BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Schroders : Asing Kembali Masuk ke Pasar Saham Indonesia, Ini yang Dicari

23 Agustus 2018
Tags:
Schroders : Asing Kembali Masuk ke Pasar Saham Indonesia, Ini yang Dicari
Executive Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Management Indonesia Liza Lavina berbincang dengan wartawan di Jakarta, Kamis (23/8). (Issa Almawadi/Bareksa)

Saat ini net sell asing mencapai Rp51,78 triliun, valuasi IHSG dinilai sudah murah

Bareksa.com – Aksi jual (net sell) investor asing di pasar saham Indonesia terus berlanjut. Hingga Selasa, 21 Agustus 2018, nilai net sell asing telah mencapai Rp51,78 triliun.

Meski begitu, sejak Juli lalu ternyata asing secara perlahan kembali masuk ke pasar modal Indonesia.

Hal itu pun terlihat dari jumlah aset yang tercatat di C-BEST Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Per Juli 2018, aset asing mencapai Rp1.800,35 triliun atau untuk pertama kalinya naik setelah setiap bulan mengalami penurunan sejak Januari – Juni 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan data KSEI, aset asing yang per Januari 2018 mencapai Rp2.093,3 triliun terus turun setiap bulan. Mulai Februari menjadi Rp2.082,26 triliun lalu turun lagi pada Maret menjadi Rp1.940,01 triliun hingga Juni menjadi Rp1.763,79 triliun.

Jumlah Aset yang Teratat di C-BEST (dalam Triliunan Rupiah)

Illustration
Sumber: KSEI

Di balik kembalinya dana asing ke pasar saham, Executive Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia), Liza Lavina, punya jawabannya. Liza menilai, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mulai stabil.

Artinya, kata dia, rupiah tidak langsung turun atau naik tajam, tapi bergerak stabil pada kisaran yang ada.

“Jadi, faktor utama yang akan membuat dana asing masuk adalah stabilnya rupiah, bukan berapa nilai tukarnya,” ungkap Liza di Jakarta, Kamis, 23 Agustus 2018.

Net Trading Value per 21 Agustus 2018

Illustration

Sumber: BEI

Selama dana asing keluar dari pasar saham, pintu yang digunakan adalah saham-saham perbankan dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) besar. Menurut Liza, hal itu karena ada kekhawatiran atas kenaikan suku bunga yang akan menggerus net interest margin (NIM) bank.

Padahal, katanya, masih banyak bank besar yang punya income dari dana murah (tabungan dan giro). Di sisi lain, net sell pada saham bank wajar mengingat kepemilikan asing cukup besar dan saham-saham itu likuid.

“Pada intinya, bukan karena kebijakan emiten yang buruk,” imbuh Liza.

Valuasi IHSG Sudah Murah

Seiring dengan aksi jual asing, secara perlahan P/E Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terus tergerus. P/E IHSG per 21 Agustus 2018 mencapai 12,3 kali dari posisi akhir Desember 2017 yang sebesar 14,9 kali.

Melihat hal itu, Liza menyampaikan, karena asing sudah banyak menarik dananya ke luar, maka valuasi saham sudah murah.

“Bahkan, beberapa saham harganya sudah kembali ke masa 3-5 tahun yang lalu,” ujar dia.

Hingga 21 Agustus 2018, IHSG ada pada level 5.944,3 atau turun 6,47 persen secara year to date. IHSG sepanjang tahun ini pernah menyentuh level tertingginya 6.680,62 pada 29 Januari 2018 sebelum akhirnya terus turun dan sempat menyentuh level terendah 5.633,94 pada 3 Juli 2018.

Liza menyampaikan IHSG juga cukup rentan terhadap pergerakkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Terlebih, tahun ini ada rebalancing indeks MSCI dan masih ada potensi lagi China akan terus menambah daftar sahamnya di MSCI. Kondisi itu masih ditambah kedatangan salah satu IPO terbesar di dunia oleh Aramco.

Ke depan, Liza melihat, dengan semua kebijakan yang ada, seharusnya rupiah hanya naik secara perlahan.

“Mau berapa pun sepanjang kenaikan perlahan, maka market oke saja,” tambah Liza.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua