Rebalancing MSCI Bikin Prayogo Tersenyum: BREN & BRMS Jadi Penghuni Baru
KLBF dan ICBP meskipun tersingkir dari indeks MSCI namun keduanya kini berada di harga murah

KLBF dan ICBP meskipun tersingkir dari indeks MSCI namun keduanya kini berada di harga murah
Bareksa - Morgan Stanley Capital International (MSCI) (6/11) resmi mengumumkan hasil evaluasi periodik untuk indeks saham globalnya, dengan perubahan efektif mulai 25 November 2025.
Dalam daftar terbaru, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), saham terafilasi Taipan Nomor Wahid RI Prajogo Pangestu dan emiten tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berhasil masuk ke MSCI Indonesia Global Standard Index.
Sebaliknya, dua nama besar sektor konsumsi, yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), harus keluar dari indeks utama tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Perubahan ini juga disertai dengan penyesuaian di indeks Small Cap, di mana sejumlah saham seperti DSNG, ENRG, MSIN, RAJA, WIFI, TINS, dan KLBF masuk menggantikan BRMS, SMSM, dan ULTJ.
Evaluasi berikutnya bakal diumumkan 10 Februari 2026, efektif berlaku 2 Maret 2026.
Tabel: Evaluasi Indeks MSCI Indonesia – November 2025
Kategori Indeks | Saham Masuk | Saham Keluar |
|---|---|---|
MSCI Indonesia Global Standard | BRMS, BREN | KLBF, ICBP |
MSCI Indonesia Small Cap | DSNG, ENRG, MSIN, RAJA, WIFI, TINS, KLBF | BRMS, SMSM, ULTJ |
Sumber: MSCI per 6/11/2025
Kenapa Perubahan Ini Terjadi?
Masuknya BREN dan BRMS mencerminkan meningkatnya bobot kapitalisasi pasar dan minat investor terhadap saham-saham tersebut.
BREN juga diuntungkan oleh sentimen jangka panjang sektor green energy, terutama dari lonjakan kebutuhan listrik ramah lingkungan untuk menopang ekspansi data center dan kecerdasan buatan (AI). Tercatat saham BREN melesat 10% sepekan terakhir.
BRMS, anak usaha Grup Bakrie juga terkerek oleh order flow investor global yang mengantisipasi penambahan saham di MSCI. Padahal, harga emas dunia justru terkoreksi sekitar 10%. Saham BRMS justru berkebalikan melesat 10% sepekan terakhir.
Sementara itu, KLBF dan ICBP meskipun tersingkir dari indeks MSCI namun keduanya kini berada di harga murah dengan rasio price-to-earnings (PE) terendah dalam satu dekade, sehingga secara fundamental justru menarik untuk akumulasi jangka menengah.
Tambahan katalis positif datang dari wacana penurunan PPN oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang berpotensi memperbaiki margin keuntungan emiten consumer goods.
Apa Artinya Buat Investor?
Masuknya BREN dan BRMS ke dalam indeks MSCI bisa menjadi momentum jangka pendek bagi harga saham karena akan memicu arus beli dari fund manager global yang mengikuti indeks MSCI.
Namun, bagi investor ritel yang sudah memiliki saham ini, strategi “sell on news” dapat dipertimbangkan untuk mengamankan keuntungan setelah reli signifikan.
Sebaliknya, keluarnya KLBF dan ICBP dari indeks utama bisa membuka peluang bagi investor jangka menengah. Valuasi yang rendah, fundamental kuat, dan potensi stimulus fiskal dari pemerintah menjadikan keduanya kandidat menarik untuk akumulasi bertahap saat harga terkoreksi.
Hasil rebalancing MSCI kali ini menandai rotasi sektor, dari consumer defensives ke energy plays. Investor disarankan melakukan rebalancing portofolio.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/AM)
* Sigma Kinasih adalah Investment Strategist di PT Bareksa Marketplace Indonesia dengan pengalaman lebih dari 12 tahun di industri pasar modal. Memegang lisensi WMI, WPPE, CTA, dan CFP, ia berfokus pada riset makroekonomi, strategi portofolio, serta analisis reksadana, saham, emas dan SBN. Sigma meraih gelar Magister Ekonomi dari Universitas Trisakti.
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.201,44 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.181,6 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,06 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.047,01 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.