BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Laporan Keuangan Q2-2018 Topang IHSG, Saham-Saham Ini Dapat Rekomendasi

Bareksa25 Juli 2018
Tags:
Laporan Keuangan Q2-2018 Topang IHSG, Saham-Saham Ini Dapat Rekomendasi
Sejumlah karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (24/5). Perdagangan IHSG ditutup menguat 2,67 persen atau 154,54 poin ke level 5.946,54. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Bahana Sekuritas menilai valuasi saham dalam IHSG sudah berada di level terendah 10 tahun

Bareksa.com -- Menjelang akhir Juli, sejumlah emiten telah mengumumkan laporan kinerja keuangan selama kuartal dua 2018. Sejatinya musim laporan keuangan ini menjadi katalis positif bagi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG), tetapi sentimen negatif dari global diperkirakan akan membatasi kenaikan indeks dalam pekan ini.

Pembalikan modal dari sejumlah negara Asia seperti India, Malaysia, Filipina, Indonesia dan negara lainnya, masih terjadi akibat perang dagang yang dimotori oleh Amerika dan China, ditambah lagi kebijakan bank sentral Amerika atau Federal Reserve yang diperkirakan bakal menaikkan bunga acuan melebihi ekspektasi pasar.

Keluarnya dana-dana asing dari pasar keuangan membuat indeks dan sejumlah mata uang Asia tertekan cukup dalam, termasuk Indonesia. Sejak Februari, indeks telah tertekan sebesar 14,3 persen dan rupiah telah mengalami depresiasi sebesar 5,6 persen. Padahal secara fundamental, perekonomian Indonesia tidaklah buruk dan masih menjanjikan return yang lebih baik dibandingkan negara lain.

Promo Terbaru di Bareksa

Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi menilai faktor domestik memperlihatkan trend membaik yang tercermin pada angka penjualan retail yang meningkat bukan hanya karena faktor musiman puasa dan Lebaran semata. Hal ini memperlihatkan tingkat konsumsi masyarakat yang semakin kuat. Kekhawatiran investor akan defisit neraca perdagangan terlalu berlebihan karena pada Juni lalu, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus tertinggi sejak September.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$1,74 miliar. Surplus neraca perdagangan ini memberi ruang bagi kebijakan moneter untuk menahan suku bunga acuan atau BI 7-days reserve repo tetap di level 5,25 persen dalam rapat Dewan Gubernur minggu lalu (19 Juli 2018), setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga total sebesar 100 basis point (bps) sejak April 2018 untuk menjaga volatilitas nilai tukar, meski perekonomian domestik memperlihatkan fundamental yang kokoh dan memperlihatkan trend membaik.

''Valuasi saham-saham kita sudah berada di level terendah, kalau melihat rasio harga saham terhadap pendapatan emiten pada umumnya, saat ini sudah berada di level terendah dalam 10 tahun terakhir. Di sisi lain, BI masih konsisten akan mengambil kebijakan menaikkan suku bila diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar, semestinya investor bisa melihat ini sebagai peluang untuk kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia,'' papar Wafi.

Dengan melihat perkembangan di global serta fundamental domestik, Bahana Sekuritas merekomendasikan beli saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan target harga Rp9.500 per lembar saham dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp27.600 per lembar saham karena valuasi kedua saham bank ini cukup atraktif. Bank Mandiri memperlihatkan trend kinerja positif setelah mampu mengatasinya masalah kredit bermasalah sehingga biaya pencadangan turun drastis yang berakibat pada peningkatan laba bersih perseroan. Sementara itu, BCA mampu mempertahankan biaya dana murah di tengah-tengah trend kenaikan suku bunga.

Seiring dengan semakin kuatnya konsumsi domestik, kinerja PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) akan diuntungkan. Bahana menargetkan harga RALS sebesar Rp1.570 per lembar saham seiring dengan transformasi bisnis yang dilakukan oleh manajemen dalam setahun terakhir. Target harga INDF dipatok sebesar Rp8.600 per lembar saham, sejalan dengan menguatnya permintaan atas barang konsumsi bergerak cepat atau fast moving consumer goods (FMCG). ERAA dipatok dengan target harga sebesar Rp4.000 per lembar, seiring prospek margin yang semakin baik, ditopang oleh penjualan Samsung dan iPhone keluaran terbaru serta Xiaomi yang masih menjadi incaran masyarakat kelas menengah bawah.

Selain itu, PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp7.800, juga memiliki prospek positif karena mayoritas unit bisnisnya mengalami pertumbuhan yang cukup baik termasuk PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan target harga Rp41.100 per lembar saham, yang ditopang oleh penjualan alat berat serta prospek industri pertambangan yang semakin baik dengan stabilnya harga komoditas global.

Saham PT HM. Sampoerna Tbk (HMSP) juga direkomendasikan beli dengan target harga Rp4.400. Dengan market share terbesar di industri rokok dan rata-rata harga penjualan rokok masih sesuai dengan daya beli masyarakat, margin HMSP diperkirakan lebih baik dibanding produsen rokok lainnya. Kemudian, PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan target harga Rp4.000 per lembar saham, juga cukup menjanjikan karena valuasi harga sudah berada di level terendah dibanding emiten telekomunikasi lainnya.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,46

Up0,53%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua