BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Benarkah Ada Momentum untuk Investasi Reksadana Saham?

06 November 2019
Tags:
Benarkah Ada Momentum untuk Investasi Reksadana Saham?
Karyawan beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (14/6/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 22,8 poin atau 0,37 persen ke level 6.250,2. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

Secara teori sebenarnya investasi reksadana saham adalah untuk jangka panjang

Bareksa.com - Berbicara mengenai investasi, rasanya tidak bisa lepas dari momentum untuk menentukan kapan masuk dan kapan keluar dari suatu produk investasi keuangan.

Sebagai informasi, secara teori sebenarnya investasi reksadana apalagi yang berbasis saham (reksadana saham) adalah untuk jangka panjang (di atas lima tahun). Karena itu, mau memulai kapan saja sebenarnya tidak terlalu masalah, karena orientasinya adalah jangka panjang.

Meski demikian, terkadang ada waktu-waktu tertentu yang memungkinkan bagi investor untuk mendapatkan timing yang tepat sehingga bisa mendapat keuntungan jangka pendek / menengah.

Promo Terbaru di Bareksa

Waktu-waktu tertentu ini bisa disebut dengan istilah bulan baik. Lalu pertanyaannya, kapan bulan baik untuk investasi di reksadana saham? Bagi investor, tentu saja bulan baik itu adalah bulan di mana ketika beli dan kemudian jual, selisih harganya positif alias naik (capital gain).

Window Dressing

Dalam istilah pasar modal, ada suatu fenomena yang dikenal dengan istilah window dressing. Dalam konteks investasi saham, istilah window dressing mengacu pada kejadian pada bulan Desember di mana harga saham selalu mengalami kenaikan.

Apakah fenomena ini juga berlaku di pasar modal Indonesia? Berdasarkan data 18 tahun terakhir yakni dari Desember 2001 hingga Desember 2018, ternyata fenomena window dressing memang terjadi di Indonesia yang dibuktikan pada bulan tersebut kinerja IHSG tidak pernah negatif.

Artinya, jika investor membeli reksadana saham di akhir November dan menjualnya di akhir Desember, dengan asumsi kinerjanya sama dengan IHSG, maka akan memperoleh keuntungan.

Return tertinggi yang pernah dicapai adalah 12,12 persen, terendah 0,42 persen, sementara rata-rata 4.42 persen.

Satu hal yang menarik adalah baik dalam tahun dimana IHSG naik ataupun turun, bulan Desember selalu naik. Hal ini memang sulit dijelaskan secara logika, namun ternyata begitulah fakta yang terjadi.

Hanya saja investasi untuk periode 1 bulan memang sangat pendek untuk reksadana saham, selain itu belum tentu kinerja reksadana saham sama dengan IHSG.

Sell in May and Go Away

Istilah tersebut mengacu pada suatu strategi investasi yang menyarankan bagi investor untuk menghindari saham pada bulan Mei–Oktober dan kembali masuk pada saham pada periode November – April tahun berikutnya.

Hal ini karena asumsi bahwa periode Mei – Oktober, untuk investasi saham lebih banyak didominasi oleh sentimen negatif, sementara pada bulan November – April lebih banyak sentimen positif. Apakah benar demikian?

Berdasarkan pengamatan data IHSG dari tahun 2010, secara historis untuk periode Mei – Oktober tercatat 5 kali membukukan return positif dan 5 kali return negatif termasuk pada tahun 2019 ini. Rata-rata dari return selama bulan Mei – Oktober ialah 1,95 persen.

Kemudian untuk periode baiknya yaitu bulan November hingga April tahun berikutnya, dari 9 tahun pengamatan, 7 kali membukukan return positif dan 2 kali return negatif. Satu hal yang menarik, ketika returnnya negatif, maka hanya rugi nol koma sekian persen.

Berbeda dengan periode Mei – Oktober yang bisa negatif belasan persen. Kemudian rata-rata returnnya adalah 6,92 persen untuk periode 6 bulan.

Dengan demikian walaupun tidak pasti, namun bisa dikatakan bahwa bulan November hingga April tahun berikutnya adalah bulan baik bagi investasi reksadana berbasis saham karena cenderung lebih sering positif.

Bagi investor yang mau memanfaatkannya, bisa masuk pada akhir Oktober 2019 dan menjualnya di Akhir April 2020 nanti. Bagi yang sudah kelewatan, jika mengacu pada IHSG akhir Oktober 2019 berada di level 6228, apabila ada menemukan momen ketika IHSG di bawah angka tersebut, bisa juga dimanfaatkan sebagai momentum untuk masuk.

Namun yang perlu diperhatikan bahwa kinerja masa lalu tidak bisa menjadi acuan akan terulang kembali pada masa yang akan datang. Investasi reksadana tetaplah mengandung risiko.

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.

Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua