Antisipasi Likuiditas Mengetat, BCA Naikkan Bunga Deposito
Namun perseroan masih bisa membukukan pertumbuhan laba double digit

Namun perseroan masih bisa membukukan pertumbuhan laba double digit
Bareksa.com – Demi menjaga likuiditas untuk mengantisipasi naiknya permintaan kredit, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) rela menambah beban bunga. Langkah ini dilakukan dengan mengerek tingkat suku bunga simpanan berjangka alias deposito. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, pihaknya menyesuaikan tingkat bunga deposito hingga 1 persen dalam 6 bulan tahun ini. Alasannya, BCA memperkirakan ekonomi Indonesia membaik tahun ini dan mendorong proyek-proyek infrastruktur berjalan.
“Jadi, kami antisipasi likuiditas mengetat. Kami adjust bunga deposito 1 persen walaupun masih di bawah industri. Tapi ternyata masyarakat merespons positif sehingga meningkatkan pertumbuhan deposito kami,” ujar Jahja dalam paparan kinerja keuangan BCA semester I 2017 di Jakarta, Kamis, 27 Juli 2017.
Hingga Juni tahun ini, deposito BCA tumbuh 33 persen atau setara dengan Rp 36,01 triliun menjadi Rp 145,29 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, simpanan deposito BCA sebesar Rp 109,28 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Meski begitu, lanjut Jahja, porsi dana murah (tabungan dan giro) BCA masih tetap mendominasi dengan nilai Rp 426,9 triliun atau berkontribusi 74,6 persen dari total dana pihak ketiga (DPK). Pada periode ini, total DPK BCA mencapai Rp 572,25 triliun atau naik 16,7 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 490,56 triliun.
Salah satu permintaan kredit yang mulai meningkat adalah kredit korporasi. “Kredit korporasi mulai banyak permintaan baru, sebagian besar untuk modal kerja atau antisipasi investasi. Kami juga mendapat limpahan kredit dari bank lain yang likuiditasnya ketat,” imbuh Jahja.
Dari total kredit BCA hingga Juni, kredit korporasi memang yang tumbuh paling tinggi. Nilainya mencapai Rp 160,74 triliun atau naik 18,7 persen dari periode sama tahun lalu Rp 135,39 triliun. Adapun total kredit BCA mencapai Rp 433,61 triliun atau naik 12 persen dari Rp 387,09 triliun.
Tabel: Komposisi Kredit BCA Juni 2016 Vs Juni 2017

Sumber: Materi presentasi perseroan
Untungnya, meski menambah beban bunga, BCA tetap membukukan pertumbuhan laba dua digit. Nilainya mencapai Rp 10,5 triliun atau tumbuh 10 persen dari periode sama tahun lalu Rp 9,6 triliun.
Jahja menerangkan, pertumbuhan laba terdorong rendahnya beban pencadangan. “Pendapatan bunga bersih memang tertekan karena bunga deposito naik dan persaingan kredit ketat. Tapi kami berhasil menurunkan beban pencadangan,” ucap Jahja.
Catatan BCA, beban pendangan turun dari Rp 2,01 triliun menjadi Rp 936 miliar. Namun BCA juga harus rela mencatat sedikit kenaikan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) dari 1,4 persen pada Juni 2016 menjadi 1,5 persen.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.202,31 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,14 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,54 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,31 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.