BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Dibayangi Sentimen Perlambatan Ekonomi China Akibat Perang Dagang, Ini Arah IHSG

30 Oktober 2018
Tags:
Dibayangi Sentimen Perlambatan Ekonomi China Akibat Perang Dagang, Ini Arah IHSG
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Dampak perang dagang antara Amerika Serikat dengan China begitu berpengaruh terhadap dunia usaha di Negeri Panda

Bareksa.com - Mengawali perdagangan awal pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan hingga harus berakhir negatif. Sejumlah kabar negatif membuat investor memilih bermain aman dan kurang melirik pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sentimen negatif dari kawasan Asia berasal dari perkembangan ekonomi China. Biro Statistik Nasional China mencatat pertumbuhan laba industrial naik 4,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada September 2018 menjadi CNY 545,5 miliar. Laju pertumbuhan tersebut tidak sampai separuh dari pencapaian bulan sebelumnya dan menjadi yang paling lambat sejak Maret tahun ini.

Sepertinya dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China begitu berpengaruh terhadap dunia usaha di Negeri Panda. Maklum saja, AS merupakan pasar ekspor terbesar China. Tahun lalu, nilai ekspor China ke AS mencapai US$ 431,7 miliar atau 19 persen dari total ekspor kesuluruhan Negeri Tirai Bambu.

Promo Terbaru di Bareksa

Ketika sang konsumen terbesar (AS) mulai menutup diri, maka akan sangat mempengaruhi kinerja ekspor China. Akibatnya, dunia usaha terpukul dan laba mereka tergerus.
Sementara dari Eropa, krisis anggaran Italia masih menjadi masalah tersendiri.

Pelaku pasar mengkhawatirkan fiskal Negeri Pizza tahun anggaran 2019 yang dinilai terlalu agresif dengan defisit mencapai 2,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) yang menurunkan proyeksi (outlook) Italia dari stabil menjadi negatif. Menurut S&P, rencana anggaran ini akan membebani pertumbuhan ekonomi dan upaya menurunkan utang pemerintah.

Pada perdagangan Senin, 29 Oktober 2018, IHSG ditutup melemah 0,52 persen di level 5.754,61. Aktivitas perdagangan tergolong relatif sepi di mana tercatat 7,22 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi hanya mencapai Rp5,08 triliun.

Sebanyak 148 saham mengalami kenaikan, 249 saham mengalami penurunan, serta 112 saham tidak mengalami perubahan harga. Selain itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan kemarin senilai Rp131,72miliar.

Secara sektoral, mayoritas sekor berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin. Tiga sektor yang mencatatkan penurunan terdalam yaitu pertambangan (-1,8 persen), properti (-1,33 persen), dan keuangan (-0,98 persen).

Saham - saham yang membebani IHSG pada perdagangan kemarin :

• PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) : -2 persen
• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) : -1,3 persen
• PT United Tractors Tbk (UNTR) : -2,7 persen
• PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) : -3,2 persen
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) : -0,8 persen

Analisis Teknikal IHSG

Illustration
Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearish candle dengan short upper shadow yang menggambarkan IHSG mengalami pergerakan negatif meskipun sebelumnya sempat bergerak dalam zona hijau.

Adapun secara intraday, pergerakan IHSG sebenarnya mampu untuk di buka pada zona hijau pada awal pembukaan perdagangan, meskipun tidak lama setelah itu IHSG langsung berangsur mundur dan terus melemah hingga akhir perdagangan.

Indikator relative strength index (RSI) terpantau kembali bergerak turun mengindikasikan IHSG sedang kembali dalam momentum negatifnya. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini masih berpotensi mengalami tekanan.

Selain itu, kondisi Bursa Saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup kompak berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa kembali menjadi sentimen negatif yang membawa IHSG ke zona merah pada hari ini.

Indeks Dow Jones ditutup turun 0,99 persen, S&P500 melemah 0,66 persen, dan Nasdaq berkurang 1,63 persen.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua