CEO Majoris, Zulfa Hendri : Mulai Pasarkan Reksadana ETF & Bidik AUM Rp3 Triliun
Perseroan meluncurkan reksadana indeks dan ETF karena ingin menyediakan spektrum produk yang lengkap kepada investor
Perseroan meluncurkan reksadana indeks dan ETF karena ingin menyediakan spektrum produk yang lengkap kepada investor
Bareksa.com - PT. Majoris Asset Management (Majoris) pada Kamis (25/7) resmi meluncurkan dan melakukan pencatatan perdana Reksa Dana Indeks Majoris Pefindo I-Grade ETF Indonesia (XMIG) di Bursa Efek Indonesia. Reksadana ini telah mendapatkan surat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 12 Juli 2019 lalu.
Direktur Utama dari Majoris Zulfa Hendri berharap peluncuran reksadana ini diharapkan akan semakin memperkuat posisi Majoris sebagai manajer Investasi di Indonesia dengan spektrum produk lengkap. “Sehingga mendukung pertumbuhan industri reksadana di Indonesia,” tutur Zulfa di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2019.
Ini merupakan reksadana indeks dan ETF pertama yang diluncurkan perusahaan yang telah mendapatkan izin sebagai manajer investasi dari OJK sejak Oktober 2015 lalu.
Reksadana indeks adalah reksadana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham. Dalam pengertian lain, reksadana indeks juga bisa diartikan sebagai jenis reksadana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu, bisa indeks saham bisa juga indeks obligasi. Meski demikian, cara kerjanya berbeda dengan reksadana konvensional yang berfokus pada saham dan obligasi.
Berbeda dengan reksadana konvensional yang berusaha mengalahkan kinerja tolok ukurnya (benchmark), justru target dari reksadana indeks adalah menyamainya. Jadi, daripada dikelola secara aktif, pendekatan dari reksadana indeks adalah secara pasif dengan menyusun portofolio investasi menyerupai indeks acuannya.
Pada peluncuran perdananya, Reksa Dana Indeks Majoris Pefindo I-Grade ETF Indonesia (XMIG) telah membukukan dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp25 miliar dan ditargetkan meraup AUM Rp100 miliar hingga akhir 2019. Zulfa menyatakan perseroan juga mempertimbangkan untuk meluncurkan produk ETF lagi tahun depan.
Secara total, perusahaan manajer investasi yang 100 persen sahamnya dimiliki lokal tersebut menargetkan AUM Rp3 triliun. Tercatat per Juni 2019, Majoris membukukan dana kelolaan Rp1,3 triliun.
Sumber : Bareksa
Dari keseluruhan produk Majoris, produk yang membukukan dana kelolaan terbesar per Juni 2019 adalah Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia dengan AUM Rp373,8 miliar.
Sumber : Bareksa
Produk ini merupakan jenis pendapatan tetap dengan kebijakan investasinya minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek syariah berpendapatan tetap dan minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang syariah.
Namun hingga kini mayoritas penopang dana kelolaan Majoris masih ditopang oleh reksadana terproteksi. Majoris saat ini mengelola 4 produk reksadana terproteksi. Meski begitu, kini Majoris mulai gencar memasarkan produk reksadana indeks dan ETF.
Bagaimana strategi perusahaan memasarkan reksadana indeks dan mencapai target kelolaan hingga akhir tahun? Berikut petikan pernyataan Zulfa kepada wartawan di Jakarta, Kamis kemarin :
Apa alasan Majoris ingin masuk ke reksadana ETF?
Kami ingin menyediakan spektrum produk yang lengkap kepada investor. Kami mengerti investor memiliki karakter yang berbeda-beda. Kami tidak mau memaksakan 1-2 jenis produk. Jadi semua produk yang menurut kami akan memberi nilai tambah, maka kami akan buat. Sehingga per segmen produk, akan ada investor yang berminat untuk itu.
Bagaimana pengelolaan Reksa Dana Indeks Majoris Pefindo I-Grade ETF Indonesia (XMIG)?
Ini pengelolaan pasif dan kita menggunakan indeks yang dibuat oleh Pefindo sebagai indeks acuan.
Bagaimana potensi returnnya?
Kalau kita lihat historikalnya, indeks Pefindo ini selalu di atas Indeks Harga Saham Gabungan. Harapannya tahun ini, tahun depan dan tahun-tahun berikutnya kinerjanya juga akan di atas IHSG.
Apa saja kelebihan produk reksadana ini?
Investor di Indonesia bermacam-macam. Ada yang betul-betul mengerti, bisa menganalisa, bisa memilih saham yang bagus, maka bisa bertransaksi memilih saham yang diminati. Namun bagi investor yang waktunya tidak cukup, mungkin juga untuk analisa toolsnya kurang lengkap, kemudian berkeinginan trading setiap hari, pagi jual beli, maka ETF ini sangat membantu. Jadi sahamnya sudah kita pilihkan, diperdagangkan di Bursa Efek, jual beli intraday atau seminggu atau sebulan juga memudahkan. Jadi kelebihannya sangat banyak.
Keunikan dari produk ini adalah karena saham-saham yang ada di indeks ini adalah yang secara fundamental sudah bagus. Sehingga tinggal komposisinya yang kita atur. Di dalam indeks ini ada 30 saham, tapi kami mungkin hanya pilih 27 dari 30 saham itu. Ada beberapa faktor filtering yang kami buat.
Berapa minimum pembelian reksadana ini?
Minimum pembeliannya itu satu basket atau 100.000 unit, nilainya kira-kira Rp17 juta.
Pangsa pasar reksandana indeks dan ETF di Indonesia bagaimana?
Reksadana ETF bertumbuh dengan pesat. Namun kalau dilihat dari persentase jumlah produk di Indonesia, memang masih cukup kecil. Di luar negeri, produk ini sudah sangat banyak seperti di Amerika Serikat yang mungkin hampir 50 persen produk reksadananya adalah ETF. Kita belum sampai 5 persen. Jadi pasar modal di manapun akan mencari model, kalau di luar negeri perkembangannya seperti apa, rasanya di Indonesia juga akan seperti itu.
Tantangan reksadana indeks dan ETF di Indonesia?
Pasar dan edukasi juga. Edukasi karena sosialisasi untuk menjelaskan apa sih itu ETF, manfaatnya apa itu perlu disosialisasikan. Mungkin ini yang menjadi tantangan seluruh manajer investasi dan mungkin dari agen penjual reksadana.
Sekarang orang Indonesia sudah semakin paham soal ETF. Kalau dilihat dari dana kelolaan tumbuh signifikan. Jadi saya fikir semua masalah edukasi. Jadi jika ada edukasi, produknya bagus-bagus, begitu edukasinya masuk, maka pasti akan tumbuh.
Reksa Dana Indeks Majoris Pefindo I-Grade ETF Indonesia sudah mendapatkan AUM berapa dan targetnya akan meraup AUM berapa?
AUM dari saat penawaran perdana sudah Rp25 miliar, kemudian target akhir tahun ini Rp100 miliar karena ini mungkin sisa beberapa bulan lagi menjelang akhir tahun. Jadi kita nggak mau muluk-muluk juga. Mudah-mudahan Rp100 miliar bisa tercapai hanya untuk produk ETF ini saja.
Investornya dari mana saja?
Ini mayoritas masih institusi. Investor ritelnya secara jumlah klien juga banyak, jadi mungkin berbeda ya sizenya antara institusi dan ritel. Tapi kami di perusahaan, 25 persen dari investor kami adalah ritel individual. Jadi kami akan mendorong juga investor individual ini untuk masuk ke ETF, Ini semua investornya masih lokal semua.
Untuk mencapai target AUM ETF ini apa strateginya?
Strateginya sebenarnya seiring dengan indeksnya. Kalau bagi investornya yang paling sering dicari adalah returnnya, kira-kira potensinya bagaimana. Kita tidak berani dan tidak boleh menjanjikan return, tapi para investor bisa lihat kinerja dari indeks itu sendiri. Karena indeks ini sudah ada sejak tahun 2017 diluncurkan di Bursa. Itu kinerjanya sangat bagus. Jadi saya kira sangat percaya diri, kinerjanya akan lebih unggul daripada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Apakah setelah ini akan ada produk baru lagi?
Kita lihat dulu perkembangannya. Kami berencana juga membuat ETF berikutnya, namun di kami analisanya cukup panjang untuk menyimpulkan akan menerbitkan suatu produk baru atau tidak. Kami akan kembangkan dulu ini. Mudah-mudahan tahun depan kita akan kembangkan satu lagi reksadana indeks.
Dari awal tahun hingga saat ini sudah berapa produk baru yang akan diluncurkan Majoris?
Tahun ini nggak banyak. Kita mungkin baru ada tiga produk reksadana baru. Sampai akhir tahun mungkin tambah 1 produk reksadana baru lagi.
Secara total berapa target AUM tahun ini?
Sekarang Rp1,7 triliun per Juli 2019. Kenaikannya sekitar 15 persen dari tahun lalu. Adapun pada 2018 dana kelolaan kami naiknya sampai 50 persen. Targetnya hingga akhir tahun Rp3 triliun.
Kenaikan dana kelolaan akan ditopang oleh apa?
Persentase kenaikan tersebut kan karena kami corenya di open-end, jadi kami mendorong di open-end dan juga ditopang produk terproteksi sebenarnya. Open-end, itu yang semua asset class ada. Ada yang money market, pendapatan tetap, ada yang saham juga. Jadi open-end untuk semua market class kami sudah punya.
Hingga saat ini sudah punya produk reksadana?
Saat ini kami sudah memiliki 14 produk.
Bagaimana pandangan soal kondisi market dan IHSG hingga akhir tahun ini?
Kami sebenarnya tidak membuat target sendiri, namun kami bekerja sama dengan analis dan perusahaan sekuritas. Kami percaya diri IHSG tahun ini bisa menembus 6.800 hingga 7000 pada akhir 2019. Karena semua kondisi sudah kondusif. Kita lihat kemarin yang membuat indeks terkoreksi kan ada ketidakpastian global juga. Kemudian masalah trade war dan suku bunga yang tinggi di Amerika Serikat.
Kita lihat perkembangan terakhir sudah mulai reda. Boleh dikatakan AS dan Cina sudah sama-sama mencari titik temu. Jadi kita melihat, kondisi sudah tenang. The Fed juga ada potensi menurunkan suku bunga, sehingga itu akan posititf untuk pasar modal.
(*)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.