BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Vaksin Dorong Harga SBN, Reksa Dana Pendapatan Tetap Berpotensi Menguat

Hanum Kusuma Dewi14 Januari 2021
Tags:
Vaksin Dorong Harga SBN, Reksa Dana Pendapatan Tetap Berpotensi Menguat
Presiden Joko Widodo (tengah) bersiap disuntik dosis pertama vaksin COVID-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). ANTARA FOTO/HO/Setpres-Agus Suparto

Indeks saham menguat dorong reksadana saham; Nama dewan pengawas SWF sudah di DPR

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita dan informasi terkait ekonomi dan investasi yang disarikan dari berbagai media dan keterbukaan informasi Kamis, 14 Januari 2021.

Harga SBN

Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Senin (11/1/2021) mayoritas ditutup menguat, setelah proses vaksinasi virus corona (Covid-19) tahap awal dilakukan pada Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang menerima vaksin.

Dikutip CNBC Indonesia, mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) ramai dikoleksi oleh investor, kecuali SBN berseri FR0083 dengan tenor 20 tahun dan SBN seri FR0067 berjatuh tempo 25 tahun yang cenderung dilepas oleh investor.

Promo Terbaru di Bareksa

Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penurunan yield, tetapi tidak untuk yield SBN seri FR0083 yang naik 0,4 basis poin (bps) ke level 6,828 persen dan SBN Seri FR0067 yang naik 0,8 bps ke 7,313 persen.

Sementara itu, yield SBN berseri FR0082 dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 3,4 bps ke level 6,298 persen pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1 persen.

Menguatnya harga obligasi di pasar bisa mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap. Reksadana pendapatan tetap mayoritas portofolionya adalah instrumen surat utang atau obligasi.

Penguatan Indeks Saham

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang mencerminkan pasar saham Indonesia, berhasil menembus level 6.400 dan masih terus melanjutkan tren penguatan. Kinerja itu pun berhasil menjadikan indeks dengan penguatan terbaik di antara rekan indeks Asean lainnya.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (13/1/2021) IHSG parkir di level 6.435,205, naik 0,62 persen atau 39,53 poin. Investor asing masih membukukan beli bersih sebesar Rp992,84 miliar.

Adapun, sepanjang tahun berjalan 2021 IHSG telah menguat 7,63 persen. Kinerja itu merupakan penguatan indeks komposit terbaik di antara rekan Asean lainnya. Kinerja IHSG tepat di atas Vietnam (+7,44 persen) dan Thailand (+7,34 persen).

Dikutip Bisnis.com, Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan bahwa penguatan indeks berhasil didukung euforia vaksinasi Covid-19 pertama di Indonesia. Vaksinasi memberikan harapan terhadap pemulihan kegiatan masyarakat dan berujung pada pemulihan ekonomi dalam negeri.

Penguatan indeks saham memberikan dorongan bagi investasi berbasis saham, termasuk reksadana saham dan reksadana campuran. Kedua jenis reksadana ini memiliki aset saham di dalam portofolio mereka.

Sovereign Wealth Fund

Langkah pemerintah mendirikan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) makin tekat. Selasa (12/1) Menteri Keuangan Menkeu (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah mengirimkan daftar anggota Dewan Pengawas SWF ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin mengatakan daftar dana anggota Dewan Pengawas SWF diberikan oleh Menkeu atas nama pemerintah sebagaimana Surat Presiden (Surpres) RI Nomor R-03/Pres/01/2021.

“Sifatnya konsultasi akan melalui proses Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI. Nama-namanya (anggota Dewan Pengawas SWF) akan dibacakan di paripurna,” kata Aziz saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/1).

Aziz menyampaikan seluruh proses tersebut ditargetkan oleh DPR RI selesai di bulan ini. Sehingga diharapkan SWF bisa segera memulai kegiatan operasionalnya di periode akhir bulan ini. Dengan demikian, diharapkan SWF bisa menjadi alternatif pembiayaan pembangunan di Indonesia mulai 2021.

Pembentukan SWF atau LPI adalah hasil dari UU Cipta Kerja. Dengan adanya alternatif pembiayaan ini diharapkan pembangunan infrastruktur Indonesia semakin cepat, sehingga mendorong ekonomi dan memberikan lingkungan baik bagi investasi di sektor keuangan termasuk di pasar modal dan reksadana.

* * *


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua