BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Uni Eropa Sepakati Brexit & PMI Manufaktur AS Mengecewakan, Ini Prospek IHSG

Bareksa27 November 2018
Tags:
Uni Eropa Sepakati Brexit & PMI Manufaktur AS Mengecewakan, Ini Prospek IHSG
Pengunjung melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG menguat dengan ditopang sektor mining, property dan basic industry. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Pada perdagangan Senin, 26 November 2018, IHSG ditutup menguat 0,28 persen berakhir di level 6.022

Bareksa.com - Mengawali perdagangan pekan terakhir bulan November 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bergerak positif meskipun sempat mondar-mandir ke zona merah.

Kondisi global memang cenderung kondusif bagi pasar keuangan Asia. Kabar baik dari Eropa terbukti ampuh mendorong risk appetite pelaku pasar untuk berburu aset berisiko di pasar keuangan Asia.

Dari Inggris, para pemimpin Uni Eropa akhirnya menyepakati draft perjanjian Brexit yang diajukan pemerintahan Perdana Menteri Inggris Theresa May. May mengatakan dalam kesepakatan tersebut, Inggris tetap memiliki kewenangan untuk mengatur batas-batas wilayah dan anggarannya sendiri.

Promo Terbaru di Bareksa

Namun London tetap membuat kebijakan yang serasi dengan Brussel sehingga menciptakan kepastian bagi para pelaku usaha.

Berikutnya dari Italia, pemerintah Negeri Pizza semakin membuka diri untuk berdialog soal rancangan anggaran 2019. Pemerintahan Perdana Menteri Giuseppe Conte kini tidak lagi “keras kepala” soal defisit anggaran 2,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun depan.

Sementara itu, data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kembali agak mengecewakan juga ikut menjadi sentimen positif tersendiri bagi bursa saham.

Pembacaan awal purchasing managers index (PMI) sektor manufaktur AS periode November 2018 sebesar 55,4, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya 55,7.

Data tersebut memberi konfirmasi bahwa laju ekonomi Negeri Paman Sam tidak secepat yang diperkirakan. Masih ada sedikit indikasi yang menunjukkan perlambatan, sehingga mengurangi kebutuhan bank sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif.

Jika The Fed benar-benar mengurangi kecepatan kenaikan suku bunga acuannya, maka akan menjadi sentimen negatif buat dolar AS, yang selama ini menjadi instrumen safe haven.

Selama ini penguatan greenback ditopang oleh kenaikan suku bunga acuan, yang ikut mengerek imbalan berinvestasi di Negeri Adidaya.

Pada perdagangan Senin, 26 November 2018, IHSG ditutup menguat 0,28 persen berakhir di level 6.022,77. Aktivitas perdagangan tergolong cukup ramai. Tercatat 9,61 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi Rp7,28 triliun.

Sebanyak 177 saham mengalami kenaikan, sementara 215 saham mengalami penurunan, serta 128 saham tidak mengalami perubahan harga. Selain itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan kemarin senilai Rp199,21 miliar.

Secara sektoral, penguatan dan pelemahan terbagi rata ke dalam masing-masing lima sektor. Tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu industri dasar (1,63 persen), properti (0,8 persen), dan keuangan (0,69 persen).

Adapun tiga sektor dengan penurunan terdalam yaitu pertambangan (-2,64 persen), pertanian (-1,15 persen), dan aneka industri (-0,62 persen).

Saham - saham yang mendorong IHSG pada perdagangan kemarin :

• PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) : 2 persen
• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) : 1,7 persen
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) : 1 persen
• PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) : 0,5 persen
• PT Charoen PokphandIndonesia Tbk (CPIN) : 3,2 persen

Analisis Teknikal IHSG

Illustration
Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang kecil menggambarkan IHSG mengalami pergerakan positif meskipun dalam rentang yang relatif terbatas.

Secara intraday, pergerakan IHSG terlihat sempat mondar-mandir dari zona hijau ke zona merah. Keberhasilan IHSG ditutup pada zona hijau sejatinya baru terjadi saat 45 menit menjelang penutupan perdagangan.

Indikator relative strength index (RSI) IHSG terpantau masih bergerak naik mengindikasikan IHSG sedang kembali dalam momentum positifnya.

Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi kembali melanjutkan kenaikan.

Kemudian kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup kompak menguat cukup signifikan diharapkan dapat menjadi sentimen positif yang kembali mengangkat IHSG pada hari ini.

Indeks Dow Jones menguat 1,46 persen, kemudian S&P500 naik 1,55 persen, dan Nasdaq Composite terakselerasi 2,06 persen.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.774,72

Up0,56%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,75%
Up17,40%
Up44,96%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.325,29

Up0,83%
Up4,01%
Up0,03%
Up5,83%
Up18,67%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753,58

Down- 0,20%
Up2,78%
Up0,01%
Up3,89%
Up18,25%
Up46,79%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.046,62

Up0,79%
Up2,84%
Up0,02%
Up3,11%
Down- 1,31%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.037,78

Up0,53%
Up3,62%
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua