Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Yield obligasi sempat meningkat 5,38 poin setelah kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal Maret 2005.
Yield obligasi sempat meningkat 5,38 poin setelah kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal Maret 2005.
Bareksa.com - Kenaikan harga BBM bersubsidi secara historis selalu diikuti dengan gelombang pasang naik yield obligasi 10 tahun, demikian ditunjukkan data Bareksa.com.
Yield obligasi 10 tahun sempat meningkat 5,38 poin hingga 15,67 persen pada 5 September 2005 setelah diumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal Maret 2005. Padahal pada awal Maret, masih berada di level 10,29 persen.
Kenaikan harga BBM ketika itu mendorong inflasi di bulan Maret menjadi 8,81 persen, seiring melonjaknya harga kebutuhan bahan pokok. Inflasi bahkan sempat mencapai 18,38 persen pada bulan November setelah harga BBM bersubsidi dinaikkan untuk kedua kalinya di bulan Oktober. Untuk meredam kenaikan inflasi, Bank Indonesia (BI) merespons dengan beberapa kali menaikkan BI Rate menjadi 12,75 persen dari sebelumnya 8,5 persen.
Seiring dengan kenaikan BI Rate, yield obligasi juga mengalami kenaikan.
Grafik: Pergerakan Yield Obligasi 10 Tahun Seiring Kenaikan Harga BBM
Sumber: Bareksa.com
Di bulan Mei 2007, yield obligasi kembali merosot hingga ke level 8,87 persen sejalan dengan penurunan BI Rate. Setelah inflasi normal, BI Rate diturunkan ke level 8,75 persen. BI Rate bergerak pada rentang 8-8,75 persen selama periode Mei 2007 - April 2008.
Ketika pemerintah kembali menaikkan harga BBM bersubsidi hingga 85,75 persen ke level Rp4.500 per liter pada akhir Mei 2008, inflasi kembali meningkat ke angka 12,14 persen di bulan September 2008. Untuk menekan inflasi yang kembali membubung itu, BI lagi-lagi menaikkan suku bunga acuan ke level 9,5 persen di bulan Oktober.
Kenaikan tersebut diikuti kenaikan yield obligasi. Pada bulan Oktober, yield obligasi mencapai level 19,52 persen.
Grafik: Pergerakan Inflasi Periode 2005-2014
Sumber: Bareksa.com
Pada kenaikan harga BBM bersubsidi di tahun 2013, kenaikan inflasi terjadi pada dua bulan pertama setelah harga dinaikkan. Inflasi bulan Juni dan Juli berada pada level 8,6-8,8 persen, lebih rendah dari angka Mei yang 5,9 persen. BI pun kembali terpaksa menaikkan BI Rate ke level 7,5 persen setelah selama dua tahun stabil di angka 5,75 persen. Dampaknya, yield obligasi kembali mengalami kenaikan 3,54 poin, menjadi 8,7 persen, di bulan September 2013. (kd)
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.186,7 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.168,55 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.138,7 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.018,22 | - | - | - | - | - |
ORI028T6
obligasi negara ritel
Imbal Hasil/Th
5,65%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 14 hari
Jangka Waktu
6 tahun
Terjual 11%
ORI028T3
obligasi negara ritel
Imbal Hasil/Th
5,35%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 14 hari
Jangka Waktu
3 tahun
Terjual 21%
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.