Rekomendasi Saham Hari Ini BBCA, BBRI & UNVR, Pasar Yakin Hampir 100% Suku Bunga AS Dipangkas
IHSG diperkirakan bergerak di rentang 8.142–8.351, dengan potensi menutup perdagangan di zona positif hari ini (27/10)

IHSG diperkirakan bergerak di rentang 8.142–8.351, dengan potensi menutup perdagangan di zona positif hari ini (27/10)
Bareksa - Tim Analis Bareksa merekomendasikan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Unilver Indonesia Tbk (UNVR) sebagai saham pilihan untuk trading saham hari ini (27/9). BBRI dan BBCA diproyeksi bisa meraih sentimen positif seiring peluang pemangkasan suku bunga Amerika Serikat hampir 100% di rapat 29 Oktobet. Adapun UNVR melaporkan kinerja kuartal III 2025 membaik.
1. BBCA: beli akumulatif di Rp8.000-8.275
Saham BBCA melemah 0,6% jadi Rp8.275 (24/10). Saham bank swasta terbesar Tanah Air itu direkomendasikan beli akumulatif dengan harga masuk di rentang Rp8.000-8.275, target harga ambil untung di Rp8.600 dan Rp8.800, serta stop rugi di Rp7.700.
2. BBRI: beli akumulatif di Rp3.700-3.850
Harga saham BBRI menguat 0,79% jadi Rp3.850 (24/10). Saham bank BUMN terbesar yang berfokus di segmen usaha mikro, kecil dan menengah ini direkomendasikan beli akumulatif dengan harga masuk di rentang Rp3.700-3.850, target harga ambil untung di Rp4.000 dan Rp4.100, serta stop rugi di Rp3.550.
Promo Terbaru di Bareksa
3. UNVR: beli saat koreksi di Rp2.400-2.500
Harga saham UNVR meroket 11,95% jadi Rp2.530 (24/10). Saham emiten produsen, pemasaran dan distribusi barang konsumen yang laku keras (FMCG) ini direkomendasikan beli saat koreksi dengan harga masuk di rentang Rp2.400-2.500, target harga ambil untung di Rp2.700 dan Rp2.800, serta stop rugi di Rp2.300.
UNVR membukukan laba bersih Rp1,1 triliun pada kuartal III 2025, melesat 28,5% secara kuartalan (QoQ), meroket 117,4% secara tahunan (YoY). Sehingga total laba Januari-September 2025 mencapai Rp3,3 triliun. Kinerja UNVR yang kuat ini didorong oleh pemulihan penjualan dan perbaikan margin berkat efisiensi biaya serta pengelolaan rantai pasok yang lebih baik.
Penjualan kuartal III mencapai Rp9,4 triliun, naik 7,7% secara kuartalan dan melesat 12,4% secara tahunan, menjadi titik balik, setelah beberapa kuartal yang lemah akibat penyesuaian stok dan proses transformasi. Secara kumulatif, pendapatan UNVR Januari-September 2025 naik 0,7% YoY menjadi Rp27,6 triliun, didorong oleh kenaikan harga 1,8%, yang sebagian diimbangi oleh penurunan volume 1,1%.
Market share UNVR berdasarkan nilai menjadi 33% (dari 33,1%), sedangkan market share berdasarkan volume menjadi 27% (dari 27,3%). Manajemen tetap berhati-hati namun optimistis terhadap pemulihan struktural yang sedang berlangsung.
Highlight Pasar
Mengutip riset teknikal Ciptadana Sekuritas Asia (27/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,03% ke level 8.272 pada Jumat (24/10). Meski begitu, aliran dana asing masih positif dengan mencatatkan net buy senilai Rp1,2 triliun. Nilai tukar Rupiah mencatat penguatan tipis 25 poin ke posisi Rp16.595 per dolar AS.
Tekanan terbesar indeks berasal dari saham sektor teknologi, bahan baku, dan konsumsi siklis yang masing-masing turun 2,43%, 1,30%, dan 1,13%. Beberapa saham besar seperti TLKM, BRPT, dan BRMS turut menjadi penekan indeks dengan koreksi di kisaran 2–4%.
Secara teknikal, IHSG diperkirakan bergerak terbatas di rentang 8.142–8.351, dengan potensi menutup perdagangan di zona positif seiring masih kuatnya arus beli asing hari ini (27/10).
Peluang itu seiring positifnya sentimen pasar global. Di antaranya AS dan China telah mencapai konsensus awal dalam diskusi dagang yang dilakukan bertepatan dengan KTT ASEAN di Kuala Lumpur pekan lalu. Hal ini membuat Trump optimis bahwa kesepakatan dagang dengan China akan segera tercapai pasca pertemuan dengan Xi Jinping pada 30 Oktober 2025.
Selain itu, data inflasi konsumen (CPI) AS per Oktober 2025 tercatat 3% dibandingkan September 2,9%, dan inflasi inti tercatat 3% di Oktober dari September 3,1%. Kedua angka tersebut masih di bawah konsensus, sehingga memperkuat ekspektasi investor atas pemangkasan lanjutan suku bunga AS (Fed Funds Rate/FFR).
Mengutip CME FedWatch Tool (per 27/10), probabilitas pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 basis poin mencapai 96,7% pada rapat The Fed (FOMC) di 29 Oktober mendatang.
Grafik: Probabilitas Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Sumber : CME Group per 27/10/2025
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/AM)
* Sigma Kinasih adalah Investment Strategist di PT Bareksa Marketplace Indonesia dengan pengalaman lebih dari 12 tahun di industri pasar modal. Memegang lisensi WMI, WPPE, CTA, dan CFP, ia berfokus pada riset makroekonomi, strategi portofolio, serta analisis reksadana, saham, emas dan SBN. Sigma meraih gelar Magister Ekonomi dari Universitas Trisakti.
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.201,44 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.181,6 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,06 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.047,01 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.