Reksa Dana I Am Equity Fund Hasilkan Untung 17% Dalam 3,5 Bulan. Apa Rahasianya?

Bareksa.com - Sejak akhir tahun lalu sampai kemarin (periode year-to-date) reksa dana saham I Am Equity Fund tercatat memperoleh imbal hasil hingga 17,78 persen. Analis bareksa mencoba menelusuri apa yang mendorong kenaikan NAB reksa dana ini.

Grafik: Perkembangan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana I Am Equity Fund

Sumber: Bareksa.com

Menelaah data fund fact sheet reksa dana yang dirilis pada awal bulan ini, tertera sektor yang mengkontribusi portofolio reksa dana I Am Equity Fund terbesal berasal dari sektor properti, konsumsi dan industri dasar.

5 saham terbesar pun berasal dari sektor yang sama yaitu saham PT Metropolitan Land Tbk (MTLA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), dan PT Krakatau steel (Persero) Tbk (KRAS).

Data Bareksa menunjukan dua dari tiga sektor ini memang mengalami lonjakan terutama sektor konsumsi. Indeks sektor konsumsi periode year to date melonjak hingga 11,05 persen, diikuti kenaikan indeks industri dasar hingga 7,7 persen.

Meskipun indeks properti memang hanya naik tipis 0,04 persen, tetapi harga saham MTLA yang masuk dalam 5 besar saham di dalam portofolio reksa dana I Am Equity Fund melesat 30 persen dalam periode yang sama.

Selain itu dana kelolaan reksa dana saham ini per akhir Maret 2016 juga hanya Rp30,2 miliar, sehingga lebih sensitif atas kenaikan salah satu saham di dalam portofolio. Inilah hal-hal yang menopang kinerja fantastis reksa dana saham I Am Equity Fund. (np)

Grafik: pergerakan Indeks Sektoral Bursa Efek Indonesia

Sumber: Bareksa.com

***

Butuh bantuan?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.