BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Cara Jitu Agar Investasi Reksadana di Bukareksa Untung Maksimal

26 Juli 2018
Tags:
Cara Jitu Agar Investasi Reksadana di Bukareksa Untung Maksimal
Ilustrasi asuransi investasi kredit uang logam Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_rangizzz'>rangizzz / 123RF Stock Photo</a>

Meskipun IHSG turun tapi reksadana campuran yang dijual di Bukareksa ini tetap untung

Bareksa.com – Dalam berinvestasi di reksadana, bukan hanya keuntungan yang perlu diperhatikan oleh investor, tetapi juga risikonya. Salah satu risiko yang selalu muncul adalah risiko pasar (market risk).

Risko pasar ini adalah risiko fluktuasi atau naik turunnya nilai aktiva bersih (NAB) yang disebabkan oleh perubahan sentimen pasar keuangan (seperti saham dan obligasi) yang menjadi aset dalam pengelolaan portofolio reksadana.

NAB Reksadana Kresna Flexima 1 Tahun

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration
Sumber: Bareksa.com

Seperti contoh reksadana campuran Kresna Flexima yang dikelola oleh manajer investasi PT Kresna Asset Management terlihat pernah turun cukup signifikan dalam waktu kurang dari satu bulan. Dalam periode 7 Juni - 3 Juli 2018, reksadana ini turun 6,3 persen.

NAB Reksadana Kresna Flexima dalam 5 Tahun

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Namun jika dilihat selama 5 tahun terakhir reksadana Kresna Flexi yang dapat dibeli di Bukareksa ini berhasil naik hingga 65,81 persen. Dengan kata lain reksadana ini tetap mampu memberi keuntungan 13,16 persen setiap tahunnya

Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Risiko ini juga sering disebut dengan risiko sistematik (systematic risk) yang berarti risiko ini tidak bisa dihindari dan pasti akan selalu dialami oleh investor.

Perubahan pergerakan aset di pasar keuangan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Apalagi untuk aset berupa saham atau reksadana saham yang sangat sensitif terhadap sentimen pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik di dalam negeri maupun luar negeri (global).

Fluktuasi harga atau NAB reksadana ini cenderung terjadi dalam jangka pendek. Misalnya saja pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menggambarkan pergerakan harian harga saham secara keseluruhan.

Pada grafik berikut terlihat terjadi kenaikan, bahkan IHSG menyentuh level tertinggi sepanjang masa di level 6.685,25.

Hal yang menjadi katalis positif pergerakan IHSG karena adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri. Surplus neraca pembayaran Indonesia 2017 tercatat US$11,6 miliar.

Bank Indonesia (BI) menyebutkan surplus ini ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat dibanding tahun sebelumnya, terutama dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio.

Saat ini investor tengah menunggu kinerja laporan keuangan emiten, yang diharapkan bisa menjadi katalis positif untuk menggerakkan pasar.

Pergerakan IHSG Periode 1 Tahun Terakhir

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Namun hingga penutupan perdagangan Rabu, 26 Juli 2018, IHSG berada di level 5.933,89, turun sekitar 6 persen dari titik tertingginya tersebut.

Sinyal awal tren pelemahan IHSG terjadi sejak adanya penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. Hal itu disebabkan oleh rencana bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) yang ingin menaikkan suku bunganya.

Karena itu, dalam pergerakan harian, pergerakan pasar keuangan seperti saham, reksadana saham ataupun pada reksadana campuran yang cukup fluktuatif karena adanya sentimen-sentimen.

Menghadapi risiko fluktuasi pasar, masyarakat tidak perlu panik dan langsung mencairkan dana investasinya. Sebab, penurunan atau peningkatan aset seperti ini tidak terjadi secara terus-menerus (permanen).

Adakalanya harga atau NAB reksadana akan jatuh lebih dalam atau kembali naik lagi secara signifikan. Kerugian yang terjadi akibat penurunan aset ini hanya sebagai potensi rugi (potential loss) sepanjang investor tidak merealisasikan atau menjual reksadana tersebut.

Berinvestasi pada aset keuangan yang berisiko tinggi, seperti reksadana saham atau campuran, ada baiknya investor menempatkan uangnya dalam jangka yang relatif panjang.

Selain return yang dihasilkan akan jauh lebih besar, potensi kerugian investasi dalam jangka pendek pun dapat diminimalisir.

Namun dalam hal ini, investor juga perlu menyesuaikan pemilihan produk keuangan yang tepat dengan tujuan investasi dan profil risiko masing-masing. (Baca Juga: Benarkah Investasi Reksa Dana Bisa Menguntungkan? Ini Rekam Jejak 10 Tahun)

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

* * *

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,57

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,86

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,16

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,96

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua