BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Direksi Jual-jual Saham BCA, Apa Dampaknya terhadap BBCA?

Bareksa18 September 2017
Tags:
Direksi Jual-jual Saham BCA, Apa Dampaknya terhadap BBCA?
Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja (ketiga kiri) bersama Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith Galbraith (kedua kiri), dan Presiden Komisaris BCA D.E. Setijoso (kanan) memberikan keterangan kepada media tentang Laporan Keuangan Semester I 2017 di Jakarta, Kamis, 27 Juli 2017. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Buy on weakness saham BBCA di kisaran Rp 18.750 – Rp 18.775 per saham

Bareksa.com - Adanya penjualan saham yang dilakukan oleh beberapa direksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), menurut analis senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, masih wajar. Sebab penjualan saham itu untuk kepentingan pribadinya masing-masing.

“Dan bukan diartikan kurangnya andil dari beberapa direksi tersebut terhadap perkembangan BBCA ke depannya,” ujar Reza, dalam analisnya, Senin, 18 September 2017.

Menurut Reza, per Juni 2017, kepemilikan Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BBCA mencapai 0,04 persen dengan jumlah lembar saham 8,8 juta lembar. Kemudian Direktur BCA, Henry Koenaifi, tercatat mengepit 925,26 ribu lembar saham BBCA, serta Subur Tan memiliki 3,3 juta lembar saham bank swasta terbesar di Indonesia tersebut.

Promo Terbaru di Bareksa

“Dengan demikian, adanya penjualan tersebut tidak banyak mempengaruhi besaran persentase kepemilikan para direksi tersebut terhadap susunan pemegang saham. Bahkan terhadap kinerja keuangan pun juga tidak banyak berimbas,” ungkap Reza. (Baca juga : Gangguan Satelit Telkom 1, 5.700 ATM BBCA Kembali Pulih)

Kinerja Keuangan BBCA

BBCA hingga semester I 2017 membukukan laba Rp 10,5 triliun atau naik 10 persen dibanding pencapaian periode yang sama tahun lalu Rp 9,6 triliun. Salah satu pendongkrak pertumbuhan laba BBCA antara lain dari menurunnya biaya pencadangan.

Menurut Reza, pos ini menurun 53,3 persen per Juni 2017 menjadi Rp 936 miliar dari Rp 2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan kata lain, potensi akan terjadinya kredit macet kian menurun. BBCA tetap berupaya mencoba mengendalikan biaya operasional guna menekan tergerusnya laba.

“Selain itu, juga akan meningkatkan volume usaha atau pertumbuhan kredit perseroan,” ujarnya.

Selain penurunan pencadangan, kata Reza, laba BBCA juga ditopang oleh biaya pendapatan. Pendapatan bunga bersih dan pendapatan lainnya yang naik 4,9 persen menjadi Rp 27,4 triliun di semester I 2017 dibanding periode tahun lalu Rp 26,1 triliun. (Lihat juga : Pemulihan ATM Berlanjut, BCA Masih Gratiskan Biaya Tarik Tunai di ATM Bank Lain)

Pendapatan bunga bersih pun masih berkontribusi sebesar 74,3 persen terhadap total pendapatan operasional yang mencapai Rp 27,41 triliun. Sementara itu, penyaluran kredit BCA tercatat tumbuh 11,9 persen secara tahunan menjadi Rp 433,61 triliun pada paruh pertama tahun lalu.

Saham BBCA Sebulan Terakhir
Illustration
Sumber : Bareksa.com

Kinerja Saham BBCA

Menurut Reza, saat ini BBCA ditransaksikan di kisaran Rp 18.825 – Rp 19.025 per saham dengan terjadinya penurunan. Kebetulan penurunan terjadi setelah para direksi BBCA melakukan aksi jual periode 13 - 14 September lalu. “Adanya imbas dari kondisi pasar yang dibarengi dengan aksi profit taking membuat laju BBCA menjadi turun,” ujarnya.

Meski begitu, kata Reza, tren yang terjadi masih cenderung sideways selama beberapa pekan terakhir. “Buy on weakness di kisaran Rp 18.750 – Rp 18.775 per saham dengan asumsi mampu bertahan di atas Rp 18.700 per saham. Level support Rp 18.675 – Rp 18.700 per saham dan resisten Rp 18.975 – Rp 19.100 per saham,” ungkapnya. (Baca juga : Bukukan Laba Rp 10,5 Triliun di Semester I 2017, Ini Kinerja Saham BBCA)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,31

Up0,39%
Up5,52%
Up9,61%
Up9,80%
Up18,65%
Up8,33%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,14

Up0,48%
Up5,03%
Up8,78%
Up9,09%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,54

Up0,43%
Up4,50%
Up9,58%
Up9,96%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,31

Up0,90%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua