Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Jika hanya memperhitungkan transaksi di pasar reguler, investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp1,48 triliun
Jika hanya memperhitungkan transaksi di pasar reguler, investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp1,48 triliun
Bareksa.com - Mengakhiri perdagangan hari terakhir di bulan Januari 2019, pasar saham Indonesia mengalami pergerakan sangat ciamik hingga mampu ditutup di atas level psikologis baru sekaligus level tertingginya sepanjang tahun ini.
Performa bursa saham domestik senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang mengakhiri perdagangan kemarin di zona hijau. Indeks Nikkei (Jepang) melaju 1,06 persen, Indeks Shanghai (China) naik 0,35 persen, Hang Seng (Hong Kong) melesat 1,08 persen, dan Indeks Straits Times (Singapura) bertambah 0,5 persen.
Hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menjadi sentimen positif utama yang membuat pelaku pasar begitu bersemangat dalam melakukan aksi beli di bursa saham regional.
Dengan kebijakannya yang mempertahankan suku bunga acuan di level 2,25 - 2,5 persen, The Fed lagi-lagi mengeluarkan pernyataan bernada “slow” alias dovish. The Fed akan lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan.
"Dalam situasi ekonomi global dan pasar keuangan saat ini, serta tekanan inflasi yang minim, Komite akan bersabar dalam menentukan kenaikan suku bunga acuan berikutnya," tulis pernyataan The Fed.
Tak hanya lebih slow dalam masalah normalisasi suku bunga acuan, The Fed juga secara tegas menyatakan pihaknya siap untuk mengubah skema perampingan neracanya.
Sebagai informasi, pasca krisis keuangan global tahun 2008 silam, The Fed rajin membeli surat utang pemerintah dan mortgage-backed securities untuk menstimulasi perekonomian Negeri Paman Sam.
Pada puncaknya, neraca dari bank sentral sempat menyentuh angka US$4,5 triliun. Terhitung mulai Oktober 2017, The Fed mulai mengurangi besaran neracanya dengan tak lagi menginvestasikan porsi tertentu dari pendapatan yang diterima atas surat berharga tersebut.
Di sisi lain, aksi beli di bursa saham regional juga terjadi seiring dengan optimisme yang mewarnai jalannya negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Pada dua hari kemarin, AS dan China tengah menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi yang melibatkan tokoh-tokoh penting seperti Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Di tengah negosiasi dagang yang krusial tersebut, China bergerak cepat guna meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang akan melarang transfer teknologi secara paksa dan intervensi pemerintah secara ilegal terhadap perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Negeri Tirai Bambu.
Pada perdagangan Jumat, 31 Januari 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 1,06 persen dengan berakhir di level 6.532,96.
Aktivitas transaksi terpantau berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 23,55 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi yang mencapai Rp28,04 triliun.
Lonjakan transaksi yang sangat besar kemarin disebabkan oleh adanya transaksi crossing saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) di pasar negosiasi yang mencapai Rp12,96 triliun.
Secara sektoral, mayoritas sektor berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin, kecuali industri dasar dan pertanian yang masing-masing turun tipis 0,2 persen dan 0,17 persen.
Tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni keuangan (1,73 persen), infrastruktur (1,67 persen), dan pertambangan (1,55 persen).
Beberapa saham yang mendorong kenaikan IHSG kemarin :
1. Saham BBCA (2,1 persen)
2. Saham BBRI (2,7persen)
3. Saham BMRI (2,8 persen)
4. Saham UNVR (1,9 persen)
5. Saham ASII (1,2 persen)
Sebanyak 231 saham menguat, 174 saham melemah, dan 125 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di keseluruhan pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp11,54 triliun.
Aksi net sell yang besar tersebut lagi-lagi disebabkan oleh adanya crossing saham SMCB yang terjadi di pasar negosiasi dengan nilai net sell mencapai Rp12,96 triliun. Namun jika hanya memperhitungkan transaksi di pasar reguler, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) cukup signifikan senilai Rp1,48 triliun.
Saham-saham yang terbanyak diburu investor asing :
1. Saham BBRI (Rp548,85 miliar)
2. Saham BBCA (Rp418,18 miliar)
3. Saham TLKM (Rp188,03 miliar)
4. Saham UNVR (Rp176,2 miliar)
5. Saham ASII (Rp174,8 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle disertai short upper shadow.
Kondisi tersebut menggambarkan pergerakan IHSG sangat positif karena tidak sedikitpun bergerak di bawah level pembukannya, meskipun gagal berakhir di level tertingginya.
Open gap up yang terbentuk kemarin menandakan adanya antusiasme besar dari para pelaku pasar yang membuat IHSG sudah melonjak sejak awal pembukaan perdagangan.
Secara intraday, pergerakan IHSG terlihat sangat positif sejak awal perdagangan karena langsung dibuka dengan naik cukup signifikan. Sepanjang perdagangan IHSG terpantau terus merangkak naik, meskipun di akhir penutupan sedikit ada penurunan.
Kenaikan IHSG kemarin berhasil menembus garis upper bollinger band, menandakan uptrend IHSG terjaga dengan sangat baik dan masih ada potensi rally dalam jangka pendek.
Indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak naik, mengindikasikan adanya momentum kenaikan cukup kuat.
Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak menguat meskipun adan potensi terjadinya koreksi akibat kenaikan yang cukup signifikan serta adanya gap yang terbentuk kemarin.
Di sisi lain, bursa saham Wall Street yang ditutup bervariatif dengan kecenderungan menguat pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang kembali mendorong laju IHSG ke zona hijau pada perdagangan hari ini.
Dow Jones ditutup terkoreksi tipis 0,06 persen, S&P500 melaju 0,86 persen, dan Nasdaq melesat 1,37 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.186,7 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.168,55 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.138,7 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.018,22 | - | - | - | - | - |
ORI028T6
obligasi negara ritel
Imbal Hasil/Th
5,65%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 14 hari
Jangka Waktu
6 tahun
Terjual 11%
ORI028T3
obligasi negara ritel
Imbal Hasil/Th
5,35%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 14 hari
Jangka Waktu
3 tahun
Terjual 20%
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.