BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Neraca Dagang Surplus US$1,74 Miliar pada Juni, Namun Semester I Masih Defisit

16 Juli 2018
Tags:
Neraca Dagang Surplus US$1,74 Miliar pada Juni, Namun Semester I Masih Defisit
Sejumlah pekerja beraktivitas membongkar muat peti kemas di Pelabuhan Pelindo I Perawang di Kabupaten Siak, Riau, Rabu (18/10). PT Pelindo I (Persero) menambah kapasitas lapangan tampung peti kemas Pelabuhan Perawang dari 88 ribu TEU, atau unit ekuivalen dua puluh kaki, menjadi 100 ribu TEU. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Impor yang masih tinggi ini perlu diperhatikan lebih serius oleh pemerintah

Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Juni 2018 yang mencatatkan surplus US$1,74 miliar atau masih lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang justru defisit US$1,45 miliar.

Nilai ekspor Indonesia pada Juni 2018 mencapai US$13 miliar, dibanding Juni 2017 meningkat 11,47 persen. Nilai impor Indonesia Juni 2018 mencapai US$11,26 miliar atau meningkat 12,66 persen jika dibandingkan Juni 2017.

Sekedar informasi, pertumbuhan ekspor Indonesia 11,47 persen lebih rendah dari ekspektasi konsensus sebesar 17,53 persen. Adapun pertumbuhan impor Indonesia 12,66 persen, juga lebih rendah dari ekspektasi konsensus sebesar 31,31 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Meski surplus di bulan Juni, neraca perdagangan secara keseluruhan jika dijumlahkan pada semester pertama tahun ini (Januari – Juni) masih mencatatkan defisit sebesar US$1,02 miliar.

Historikal Neraca Dagang Indonesia (US$ Miliar)

Illustration

Sumber : BPS, diolah Bareksa

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan defisit perdagangan Januari - Juni 2018 terjadi karena secara kumulatif ekspor hanya US$88,02 miliar. Sedangkan impor paruh pertama tahun ini mencapai US$89,04 miliar.

Bila dibandingkan dengan Januari-Juni 2017, ekspor hanya naik 10,03 persen, sedangkan angka impor melonjak hingga 23,1 persen.

"Impor yang masih tinggi ini perlu diperhatikan lebih serius oleh pemerintah" ujar Ketjuk, sapaan akrabnya di kantor BPS, Senin (16/7).

Secara bulanan, surplus neraca perdagangan Juni 2018 terjadi karena nilai ekspor yang lebih tinggi mencapai US$13 miliar, sedangkan impor sebesar US$11,26 miliar.

Kendati kondisi tersebut membuat surplus perdagangan, nilai tersebut sebenarnya jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, di mana ekspor mencapai US$16,12 miliar dan impor US$17,64 miliar.

"Penurunan ekspor terjadi pada kendaraan dan bagiannya, mesin dan peralatan listrik, dan mesin-mesin pesawat mekanik, itu penurunannya agak curam," katanya.

Selain itu, penurunan ekspor juga terjadi karena beberapa harga komoditas menurun, misalnya minyak mentah Indonesia (ICP) dari US$72,46 per barel pada Mei 2018 menjadi US$70,36 per barel pada bulan kemarin.

Meski ada pula peningkatan harga komoditas, mulai dari minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), emas dan karet.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.316,44

Up0,14%
Up3,25%
Up0,02%
Up5,57%
Up18,23%
-

Capital Fixed Income Fund

1.770,24

Up0,56%
Up3,37%
Up0,02%
Up6,87%
Up17,20%
Up44,34%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.749,14

Down- 0,90%
Up3,16%
Up0,01%
Up3,87%
Up18,25%
Up46,69%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.037,94

Down- 0,06%
Up1,99%
Up0,02%
Up2,93%
Down- 2,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.035,17

Up0,49%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua