Saham Sektor Properti & Konstruksi Jadi Andalan Reksa Dana Return Menengah
Median (nilai tengah) return tahunan reksa dana saham sebesar 13,01%, lebih tinggi dari IHSG 11,09%.

Median (nilai tengah) return tahunan reksa dana saham sebesar 13,01%, lebih tinggi dari IHSG 11,09%.
Bareksa.com - Penguatan harga saham sektor properti dan konstruksi sejak akhir 2014 sampai awal 2015 membantu sejumlah reksa dana untuk membukukan return lebih tinggi dibandingkan dengan IHSG yang secara year-on-year hanya meningkat 11,09 persen. Menurut data Bareksa, dari 75 reksa dana saham yang sudah beroperasi minimal tiga tahun, diperoleh nilai tengah return tahunan sebesar 13,01 persen.
Simas Danamas Saham dengan return tahunan 13,07 persen menempatkan alokasi terbesar pada saham-saham sektor properti dan konstruksi. Lima saham alokasi terbesar yang tercatat dalam fund fact sheet bulan Febuari 2015 diantranya PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Alam sutera Realty Tbk (ASRI), PT PP (Persero) (PTPP), PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
(Baca juga: Fund Fact Sheet Jadi Bukti Transparansi Reksa Dana)
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara reksa dana CIMB Principal Islamic Growth Syariah dengan return tahunan 13,01 persen mengalokasikan dananya pada PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA). Selain itu, ada juga PT Astra International Tbk (ASII), PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk (INTP), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dalam portofolio reksa dana ini.
Sektor properti dan konstruksi sudah mengalami penguatan sejak akhir tahun 2014 dengan dukungan sentimen positif dari fokus pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan pemerintah. Sentimen tersebut mendorong peningkatan return yang mulai melampaui IHSG sejak akhir bulan November 2014.
Grafik: Return Indeks Saham Sektor Properti

sumber: bareksa.com
Reksa dana berbasis properti dan konstruksi masih dapat dijadikan pilihan bagi investor karena pembangunan infrastruktur yang akan digenjot pemerintah. Tahun ini pemerintah menganggarkan dana infrastruktur menjadi Rp290 triliun atau naik 40 persen dari tahun sebelumnya Rp206 triliun. Peningkatan anggaran infrastruktur tentunya akan merangsang pertumbuhan sektor yang berhubungan langsung seperti properti dan konstruksi.
Selain itu, sejumlah analis juga menyatakan optimisme atas program pembangunan infrastruktur yang dijalankan pemerintah. Berdasarkan survei yang dilakukan Bareksa sebelumnya, analis pasar modal memiliki pendapat yang terbelah hampir berimbang antara puas dan tidak puas terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo enam bulan pertama ini.
Tapi dari sisi harapan, delapan analis menyatakan optimis terhadap prospek efektifitas pemerintahan Jokowi kedepannya, sementara tiga analis menyatakan netral, dan tidak ada yang tidak optimis. (al)
(Baca juga: SURVEI - Enam Bulan Pertama Jokowi, 3 Analis Puas, 4 Tidak; Apa Plus Minusnya?)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.202,74 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,32 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,7 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,13 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.