BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Saham BRI Turun Pasca Umumkan Right Issue, Namun Reksadana Schroders Tetap Melesat

Abdul Malik18 Juni 2021
Tags:
Saham BRI Turun Pasca Umumkan Right Issue, Namun Reksadana Schroders Tetap Melesat
Aplikasi BRI mobile yang dibuka melalui ponsel. (Shutterstock)

Saham BBRI dalam seminggu terakhir menurun 8,64 persen ke level Rp 3.910 hingga perdagangan Jumat (18/6)

Bareksa.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Namun rencana ini tampaknya tidak disikapi positif oleh pasar, harga saham BBRI justru malah menurun dalam seminggu terakhir.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), BRI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 28,67 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp50 per saham. Saham ini mewakili 23,25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Pemerintah selaku pemegang saham pengendali perseroan dengan kepemilikan sebesar 56,75 persen akan mengambil bagian atas seluruh HMETD yang menjadi haknya. Eksekusi hak pemerintah ini dilakukan melalui mekanisme inbreng sebanyak 6,24 juta saham seri B atau mewakili 99,99 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Pegadaian. Lalu, inbreng juga dilakukan atas 3,79 juta saham seri B atau mewakili 99,99 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PNM.

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara bagian pelaksanaan rights issue yang berasal dari porsi publik atau masyarakat akan disetorkan kepada perseroan dalam bentuk tunai. Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya, maka berpotensi terkena dilusi kepemilikan saham sebanyak-banyaknya 18,86 persen dari porsi kepemilikan.

Manajemen BRI memaparkan sejumlah skenario perubahan porsi kepemilikan saham perseroan pasca rights issue. Salah satu skenario adalah apabila seluruh HMETD diambil bagian oleh seluruh pemegang saham, baik dari pelaksanaan HMETD maupun pemesanan saham tambahan.

Apabila ini dilakukan, maka porsi pemerintah dari sebelum rights issue sebesar 56,75 persen menjadi sebesar 56,82 persen setelah rights issue. Sementara porsi publik dari sebelum rights issue 43,25 persen menjadi 43,18 persen setelah rights issue.

Aksi rights issue ini dilakukan untuk memuluskan langkah BRI untuk menjadi holding ultra mikro. Namun tampaknya, investor tidak menyikapi positif rencana tersebut. Hal ini terbukti dengan aksi jual saham yang dilakukan dalam seminggu terakhir.

Berdasarkan data RTI, saham BBRI dalam seminggu terakhir menurun 8,64 persen ke level Rp 3.910 hingga perdagangan Jumat, (18/6). Sementara apabila dibandingkan perdagangan Kamis, (17/6), harga saham BBRI menurun 2,98 persen. Meskipun dalam setahun terakhir, harga saham BBRI masih meningkat sebesar 80,18 persen.

Reksadana dengan Portofolio BBRI Tetap Melesat

Meskipun saham BBRI menurun sepekan terakhir, namun kinerja reksadana yang memiliki saham bank tersebut masih mencatatkan kenaikan. Beberapa reksadana yang memiliki saham BRI dalam portofolionya adalah Schroder Dana Prestasi dan Schroder Dana Prestasi Plus, dua produk racikan PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia).

Setahun terakhir (per 17 Juni 2021), Schroder Dana Prestasi mencatatkan imbalan 13,74 persen. Adapun Schroder Dana Prestasi Plus membukukan imbal hasil 10,91 persen.

Illustration

Sumber : Bareksa

Selain saham BRI, menurut fund fact sheet Mei 2021, Schroder Dana Prestasi juga memiliki portofolio di saham Aneka Tambang Tbk (ANTM), Astra International Tbk (ASII), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Ciputra Development Tbk (CTRA), Mayora Indah Tbk (MYOR), Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan United Tractors Tbk (UNTR).

Sedangkan Schroder Dana Prestasi Plus selain BBRI juga menggenggam saham Aneka Tambang Tbk. (ANTM), Astra International Tbk (ASII), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Mayora Indah Tbk (MYOR), Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

(K09/AM)

​***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,46

Up0,53%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua