BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG Anjlok 2,59 Persen, Reksadana Pasar Uang Bisa Jadi Alternatif Investasi

06 Agustus 2019
Tags:
IHSG Anjlok 2,59 Persen, Reksadana Pasar Uang Bisa Jadi Alternatif Investasi
Ilustrasi investor memegang lembaran uang rupiah kertas pecahan 100.000 untuk modal mendapat keuntungan investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara

Instrumen pasar uang adalah efek utang yang jatuh temponya kurang dari setahun

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam pada penutupan perdagangan Senin (5/8) sore. Indeks ditutup di level 6.175 turun 164,47 poin atau anjlok 2,59 persen. Investor membukukan transaksi Rp9,2 triliun dengan volume 16,75 miliar saham. Sementara, pelaku pasar asing tercatat jual bersih atau net sell di seluruh pasar Rp1,1 triliun.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pukul 16.15 WIB melemah 0,49 persen ke posisi Rp14.225 per dolar AS. Sejak pagi, rupiah bergerak dalam rentang Rp14.187-Rp14.272 per dolar AS. IHSG melemah bersama mayoritas indeks saham Asia.

Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang turun 1,74 persen, Hang Seng di Hong Kong turun 2,85 persen, dan Kospi Index di Korea Selatan turun 2,56 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Ekonomi Kuartal II Hanya 5,05 Persen

Badan Pusat Stastistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2019 sebesar 5,05 persen year on year (yoy). Nilai pertumbuhan itu lebih rendah dibanding kuartal I 2019 yang sebesar 5,07 persen. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2019.

Darmin menjelaskan perlambatan ekonomi terlihat dari kinerja impor tanah air yang mengalami penurunan untuk beberapa bulan terakhir. Hal itu tidak terlepas juga dampak ekonomi dunia.

Bahkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II pun sudah biasa setiap tahunnya. Adapun, perlambatan juga terlihat meskipun kinerja investasi mengalami peningkatan.

Menurut analisis Bareksa, keadaan ekonomi yang cenderung melemah membuat investor harus lebih hati-hati dalam memilih instrumen investasi, sebab instrumen investasi saat ini rawan terkoreksi jika kondisi ekonomi secara makro cenderung melambat. Lantas, adakah instrumen yang aman disaat ekonomi tertekan?

Saatnya Parkir Uang di Reksadana Pasar Uang

Atas kekhawatiran tersebut wajar bila investor melakukan profit taking apalagi bagi yang sudah mendapatkan return sejak tahun lalu. Lalu kemana dana kas hasil profit taking ini sebaiknya di tempatkan?

Ada 1 jenis reksadana yang terus mampu memberikan imbal hasil di atas deposito, yaitu RDPU (reksadana pasar uang) yang menempatkan seluruh aset investornya pada instrumen pasar uang.

Mengenal Pasar Uang

Lalu apa yang disebut sebagai instrumen pasar uang? Instrumen pasar uang adalah efek utang yang jatuh temponya kurang dari setahun, misalnya sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito dan bisa juga obligasi selama jatuh temponya kurang dari satu tahun. Dengan isi portfolio tersebut reksadana pasar uang menjadi reksadana yang relatif paling aman.

Reksadana pasar uang memiliki beberapa keunggulan yang cukup menarik. Pertama reksadana ini umumnya memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito, harap diingat bunga deposito terkena pajak 20 persen, sedangkan reksadana adalah instrumen yang bebas pajak.

Reksadana pasar uang juga memiliki likuiditas yang tinggi, subscription (pembelian unit reksadana) ataupun redemption (penjualan kembali unit reksadana) dapat dilakukan kapanpun dan tanpa biaya. Dengan karakteristik tersebut tentu investor dapat mencoba menggunakan reksadana pasar uang sebagai alternatif deposito.

Walaupun demikian investor tidak boleh lupa bahwa reksadana adalah instrumen investasi sehingga berbeda dengan deposito yang masih dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bila sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan reksadana pasar uang walaupun isinya sebagian besar adalah deposito namun instrumen ini tidak ada yang menjamin.

Reksadana pasar uang memang cocok bagi investor pemula atau investor yang ingin menjaga nilai uangnya dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun), Likuiditas yang tinggi dan imbal hasil setara deposito menjadi salah satu daya tarik dari reksadana ini sehingga bila sewaktu-waktu pasar modal mengalami koreksi investor dapat segera melakukan switching ke jenis reksadana lainnya.

(KA02/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua