BeritaArrow iconSahamArrow iconArtikel

KSEI Siap Implementasi Penyimpanan Dana Nasabah di SRE dan IFUA

Abdul Malik28 Desember 2023
Tags:
KSEI Siap Implementasi Penyimpanan Dana Nasabah di SRE dan IFUA
Ilustrasi investor wanita sedang mengecek portofolio investasi reksadana saham surat berharga negara melalui AKSes KSEI dan super app Bareksa. (Shutterstock)

Jumlah investor pasar modal menembus 12,13 juta per 20 Desember 2023

Bareksa.com - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan pasar modal Indonesia. Dalam waktu dekat, ada 3 rencana strategis KSEI yang dinyatakan siap diimplementasikan. Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat menyampaikan KSEI menetapkan beberapa program strategis di tahun 2023 sebagai upaya untuk pendalaman dan perluasan layanan pada era digital, melalui penguatan infrastruktur, inovasi dan pengawasan yang terintegrasi, untuk mewujudkan KSEI sebagai information hub dan financial hub.

"Hal ini juga sejalan dengan visi dan misi manajemen, yang juga didukung oleh segenap insan KSEI," ujar Samsul. KSEI berdiri tahun 1997, sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal sesuai dengan Undang-Undang (UU) Pasar Modal No. 8 Tahun 1995. Seiring berjalannya waktu, KSEI mengalami berbagai perkembangan.

Dari menyediakan layanan utama berupa penyelesaian transaksi dan penyimpanan efek, KSEI kini juga melakukan pengembangan infrastruktur pasar modal, termasuk penyediaan sistem atau platform. Inovasi yang dilakukan KSEI tersebut merupakan dukungan untuk kemajuan pasar modal Indonesia. "Beberapa pengembangan yang telah dilakukan KSEI termasuk dalam tonggak sejarah pasar modal dan mendukung perkembangan di era digital," Samsul menambahkan.

Promo Terbaru di Bareksa

Investasi Saham di Sini

3 Rencana Strategis

Manajemen KSEI menyampaikan bahwa di usia ke-26 tahun, KSEI berupaya menciptakan inovasi terbaik yang terbaik untuk mendukung pengembangan pasar modal Indonesia. Pada tahun 2023, KSEI memiliki beberapa program strategis yang terkait dengan pengembangan infrastruktur. Dari beberapa program strategis yang telah dirumuskan, tiga di antaranya siap diimplementasikan mulai kuartal I 2024. Pertama, adalah platform administrasi prinsip mengenal nasabah (know your customer/KYC).

KSEI telah mengembangkan platform untuk layanan administrasi prinsip mengenali nasabah (LAPMN) yang diberi nama CORES KSEI (centralized investor data management system).Pengembangan platform LAPMN mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 15 Tahun 2023 Tentang Penyelenggaraan Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah (LAPMN) yang diterbitkan 8 Agustus 2023.

Nantinya, dengan adanya CORES.KSEI, pemakai jasa dan investor pasar modal dapat menggunakan platform terpusat untuk digitalisasi data dan dokumen KYC nasabah, sehingga dapat dilakukan sharing data KYC pada proses pembukaan rekening berikutnya agar lebih efisien dan tidak diperlukan proses berulang.

Investasi Saham di Sini

Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi KSEI, Dharma Setyadi mengatakan KSEI menargetkan platform CORES.KSEI bisa mendukung akselerasi pendalaman pasar melalui kemudahan proses consumer due diligence di sisi penyedia jasa keuangan dan nasabah,

"Sehingga jumlah investor di pasar modal dapat tumbuh lebih cepat melalui platform yang berbasis elektronik dan fintech," dia menjelaskan.

Selain itu, kata Dharma, KSEI telah siap untuk merealisasikan pengembangan terkait alternatif penyimpanan dana nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) dan Invesor Fund Unit Account (IFUA). SRE maupun IFUA merupakan rekening yang digunakan untuk proses transaksi di pasar modal, yaitu SRE untuk instrumen efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang, serta IFUA untuk instrumen reksadana.

Pemanfaatan SRE dan IFUA sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah pasar modal ini bertujuan untuk memudahkan investor khususnya individu, mulai dari pembukaan rekening investasi, saat melakukan transaksi hingga penyelesaian transaksi. SRE dan IFUA sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah dapat menjadi pilihan bagi investor untuk menyimpan dana yang digunakan untuk transaksi pasar modal selain Rekening Dana Nasabah (RDN) yang saat ini diterapkan.

Investasi Saham di Sini

Jumlah Investor Pasar Modal

Sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal, KSEI memperoleh mandat sebagai lembaga yang mencatatkan data investor pasar modal. Jumlah investor pasar modal pada 2023 mencatatkan pertumbuhan 17,6% dari 10,31 juta pada 2022 menjadi 12,13 juta per 20 Desember 2023.

Jumlah tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya (5,23 juta), reksadana (11,37 juta), surat berharga negara atau SBN (999 ribu). Sedangkan dari data demografi per 20 Desember 2023, investor pasar modal masih didominasi oleh 62,33% laki-laki, 56,47% usia di bawah 30 tahun, 32,99% pegawai (negeri, swasta dan guru), 64,73% lulusan SMA, 46,32% berpenghasilan Rp10-Rp100 juta/bulan dan 68,14% berdomisili di pulau Jawa.

Direktur Penyelesaian, Kustodian dan Pengawasan Eqy Essiqy mengatakan dominasi anak muda pada demografi investor juga ditandakan dengan tingginya jumlah kepemilikan reksa dana melalui agen penjual efek reksa dana (selling agent/SA) berbasis financial technology (fintech). Data KSEI mencatat 9,39 juta rekening reksadana ada di SA fintech atau sekitar 77,49m%.

Eqy menambahkan hal ini membuktikan bahwa platform digital menjadi sarana yang paling banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi di pasar modal. Peningkatan juga dicatatkan KSEI dari jumlah aset yang tercatat di KSEI, baik dari saham dan surat berharga lainnya, maupun reksa dana. Jumlah aset saham dan surat berharga lainnya yang tercatat di sistem C-BEST KSEI meningkat 14,86% menjadi 7.715 Triliun pada 20 Desember 2023.

Jumlah saham dan surat berharga lainnya juga mengalami peningkatan 16,73% dibandingkan tahun 2022, dengan jumlah yang mencapai 2.874 saham dan surat berharga lainnya. Sedangkan dari kinerja reksadana, jumlah asset under management (AUM) yang tercatat di KSEI turun 3,76% dari Rp797,31 triliun pada 2022 menjadi Rp767,32 triliun pada 20 Desember 2023, dengan jumlah produk reksadana berkurang 6,84% menjadi 2.249 produk pada 20 Desember 2023. Penurunan ini merupakan bagian dari dinamika dan perkembangan industri reksadana di Indonesia.

Investasi Reksadana di Sini

(IQPlus/36126681/mp)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,44

Down- 0,03%
Up3,58%
Up0,02%
Up5,41%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,01

Up0,58%
Up3,44%
Up0,02%
Up6,85%
Up17,33%
Up43,60%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,85

Down- 0,85%
Up3,36%
Up0,01%
Up3,90%
Up18,29%
Up46,71%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,77

Down- 0,44%
Up1,58%
Up0,01%
Up2,66%
Down- 2,22%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,97

Up0,53%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua