BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Lima Hal yang Dicermati Investor Pekan Ini

05 Maret 2018
Tags:
Lima Hal yang Dicermati Investor Pekan Ini
European Central Bank President Mario Draghi attends the monthly ECB news conference in Frankfurt (REUTERS/Ralph Orlowski)

Salah satunya soal kapan Bank Sentral Eropa akan mengakhiri program stimulusnya

Bareksa.com - Pasar keuangan global akan mencermati beberapa hal yang akan terjadi pada pekan ini, yang pertama fokus pada pertemuan Bank Sentral Eropa pekan ini mengenai kapan bank sentral berencana untuk mengakhiri program stimulus ekonomi besarnya.

Kemudian dari Asia, para pelaku pasar akan memperhatikan keputusan kebijakan moneter dari Bank of Japan untuk mengetahui kapan akan mulai menarik stimulus.

Sementara itu, investor akan mengawasi laporan pekerjaan bulanan Amerika Serikat (AS) untuk mengukur bagaimana dampaknya terhadap pandangan The Fed untuk menentukan kebijakan moneter di bulan-bulan mendatang.

Promo Terbaru di Bareksa

Selanjutnya dari Inggris, investor akan fokus pada laporan aktivitas di sektor jasa dominan untuk indikasi lebih lanjut mengenai kesehatan ekonomi dan kemungkinan Bank of England menaikkan suku bunga tahun ini.

Selain itu pelaku pasar juga akan melihat ke depan untuk angka perdagangan bulanan Cina di tengah sinyal baru-baru ini bahwa momentum negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut tetap kuat.

Untuk lebih rincinya, berikut beberapa peristiwa penting yang kemungkinan besar akan mempengaruhi pasar pada pekan ini :

1. Pertemuan Kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB)

Bank Sentral Eropa secara umum diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunganya pada level yang rendah saat ini. ECB juga tidak membuat perubahan pada panduannya mengenai kebijakan yang akan diambil untuk masa depan ketika mengadakan pertemuan kedua tahun ini yang dijadwalkan pada pukul 12.45 pada hari Kamis waktu setempat.

Presiden ECB Mario Draghi akan mengadakan konferensi pers secara tertutup tepat 45 menit setelah pengumuman tarif. Bagaimana dia melihat tanda-tanda adanya inflasi di bawah perkiraan dan petunjuk kapan bank sentral berencana untuk menghentikan program stimulus senilai 2,5 triliun euro akan menjadi penting dalam pandangannya.

ECB juga akan mengungkap proyeksi makroekonomi baru, namun sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan bahwa mereka tidak mungkin menawarkan banyak kejutan karena pertumbuhan dan inflasi secara umum berada pada jalur yang sama seperti sebelumnya.

Bank sentral memangkas pembelian obligasi bulanannya dari 60 miliar euro menjadi 30 miliar euro pada bulan Oktober, namun terus memperpanjang program tersebut sampai akhir September 2018 dengan alasan meredam tekanan harga.

Ekonomi kawasan euro sedang mengalami ekspansi terluas dalam satu dekade terakhir. Namun tekanan inflasi tetap lemah, dengan tingkat utama turun bulan lalu ke level terendah sejak 2016, sehingga menggarisbawahi kehati-hatian ECB dalam menghapus stimulusnya.

2. Pengumuman Kebijakan Bank of Japan (BoJ)

Bank Sentral Jepang juga terlihat mempertahankan kebijakannya pada review suku bunga yang terjadi dua hari lalu pada hari Jumat, termasuk komitmen untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga jangka pendek di level -0,1 persen, sambil menciptakan gambaran ekonomi yang sedikit lebih baik.

Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda akan menggelar jumpa pers kemudian untuk membahas keputusan tersebut. Komentarnya akan dipantau secara cermat untuk wawasan baru tentang pandangannya mengenai inflasi dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kebijakan stimulus saat ini.

Investor juga akan melihat komentar mengenai yen, mengingat lonjakan yang terjadi baru-baru ini terhadap dolar AS.

Ada beberapa indikasi baru-baru ini bahwa bank sentral menetapkan dasar untuk memulai diskusi mengenai program pelonggaran kuantitatifnya yang berliku berkat prospek ekonomi yang membaik dan petunjuk kenaikan inflasi.

3. Laporan Ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS)

Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis laporan nonfarm payrolls untuk bulan Februari pada pukul 8.30 pada hari Jumat waktu setempat, dan akan menjadi perhatian lebih untuk apa yang digambarkannya tentang upah dibandingkan pertumbuhan lapangan kerja.

Perkiraan konsensusnya adalah data tersebut akan menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja 204.000, setelah menambah 200.000 posisi di bulan Januari. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan turun ke level terendah dalam 17 tahun terakhir di level 4 persen dari sebelumnya 4,1 persen.

Sebagian besar fokus kemungkinan akan mengarah pada angka rata-rata pendapatan per jam yang diperkirakan akan naik 0,3 persen, mengikuti kenaikan serupa bulan sebelumnya. Secara tahunan upah diperkirakan naik 2,9 persen. Sebuah kenaikan gaji bisa menjadi tanda awal untuk inflasi yang lebih tinggi, mendukung kenaikan suku bunga yang lebih tinggi di bulan-bulan mendatang.

Selain berbagai data tersebut, pasar juga akan memperhatikan komentar dari beberapa pembicara The Fed minggu ini karena pandangan mereka mengenai kenaikan inflasi baru-baru ini dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kebijakan moneter

Dalam sidang kongres pertamanya sebagai kepala The Fed pekan lalu, Jerome Powell berjanji untuk mencegah ekonomi dari overheating, sambil tetap berpegang pada rencana untuk menaikkan suku bunga secara bertahap. Komentar itu memicu spekulasi di pasar saham bahwa pengetatan kebijakan moneter AS tahun ini akan terjadi lebih cepat dari perkiraan.

Memang banyak ekonom sudah mulai meramalkan kenaikan empat tingkat tahun ini, dibandingkan dengan tiga the Fed yang saat ini diprediksi. The Fed dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada bulan Maret, tepatnya tanggal 20 dan 21 mendatang, dengan perkiraan 85 persen kemungkinan terjadi kenaikan suku bunga pada pertemuan tersebut, menurut Investing.com's Fed Rate Monitor Tool.

Di tempat lain, berita dari Washington D.C. diperkirakan akan membuat investor tetap waspada, setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif pada aluminium dan baja akhir pekan lalu. Selain itu dia terus menekan mitra dagang pada hari Sabtu dengan mengancam produsen mobil Eropa dengan pajak impor.

4. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Jasa Inggris

Sebuah survei di sektor jasa raksasa Inggris yang dijadwalkan pada pukul 09.30 pada hari Senin waktu setempat diperkirakan akan meningkat menjadi 53,3 dari hasil bulan sebelumnya sebesar 53.

Sementara itu, ekonomi Inggris terlihat tertinggal dari pemulihan global. Ia bertahan lebih baik dari perkiraan suram yang dibuat pada saat pemungutan suara 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa.

Bank of England mempertahankan suku bunga stabil bulan lalu, namun mengisyaratkan kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih cepat dan lebih dari yang diperkirakan beberapa bulan yang lalu karena berusaha untuk terus mengendalikan inflasi.

Faktor politik juga cenderung menjadi fokus, terutama dengan negosiasi Brexit memasuki fase penentuan. Perdana Menteri Inggris Theresa May mendesak Uni Eropa pada hari Jumat untuk menunjukkan lebih banyak fleksibilitas dalam pembicaraan mengenai hubungan masa depan, dengan mengatakan bahwa Inggris siap untuk menelan "fakta-fakta keras" Brexit namun tidak percaya bahwa mereka mencegah kesepakatan perdagangan yang berhasil.

5. Angka Perdagangan Cina

Cina akan merilis angka perdagangan bulan Februari sekitar pukul 03.00 pada hari Kamis. Ekspor diperkirakan naik 13,9 persen dari tahun sebelumnya, menyusul kenaikan 11,1 persen pada bulan sebelumnya. Sementara impor diperkirakan akan meningkat 9,7 persen, setelah melonjak 36,9 persen di bulan Januari.

Selain itu, pada hari Jumat, negara Asia juga akan mempublikasikan data inflasi konsumen dan harga produsen bulan Februari. Laporan tersebut diperkirakan menunjukkan bahwa harga konsumen naik 2,4 persen bulan lalu, sementara harga produsen diperkirakan akan meningkat 3,8 persen.

Perekonomian Cina tumbuh 6,8 persen pada kuartal keempat 2017 YoY, ditopang oleh rebound di sektor industri, pasar properti yang tangguh dan pertumbuhan ekspor yang kuat.

Disamping itu, investor juga ingin melihat bagaimana produsen baja terbesar di dunia itu bereaksi terhadap rencana Trump untuk mengenakan tarif impor yang berat pada baja dan aluminium. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua