadana saham, hingga indeks reksadana saham syariah yang mencatatkan return negatif YtD 2018.
Produk-produk reksadana juara YtD 2018 dari sisi return tersebut di antaranya reksadana saham Simas Syariah Unggulan dan Simas Saham Unggulan yang dikelola PT Sinarmas Asset Management.
Kemudian reksadana saham Sucorinvest Maxi Fund dan Sucorinvest Sharia Equity Fund dikelola oleh PT Sucor Asset Management. Serta reksadana campuran Archipelago Balance Fund yang dikelola PT Shinhan Asset Management Indonesia.
Perbandingkan Return Top 5 Reksadana YtD 2018 per 11 Oktober
Sumber : Bareksa
Jika return tersebut dihitung secara YtD 2018, maka reksadana saham Simas Syariah Unggulan berhasil menjadi juara pertama dengan keuntungan 29,83 persen.
Namun dalam setahun terakhir, keuntungan reksadana campuran Archipelago Balance Fund yang sebesar 28,7 persen merupakan yang tertinggi.
Dalam 3 tahun terakhir, Sucorinvest Sharia Equity Fund merupakan juara return tertinggi dengan keuntungan 78,77 persen.
Perbandingkan Return Top 5 Reksadana YtD 2018, 1 Tahun dan 3 Tahun (per 11 Oktober)
Sumber : Bareksa
Apa saja isi portofolio lima reksadana tersebut? Berikut ulasannya :
1. Simas Syariah Unggulan
Jenis Reksa Dana | Saham |
Tanggal Peluncuran | 08 Agustus 2014 |
Bank Kustodian | PT Bank Danamon Indonesia Tbk |
Dana Kelolaan | Rp 117.514.551.860 |
Min. Pembelian Awal | Rp200.000 |
Pembelian Selanjutnya | |
Min. Penjualan Kembali | Rp100.000 |
12 Month Low - High | 810,88 - 1.208,86 |
NAB Per Unit Simas Syariah Unggulan
Sumber : Bareksa
Fund fact sheet per Agustus 2018 menyebutkan, top holding dalam portofolio investasi reksadana Simas Syariah Unggulan di antaranya saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Eraja Swasembada Tbk (ERAA), PT Integra Indocabinet (WOOD), PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
2. Archipelago Balance Fund
Jenis Reksa Dana | Campuran |
Tanggal Peluncuran | 11 Januari 2013 |
Bank Kustodian | PT Bank DBS Indonesia |
Dana Kelolaan | Rp48.507.784.551 |
Min. Pembelian Awal | Rp100.000 |
Pembelian Selanjutnya | |
Min. Penjualan Kembali | Rp100.000 |
12 Month Low - High | 1.250,25 - 1.641,72 |
NAB per Unit Archipelago Balance Fund
Sumber : Bareksa
Berdasarkan fund fact sheet per Juli 2018, top holding dalam portofolio investasi reksadana campuran Archipelago Balance Fund yakni saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
3. Simas Saham Unggulan
Jenis Reksa Dana | Saham |
Tanggal Peluncuran | 18 Desember 2012 |
Bank Kustodian | PT Bank CIMB Niaga Tbk |
Dana Kelolaan | Rp1.957.111.917.915 |
Min. Pembelian Awal | Rp200.000 |
Pembelian Selanjutnya | |
Min. Penjualan Kembali | Rp100.000 |
12 Month Low - High | 1.465,75 - 2.163,04 |
NAB per Unit Simas Saham Unggulan
Sumber : Bareksa
Dalam fund fact sheet per Agustus 2018, top holding portofolio investasi reksadana Simas Saham Unggulan di antaranya saham PT Bank Bri syariah Tbk (BRIS), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), serta PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
4. Sucorinvest Maxi Fund
Jenis Reksa Dana | Saham |
Tanggal Peluncuran | 01 Oktober 2014 |
Bank Kustodian | PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk |
Dana Kelolaan | Rp271.052.838.514 |
Min. Pembelian Awal | Rp100.000 |
Pembelian Selanjutnya | |
Min. Penjualan Kembali | Rp100.000 |
12 Month Low - High | 1.178,05 - 1.493,98 |
NAB per Unit Sucorinvest Maxi Fund
Sumber : Bareksa
Fund fact sheet per September 2018 menyebutkan, top holding dalam portofilo investasi reksadana Sucorinvest Maxi Fund yakni saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), dan pasar uang.
5. Sucorinvest Sharia Equity Fund
Jenis Reksa Dana | Saham |
Tanggal Peluncuran | 08 November 2013 |
Bank Kustodian | PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk |
Dana Kelolaan | Rp193.000.866.692 |
Min. Pembelian Awal | Rp100.000 |
Pembelian Selanjutnya | |
Min. Penjualan Kembali | Rp100.000 |
NAB per Unit Sucorinvest Sharia Equity Fund
Sumber : Bareksa
Top holding reksadana Sucorinvest Sharia Equity Fund berdasarkan fund fact sheet September 2018 di antaranya saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bisi International Tbk (BISI), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI), dan PT Samindo Resources Tbk (MYOH).
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.311,21 | - 0,04% | 3,59% | 0,02% | 5,46% | 18,25% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.767,05 | 0,56% | 3,40% | 0,02% | 6,86% | 17,17% | 43,56% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.748,46 | - 0,79% | 3,43% | 0,01% | 3,97% | 18,39% | 46,82% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.033,61 | - 0,45% | 1,56% | 0,01% | 2,14% | - 2,42% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk Produk baru | 1.033,61 | 0,53% | - | 0,03% | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.