BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Harga Minyak Menguat Jelang Pertemuan OPEC dan Produsen Shale Oil

Bareksa06 Maret 2018
Tags:
Harga Minyak Menguat Jelang Pertemuan OPEC dan Produsen Shale Oil
Ilustrasi harga minyak mentah bensin (BBM) global naik. Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_bluebay'>bluebay / 123RF Stock Photo</a>

Harga minyak WTi dan Brent serentak menguat menjadi US$62,7 per barel dan US$65,77 per barel

Bareksa.com - Harga minyak mentah di pasar global menguat, menjelang pertemuan antara Organisasi Negara Produsen Minyak (OPEC) dan perusahaan minyak serpih (shale oil) di Amerika Serikat. Harga komoditas tersebut juga naik terdorong sentimen geopolitik di Timur Tengah.

Harga minyak West Texas (WTI) dan Brent serentak menguat pada penutupan perdagangan tadi malam, Senin (5 Maret 2018). Harga minyak WTI naik 1 persen menjadi US$62,7 per barel dan Brent naik 2 persen menjadi US$65,77 per barel.

OPEC dan sejumlah perusahaan shale oil mengadakan pertemuan di Houston, Amerika Serikat pada Senin. Pertemuan itu memberikan efek psikologis kepada pelaku pasar akan adanya kompromi antara dua pihak yang selama ini saling bersaing.

Promo Terbaru di Bareksa

Hal ini meningkatkan harapan bahwa mereka akan membahas lebih lanjut terkait pemangkasan produksi dalam mengatasi kelebihan pasokan (oversupply) minyak mentah global. Seperti diketahui, kelebihan pasokan ini yang menyebabkan harga minyak tidak mampu naik ke atas US$100 per barel.

Illustration

Mengutip Reuters, Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo dan pejabat OPEC akan mengadakan makan malam dengan perusahaan minyak serpih Amerika Serikat di acara CERAWeek, yang merupakan konferensi industri energi terbesar dunia.

Kenaikan harga minyak ini juga ditambah dengan adanya penghentian sementara operasi ladang minyak terbesar milik Libya, mengingat Libya juga merupakan salah satu anggota OPEC. Selain itu, potensi risiko geopolitik di timur tengah juga memicu spekulasi akan terjadinya penurunan pasokan minyak mentah dunia.

Seperti diketahui, memang negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC sudah memutuskan untuk melakukan pemangkasan produksi minyak tahun lalu dan akan dijalankan hingga akhir 2018 untuk menurunkan kelebihan pasokan. Namun, keputusan ini belum dijalankan secara maksimal oleh negara-negara anggota OPEC yang masih berambisi untuk menjaga pangsa pasar, menimbang peningkatan produksi oleh produsen shale oil Amerika Serikat.

Bahkan, keadaan oversupply minyak diperkirakan semakin parah setelah diberitakan bahwa perusahaan minyak serpih AS menambahkan 1 rig minyak pada minggu lalu, sehingga total mencapai 800 rig, dan merupakan level tertinggi sejak April 2015. Keadaan inilah yang masih menjadi katalis negatif pergerakan harga minyak saat ini.

Pada dasarnya, harga minyak berpengaruh dan memiliki korelasi positif pada pertumbuhan ekonomi global. Sebab, minyak merupakan sumber energi utama bagi industri dunia.

Jika harga sumber energi ini naik, maka biaya produksi bagi industri global akan naik. Jika terjadi demikian maka industri global juga akan menaikkan harga barang jadinya. Dengan asumsi daya beli tetap, konsumen akan tetap mampu untuk membeli barang jadi tersebut. Jika hal ini dapat terjadi secara berkelanjutan, maka akan menciptakan pertumbuhan ekonomi secara global dan berkelanjutan pula. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua