Analisa Reksadana Simas Syariah Unggulan Bisa Untung Tinggi Saat IHSG Tertekan

Bareksa.com - Di tengah kinerja pasar saham yang membukukan kinerja negatif sejak awal tahun 2018 hingga Agustus ini, ternyata masih terdapat suatu produk reksadana syariah yang membukukan kinerja yang terbilang fantastis, yaitu reksa dana Simas Syariah Unggulan yang dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management.

Simas Syariah Unggulan merupakan jenis reksadana saham, yaitu suatu reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 80 persen (delapan puluh persen) dari nilai aktiva bersih dalam bentuk efek bersifat ekuitas.

Simas Syariah Unggulan bertujuan untuk memberikan pertumbuhan nilai investasi yang menarik dan optimal dalam jangka panjang melalui investasi portofolio pada Efek bersifat ekuitas syariah serta efek bersifat utang syariah, efek beragun aset syariah dan atau instrumen pasar uang syariah yang sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan mengikuti prinsip–prinsip syariah Islam.

Portofolio Simas Syariah Unggulan dikelola secara aktif guna mendapatkan pendapatan optimal dalam jangka panjang melalui penempatan portofolio investasi minimum 80 persen dan maksimum 98 persen pada efek bersifat ekuitas yang termasuk dalam daftar efek syariah yang diterbitkan oleh korporasi yang dijual dalam penawaran umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Kemudian minimum 2 persen dan maksimum 20 persen pada efek bersifat utang syariah yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan atau korporasi yang dijual dalam penawaran umum dan atau diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, efek beragun aset syariah, instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun dan atau deposito syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Perbandingan Pertumbuhan NAB Simas Syariah Unggulan dengan Indeks Acuan

Sumber: Bareksa

Sekedar informasi, sejak awal tahun ini hingga penutupan 9 Agustus 2018, Simas Syariah Unggulan telah tumbuh 41,5 persen, jauh mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG) dengan minus 4,57 persen, Jakarta Islamic Index (JII) negatif 12,51 persen, indeks reksadana saham minus 3,52 persen, serta indeks reksadana saham syariah negatif 5,6 persen sebagai beberapa tolok ukurnya (benchmark).

Melansir dari fund fact sheet PT Sinarmas Asset Management per Juni 2018, berikut beberapa top holdings saham yang menopang fantastisnya kinerja Simas Syariah Unggulan.

Kinerja Saham-Saham dalam Portofolio Simas Syariah Unggulan

Sumber: fund fact sheet PT Sinarmas Asset Management, diolah

Berdasarkan data-data tersebut, maka wajar jika nilai aktiva bersih (NAB) Simas Syariah Unggulan mengalami pertumbuhan fantastis. Sebab kinerja reksadana ini tidak lain disebabkan oleh harga saham-saham yang masuk dalam portofolionya pun juga mengalami kenaikan signifikan sejak awal tahun 2018. Kecuali saham TLKM yang terlihat mencatatkan kinerja negatif.

Kondisi tersebut menandakan bahwa instrumen produk reksadana ini masih mampu memberikan imbal hasil (return) yang melebihi (outperform) dengan benchmark-nya di tengah kondisi pasar yang kurang baik sekalipun, asalkan kita pandai untuk memilihnya.

Jadi, kapan Anda mau mulai berinvestasi di reksadana?

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.