ST012 Diborong Investor Rp8,6 Triliun, Kuota Pemesanan Bertambah Jadi Rp12 Triliun
Kuota pemesanan ST012 masih tersisa Rp3,36 triliun, atau tinggal sekitar 28% dari total kuota Rp12 triliun
Kuota pemesanan ST012 masih tersisa Rp3,36 triliun, atau tinggal sekitar 28% dari total kuota Rp12 triliun
Bareksa.com - Kuota nasional pemesanan Sukuk Tabungan (ST) seri ST012 naik dari target awal Rp10 triliun, kini menjadi Rp12 triliun. Penambahan kuota seiring nilai pemesanan ST012 yang sudah menembus Rp8,64 triliun hingga Selasa pagi (14/5), dengan rincian pemesanan ST012-T2 senilai Rp6,33 triliun dari kuota Rp8 triliun. Adapun nilai pemesanan ST012-T4 senilai Rp2,31 triliun dari kuota Rp4 triliun.
Sehingga sisa kuota pemesanan ST012T2 masih Rp1,67 triliun dan ST012T4 tersisa Rp1,69 triliun. Dengan begitu kuota pemesanan ST012 masih tersisa Rp3,36 triliun, atau sekitar 28% dari total kuota Rp12 triliun. Mulai hari ini, Selasa (14/5), kuota pemesanan ST012T2 bertambah Rp1 triliun dari sebelumnya Rp7 triliun jadi Rp8 triliun. Senada kuota pemesanan ST012T4 juga bertambah Rp1 triliun dari sebelumnya Rp3 triliun jadi Rp4 triliun.
Masa penawaran ST012 sudah berlangsung 19 hari sejak dibuka pada 26 April lalu, dan masih tersisa 15 hari lagi masa penawan hingga ditutup pada 29 Mei. Tingginya minat investor karena ST012 menawarkan imbal hasil menarik, yakni minimal 6,4% untuk ST012T2 dan minimum 6,55% untuk ST012T4, dengan kupon bersifat mengambang dengan batas miniml (floating with floor). Artinya kupon ST012 bisa naik saat suku bunga acuan Bank Indonesia naik, namun tidak bisa turun lebih rendah dari batas minimal.
Promo Terbaru di Bareksa
Pokok- pokok ketentuan dan persyaratan ST012 sebagai berikut:
Penerbit | Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia | |
Jenis Akad | Wakalah | |
Masa Penawaran | Pembukaan: 26 April 2024 pukul 09.00 WIB Penutupan : 29 Mei 2024 pukul 10.00 WIB | |
Tanggal Setelmen (Penerbitan) | 5 Juni 2024 | |
Bentuk dan Jenis SBSN | Tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), kepemilkan tidak dapat dialihkan dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption. | |
ST012T2 | Green Sukuk ST012T4 | |
Tenor | 2 (dua) tahun | 4 (empat) tahun |
Jatuh Tempo | 10 Mei 2026 | 10 Mei 2028 |
Minimum Pemesanan | Rp1 juta dan kelipatannya | |
Maksimum Pemesanan | Rp5 miliar | Rp10 miiar |
Imbalan | 6,4% p.a. | 6,55% p.a. |
Jenis Imbalan | Mengambang dengan imbalan/kupon minimal (floating with floor) dengan tingkat imbalan acuan BI Rate | |
Periode Penyampaian Minat Early Redemption | 25 April 2025 (09.00 WIB) s.d. 5 Mei 2025 (10.00 WIB) | 24 April 2026 (09.00 WIB) s.d. 4 Mei 2026 (10.00 WIB) |
Nominal Pengajuan Early Redemption | Rp1 juta dan kelipatannya | |
Nilai Maksimal Early Redemption | 50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing Mitra Distribusi | |
Setelmen Early Redemption | 10 Mei 2025 | 10 Mei 2026 |
Tanggal Pembayaran Imbalan | Tanggal 10 setiap bulan. Dalam hal tanggal 10 jatuh bukan pada hari kerja, maka akan dibayarkan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi. Hari kerja adalah hari dimana operasional sistem pembayaran diselenggarakan oleh Bank Indonesia. | |
Tanggal Pembayaran Imbalan Pertama | 10 Juli 2024 (Long Coupon) | |
Penetapan Hasil Penjualan | 3 Juni 2024 | |
Underlying Aset | BMN dan Proyek/Kegiatan Kementerian/Lembaga pada APBN 2024 |
Sumber : Kemenkeu
Minimum investasi di ST012 senilai Rp1 juta dan kelipatannya, dengan maksimal pembeliannya Rp5 miliar untuk ST012T2 dan Rp10 miliar untuk ST012T4. ST012 tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder (non tradable), namun memiliki fasilitas pencarian awal sebagian sebelum jatuh tempo (early redemption). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen (IHK) inflasi atau naik 3% pada April 2024 secara tahunan (YOY). Dengan begitu, setelah dipotong pajak 10% dan inflasi, maka imbal hasil riil ST012T2 menjadi 2,76% dan ST012T4 cuan riilnya 2,895%.
Angka itu jauh lebih menarik dari bagi hasil deposito syariah. Menurut laporan terbaru Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024, ekuivalen tingkat imbalan/bagi hasil bank umum syariah dan unit usaha syariah untuk deposito mudharabah rupiah tenor di atas 12 bulan di 6,02%. Setelah dipotong pajak 20% dan inflasi, maka imbal hasil riil deposito syariah 1,816%.
Imbal Hasil Riil ST012 vs Deposito Syariah
Instrumen | Imbal Hasil | Pajak | Imbal Hasil Bersih | Inflasi | Real Yield | Jaminan |
ST012T2 | 6,4% | 10% | 5,760% | 3% | 2,76% | Dijamin negara 100% |
ST012T4 | 6,55% | 10% | 5,895% | 3% | 2,895% | Dijamin negara 100% |
Deposito Syariah | 6,02% | 20% | 4,816% | 3% | 1,816% | Dijamin LPS maks Rp2 miliar dan bunga maks 4,25% |
Sumber : Kemenkeu, OJK, diolah Bareksa, inflasi YOY per April 2024
Perlu dicatat, tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk deposito atau simpanan rupiah di bank umum saat ini 4,25% untuk periode 1 Februari - 31 Mei 2024. Maksimum nilai simpanan atau deposito yang dijamin LPS ialah Rp2 miliar. Karena itu, jika tabungan atau deposito menawarkan bunga atau imbal hasil di atas 4,25% dan nilai di atas Rp2 miliar, maka tidak dijamin oleh LPS. Selain itu, bunga atau imbal hasil deposito dikenai pajak 20%. Adapun pajak imbal hasil ST012 hanya 10%.
Dari hasil simulasi, sebelum dikurangi inflasi, imbal hasil bersih investasi di ST012 jauh lebih menarik dibandingkan bagi hasil deposito syariah. Jika kamu investasi Rp100 juta di ST012T2, maka imbal hasil bersih yang kamu terima setelah dipotong pajak Rp480.000 per bulan. Adapun jika kamu investasi di nilai yang sama di ST012T4, maka Menteri Sri Mulyani akan mentransfer imbal hasil bersih ke rekeningmu Rp491.250 per bulan. Ini jauh lebih menarik dari deposito syariah dengan nilai investasi yang sama, sebab bagi hasil bersih yang kamu terima Rp401.333 per bulan.
Adapun jika kamu investasi senilai Rp5 miliar, maka Menteri Sri Mulyani akan mentransfer kupon Rp24 juta per bulan jika berinvestasi di RpST012T2 dan imbalan Rp24,56 juta per bulan jika kamu menempatkannya di ST012T4. Namun jika kamu menyimpannya di deposito syariah, maka bagi hasil bersih yang kamu terima Rp20,06 juta per bulan.
Simulasi Imbal Hasil Bersih ST012 vs Deposito Syariah
Nilai Investasi | ST012-T2 | ST012-T4 | Deposito Syariah |
Rp1.000.000 | Rp4.800 | Rp4.913 | Rp4.013 |
Rp10.000.000 | Rp48.000 | Rp49.125 | Rp40.133 |
Rp20.000.000 | Rp96.000 | Rp98.250 | Rp80.267 |
Rp50.000.000 | Rp240.000 | Rp245.625 | Rp200.667 |
Rp100.000.000 | Rp480.000 | Rp491.250 | Rp401.333 |
Rp1.000.000.000 | Rp4.800.000 | Rp4.912.500 | Rp4.013.333 |
Rp2.000.000.000 | Rp9.600.000 | Rp9.825.000 | Rp8.026.667 |
Rp5.000.000.000 | Rp24.000.000 | Rp24.562.500 | Rp20.066.667 |
Sumber : Kemenkeu, OJK, diolah Bareksa, inflasi YOY per April 2024
Cuan Riil ST012 vs Deposito Syariah Setelah Dikurangi Inflasi
Benarkah investasi di ST012 bisa melawan inflasi? Perlu dicatat, simulasi berikut hanyalah pengandaian untuk membuktikan bahwa investasi di ST012 terbukti jauh mengungguli angka inflasi. Karena itu, ST012 cocok dipilih sebagai instrumen investasi untuk melawan inflasi. Meski begitu, imbal hasil bersih yang diterima nasabah atau masuk ke rekening investor, adalah di simulasi sebelumnya yang hanya dipotong pajak.
Dari hasil simulasi, imbal hasil riil setelah dikurangi inflasi yang akan kamu dapatkan jika investasi Rp100 juta di ST012T2 ialah Rp230.000 per bulan. Adapun jika kamu investasinya di ST012T4, maka cuan riil yang kamu dapatkan dari Menteri Sri Mulyani ialah Rp241.250 per bulan. Ini merupakan imbal hasil riil, setelah dana hasil investasi kamu dipotong inflasi. Nilai itu jauh lebih menarik dari kamu menempatkannya di deposito syariah, sebab bagi hasilnya setelah dikurangi inflasi hanya Rp151.333 per bulan.
Kemudian jika kamu investasinya Rp5 miliar, maka cuan riil yang kamu dapatkan dari hasil investasi ST012T2 setelah dikurangi inflasi ialah Rp11,5 juta per bulan. Dengan nilai investasi yang sama di ST012T4, maka imbal hasil riil yang kamu terima setelah tergerus inflasi adalah Rp12,06 juta per bulan. Nilai itu juga jauh lebih menarik, ketimbang kamu menempatkannya di deposito syariah di mana bagi hasilnya setelah dipotong inflasi Rp7,56 juta per bulan.
Simulasi Imbal Hasil Riil ST012 vs Deposito Syariah
Nilai Investasi | ST012-T2 | ST012-T4 | Deposito Syariah |
Rp1.000.000 | Rp2.300 | Rp2.413 | Rp1.513 |
Rp10.000.000 | Rp23.000 | Rp24.125 | Rp15.133 |
Rp20.000.000 | Rp46.000 | Rp48.250 | Rp30.267 |
Rp50.000.000 | Rp115.000 | Rp120.625 | Rp75.667 |
Rp100.000.000 | Rp230.000 | Rp241.250 | Rp151.333 |
Rp1.000.000.000 | Rp2.300.000 | Rp2.412.500 | Rp1.513.333 |
Rp2.000.000.000 | Rp4.600.000 | Rp4.825.000 | Rp3.026.667 |
Rp5.000.000.000 | Rp11.500.000 | Rp12.062.500 | Rp7.566.667 |
Sumber : Kemenkeu, OJK, diolah Bareksa, inflasi YOY per April 2024
Sukuk Tabungan adalah salah satu jenis Surat Berharga Negara untuk masyarakat individu yang dikelola dengan prinsip syariah atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Sukuk adalah bukti kepemilikan sebagian aset negara yang disewakan kepada pemerintah dan bukan surat utang.
Sukuk Tabungan (ST), sesuai dengan namanya, memiliki sifat yang mirip dengan tabungan atau deposito bank, tetapi uang investor akan digunakan untuk membiayai proyek hijau (green projects) pemerintah.
Bareksa Midis SBN Terbaik
Sebagai informasi, Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Ayo segera investasi di SBN Syariah ST012 di Bareksa, jangan sampai kamu kehabisan kuota pemesanan!
(Rahmat Hidayat/AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.383,98 | 0,33% | 4,11% | 7,65% | 8,53% | 19,56% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,17 | 0,43% | 4,30% | 7,08% | 7,44% | 3,35% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.081,79 | 0,62% | 3,99% | 7,30% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.848,01 | 0,56% | 3,87% | 6,86% | 7,41% | 17,86% | 40,92% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.277,74 | 0,87% | 3,97% | 6,86% | 7,35% | 20,27% | 35,71% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.